Halo kembali lagi :)
Jangan lupa vote!Sekarang kita tidak panggil Rania lagi, tapi Ziya, oke?
Ziya POV
Hingga, aku berusia delapan bulan, dan aku tahu siapa mereka berempat.
Mereka, adalah saudara laki-lakiku.
Aku diberi anugerah empat kakak laki-laki tampan. Aku memang menginginkan kakak laki-laki di kehidupan lama, dan sekarang aku diberi empat sekaligus.
Sebuah kenikmatan jika aku tumbuh dewasa dengan memandangi keempat wajah tampan mereka. Eit, tepatnya delapan wajah tampan karena kakakku memiliki pelayan pribadi masing-masing yang juga tampan, hehe.
Aku akan jelaskan sedikit tentang kami.
Kakak pertamaku bernama Ekata Chandrajaya. Dia berusia tujuh tahun. Rambut serta matanya berwarna cokelat gelap. Ketika datang menemuiku untuk bermain bersama, dia selalu membawa beberapa buku.
Bisa dikatakan dia lebih pintar daripada anak sebayanya. Ekata juga orang yang penuh kasih sayang dilihat dari caranya bermain bersamaku. Nama pelayan pribadinya adalah Seta.
Selanjutnya, kakak keduaku bernama Janu Chandrajaya. Usianya lima tahun. Matanya hitam tajam dengan warna rambut senada yang sedikit keriting. Dialah yang sering mengunjungi kamarku dengan sembunyi-sembunyi.
Kadang dia menatapku dengan sayang, namun kadang menatap dengan kebenciaan. Kak Janu orang yang aneh menurutku. Agak sulit membaca tingkah laku anak ini. Oh iya, nama pelayan pribadi Kak Janu adalah Rekta.
Berikutnya adalah kakakku yang kembar tak seiras, yaitu Farraz Chandrajaya dan Kaivan Chandrajaya. Usia mereka adalah empat tahun.
Farraz merupakan kakakku yang paling manis yang membuatku iri tingkat tinggi. Ia memiliki bulu mata yang lentik dan dua lesung pipi. Kulitnya paling cokelat daripada yang lain dan malah membuatnya nampak makin manis.
Rambutnya cokelat sedikit keriting, sedangkan matanya cokelat gelap. Kadang ia bersikap jahil ketika bermain bersamaku. Pelayan pribadinya bernama Wilis.
Kakakku yang terakhir bernama Kaivan Chandrajaya. Wajah mereka tidak mirip, hanya warna mata dan rambut keritingnya yang sama. Jika dikatakan manis, tidak juga. Wajahnya malah nampak menyebalkan.
Dialah kakak paling jahil. Kaivan sering memainkan tangan, kaki, bahkan wajahku seenaknya. Hal terjail yang ia lakukan yaitu menggambari wajah imutku dengan tinta seenak jidat. Tentu Nila marah waktu itu. Masih kecil sudah menyebalkan saja. Pelayan pribadinya bernama Jenar, yang paling sering masuk ke kamarku menemui Nila.
Selanjutnya adalah aku, Ziya Chandrajaya. Jika kalian bertanya bagaimana rupaku sendiri, entahlah, aku tidak tahu karena belum pernah bercermin. Aku hanya fokus belajar agar dapat cepat berbicara dan berjalan, setelah itu, aku dapat melakukan apapun yang aku mau.
Kalian pasti sudah tahu nama pelayan pribadiku. Iya, namanya adalah Nila. Usianya sekitar 35 tahun, yang paling tua daripada pelayan pribadi lainnya.
Sekian perkenalan singkat tentang kami. Kami, adalah Chandrajaya lima bersaudara dari Kerajaan Bhumiram.
Ah, aku lupa!
Dan tentang ayahku, aku hanya mengetahui namanya adalah Raja Dharmana Chandrajaya, yang ketika kata Dharmana diucapkan berubah menjadi Dharmono.
Namun aku tak tahu bagaimana wajahnya karena kami sama sekali belum bertemu. Ketika acara pemakaman dulu, aku tak dapat mengenali siapa ayahku saking banyaknya orang dan posisi Nila yang menggendongku kurang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
All is Fair in Love and War (AIFILAW)
FantasíaAir dan bulan purnama merupakan perpaduan sempurna yang dipercaya memiliki energi spiritual sangat kuat. Cerita mistis sering dikaitkan dengan dua hal tersebut. Namun, ini bukan cerita mistis. Cerita ini, tentang seorang gadis berusia 18 tahun yang...