Arin dan Neevan sudah tampak semakin akrab. Bahkan saat ini, keduanya sudah duduk dengan bebas di lantai ruang ekskul musik.
Neevan dan Arin tampak tertawa. Dengan Neevan yang aktif bercerita dan Arin yang tak berhenti tertawa meski wajahnya sudah sangat merah.
Sampai Joy datang menghampiri membuat kedunya jadi fokus kembali.
"Kalian udah banyak latihan kan?"
Pertanyaan itu langsung membuat Arin terdiam, wajahnya pun jadi memanas mengingat hari pertama latihan mereka yang batal sebab insiden berguling di anak tangga itu.
"Hey Rin,?!
Arin tersadar, "Eh iya kak?"
"Latihannya udah mantap kan," Tanya Joy lagi.
Kali ini Arin mengangguk mantap, "Udah kok kak kita sering banget latihannya. Ya...walaupun gak yakin bakal jadi pemenang sih heheh"
Joy ikut tertawa kecil, "Gak apa apa keleus. Yang penting jadi best couple deh," kata Joy lagi membuat mata Arin dan Neevan refleks membesar.
"Santai aja kali HHAHAHAHA.."
Hem..kakak kelasnya itu tertawa gila lagi.
^_^
Arin menumpukan wajahnya pada telapak tangan lalu menghela nafas panjang.
Daisha di sampingnya mengerutkan alis dalam.
Nih cewek kenapa lagi?
"Hufth.....," Gadis itu lagi lagi menghela nafas. Membuat Daisha yang tak tahan langsung menimpuk kepala gadis itu pelan.
"Kenape lu?" tanyanya langsung membuat Arin tersadar jadi menegakkan duduk.
"Hem?," Arin menatap satu-satu kelima sahabatnya. "Gak sih. Gue cuma sedih PLS udah mau selesai. Padahal seru gitu loh,"
Ghina yang duduk tak jauh darinya mendecih. "Gue sih pengen ini cepet-cepet selesai." Katanya lalu tak peduli lagi.
Arin menghela nafas lagi.
Ia benar benar sedih PLS akan berakhir.
Tapi kenapa ya?
^_^
a/n
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Star
Teen FictionArin Gabriella tuh tipe tipe cewek humble yang ramah sama semua orang. Contoh, lagi nunggu di tempat umum and gak kenal siapa siapa. Nah Arin pasti ngajak ngomong tuh daripada diem-dieman kek orang musuhan, kata Arin gitu. Juga tipe cewek gak tau...