chapter five

1 1 0
                                    

"Ah bisa gila gue kalo sekolah tiap hari dapet hukuman Mulu gegara telat" runtuknya dengan pandangan mata yang terus menerus mengabsen deretan kendaraan didepannya.

Kemudian ia melirik arloji ditangannya yang kini sudah menunjukkan pukul 7:55 yang artinya setengah jam lagi akan bel masuk. Dan kini matanya masih sibuk mencari keberadaan angkot Oren yang sering ia pinjam jasanya untuk berangkat sekolah. Namun sang angkot sampai saat ini tak kunjung menampakkan dirinya dan itu membuat bibir Alexa tak bisa diam sambil komat-kamit gak jelas.

"Lagian Alarm gue kenapa gak kedengeran si padahal volume nya udah jebol, se-tuli itu kah saye? Terus juga kenapa si Allen gak mau ngajakin gue pergi bareng?! Amboii kesel Nye saye!" Logat alay bin lebay Alexa muncul sambil terus memikirkan masalah alarm nya, ia berjalan menjauh dari aspal jalanan dan kemudian ia mendudukkan tubuhnya diatas batu besar pinggir jalan.

Disaat tengah sibuk meruntuki telinga nya yang dianggapnya tuli, sebuah sepeda motor berhenti tepat di hadapan nya. Alexa menatap sang empunya motor dengan heran. Kemudian matanya melirik tanpa minat kearah pengguna motornya.

Wajah Reggyan muncul dibalik helm hitam full face nya dengan senyuman mengejek sambil memperhatikan wajah Alexa yang memerah akibat berjemur dipinggir jalan. Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone miliknya.

"Yahahhaha.....kasian yang nyari angkot tapi gak kunjung dapet....jadi ngedeprok dipinggir jalan kek gembel chek!" Ujar Reggyan sambil menyoroti wajah Alexa dengan kamera handphone miliknya.

Alexa yang tak terima wajahnya direkam pun dengan senang hati menampol kepala Reggyan dengan kasar lalu melangkahkan kakinya melewati Reggyan yang sedang melihat nya dengan tatapan tajam.

Alexa memasuki angkot dengan kesal lalu bersandar di pojok belakang dan menggeser kaca jendela angkot dengan sebelah tangannya. Reggyan masih terus memperhatikan gerak-gerik Alexa sejak pertama memasuki angkot hingga pandangannya melotot kala Alexa mengacungkan jari tengah kearahnya dengan ekspresi ternyolotnya.

"Sialan tu cewek..semoga gue gak jadi bego gegara ditampol tu cewek" Reggyan memakai helm nya kembali dan lanjut mengendarai motornya menuju sekolah.
.
.
.
Tepat lampu merah didepannya menyala Reggyan menghentikan laju motornya. Tatapannya melirik kearah samping dimana terdapat angkot yang kini ditempati oleh Alexa. Tertampang jelas manik mata Alexa yang tertutup membuat senyuman smirk di
wajah Reggyan muncul.

Tanpa aba-aba Reggyan menyentil dahi Alexa sekilas sebelum ia lanjut melanjutkan perjalanan nya menuju sekolah karena lampu merah sudah berganti menjadi hijau. Tampak dari kaca spion motornya Reggyan melihat wajah Alexa yang memerah dan itu tentu membuat Reggyan tertawa kegirangan karena berhasil membalas perbuatan Alexa kepadanya beberapa menit yang lalu.
.
.
.
.
Disekolah

"Sa belakangan ini gue gak liat Lo bawa motor deh. Motor Lo kemana anjir?" Tanya Allen bingung

"Lah iya ya gue kan ada motor...anjir gue lupa tu motor dimana" Allen melotot tak percaya kemudian menabok lengan Alexa kencang.

"Aduhh ngapa si? sakit anjeng" runtuk Alexa sambil mengelus-elus tangannya

"Pea Lo ya? Itu motor anjir bukan maenan. Pele banget sampe lupa naro, kalo misalnya tu motor ilang gimana anjir? Lo mau naek angkot terus-terusan? yang ada buang-buang duit, mending Lo pake buat makan. Lagian kan kalo naek motor beli bensin ceban juga gak bakal abis seharian lah kalo naek angkot, Lo ceban bolak balik ngabisin duit" omel Allen kesal dengan malas ia keluar kantin dan kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Alexa pun menyusul langkah Allen dengan pelan sambil terus memikirkan dimana terakhir kali ia menaruh motornya.

"Anjirlah gue lupa... Kan waktu itu gue titipin di warkop pinggir jalan" ujarnya sambil terus meruntuki kebodohannya.

Hidden Broken ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang