Bookstore

22.8K 4.3K 869
                                    

Karina memisahkan diri dari Yoga yang entah mencari buku apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karina memisahkan diri dari Yoga yang entah mencari buku apa. Ia menuju rak rak buku yang berfungsi sebagai hiburan. Matanya menelusuri beberapa novel. Sebenarnya Karina tak terlalu suka membaca buku fiksi. Satu satunya novel yang pernah ia baca adalah novel dengan judul Dan Hujan Pun Berhenti karya Farida Susanty, itu pun saat ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Buku pertama dan satu satunya pula yang membuatnya menangis.

Karina lebih suka membaca buku buku non fiksi. Terlebih lagi autobiografi. Ia senang membaca cerita bagaimana perjuangan seseorang menuju kehidupan yang lebih baik. Entah kenapa itu memotivasinya untuk melakukan hal yang sama. Namun saat ini ia sedang enggan, karena saat ini ia merasa seperti berjalan di terowongan yang sangat gelap. Bahkan ia sendiri tak yakin, apakah benar ada cahaya menunggu diujung sana.

"Udah ketemu buku yang pengen dibaca?" Tanpa menoleh Karina tahu jelas siapa pemilik suara tersebut, yang tahu tahu sudah berdiri di sampingnya.

"Belum" jawab Karina singkat.

"Aku juga nggak terlalu baca novel sih, jadi bingung mau rekomendasiin apa" gumam Yoga. Matanya ikut melihat lihat novel novel dengan sampul menarik yang berjajar di rak.

"Nggak ada yang menarik" Yoga menoleh begitu mendengar suara Karina.

"Coba pindah ke rak lain yuk, mana tau ada" ajak Yoga.

"Gue bilang enggak, ya enggak." Ketus Karina.

"Oh, yaudah kalo gitu. Aku ke kasir bentar, bayar ini" Yoga menangkat tangan, tak sengaja menunjukkan kedua buku yang sedari tadi dipegangnya. Yang luput dari perhatian Karina.

Calmer, Easier, Happier Parenting

The Pregnancy Countdown Book

Karina tahu ada getaran samar menggerakkan hatinya, saat matanya membaca judul buku yang hendak dibeli Yoga tersebut. Getaran samar yang ia coba abaikan.

Gue cuma lagi emosional dan sensitif. Kilah Karina dalam hati.

Karina duduk di salah satu kursi yang tersedia disana, sembari menunggu Yoga yang sedang mengantri untuk membayar bukunya. Lalu saat sedang sibuk memperhatikan sekeliling, ponselnya berdering.

Karina segera merogoh tasnya. Senyum lebar yang akhir akhir ini sudah jarang terlihat itu kembali muncul ketika melihat siapa yang menghubunginya.

"Halo, Ma" sapa Karina begitu menjawab panggilannya.

"Halo sayang, apa kabar cantik?" Karina menggigit bibirnya. Rasa rindunya sangat besar, sehingga ia merasakan sesak didadanya.

The Second You SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang