bertemu

163 29 0
                                    

"Oi!"

Hyunjin menoleh dengan napas terengah-engah. Dia baru saja berlari, tapi larinya terhenti lantaran kakinya sudah tak sanggup. Hyunjin sangat lelah. 

Hyunjin tidak terbiasa. Ia membenci hal seperti ini, mengeluarkan keringat dan jerih payah untuk hal yang melelahkan. Ditambah lagi seseorang memanggilnya dengan cara yang tidak sopan untuk orang yang tidak saling mengenal.

"Terlambat juga?"

Bodoh! Kalo ga terlambat, aku sekarang udah di kelas.

Hyunjin ingin mengatakan itu. Namun, ia terlalu malas. 

"Kalo orang ngomong tuh dijawab."

Hyunjin baru menyadari seragam yang mereka pakai itu sama. Artinya mereka satu sekolah. Tapi Hyunjin belum pernah melihatnya.

"Jeongin. Yang Jeongin."

Jeongin mengajak Hyunjin berkenalan. Pada akhirnya, Hyunjin yang tidak minat dengan manusia bermata rubah itu membalas jabatan tangan Jeongin. Meskipun tidak lebih dari 5 detik.

"Hwang Hyunjin."

Jeongin tersenyum.

"Oke, Hwang-"

"Hyunjin aja."

Jeongin mengangguk dengan mulut berbentuk O.

"Oke, Hyunjin-"

Sial. Karena ladenin bocah ini, aku sampe lupa aku telat.

Hyunjin mengambil ancang-ancang untuk kembali berlari. Namun, manusia bermata rubah yang memiliki nama Jeongin itu menahan pundaknya.

"Tenang aja. Kamu punya alasan biar ga kena marah."

Hyunjin bernafas lega setelah keluar dari ruangan kepala sekolah. Ia sangat jarang atau malah nyaris tidak pernah ke ruang kepala sekolah semenjak memasuki jenjang SMA.

"Oke, sekarang anterin aku ke kelas."

Hyunjin mengangkat pandangannya. Matanya bertemu dengan mata Jeongin. Ia tidak tahu harus berterimakasih atau tidak ke bocah itu.

Benar saja, Jeongin mempunyai alasan sehingga ia tidak kena marah apalagi pengurangan poin.

"Hwang Hyunjin, kenapa kamu telat-"

"Dia yang anterin saya, Pak. Saya sempet nyasar."

Begitu kata Jeongin tadi. Hyunjin tidak bicara apapun di dalam ruangan itu. Ia hanya menemani Jeongin.

Hari itu berjalan normal bagi keduanya. Namun, keduanya tidak menyadari, bahwa ini bukanlah awal dari kisah mereka. 

piano | hyunjeong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang