"kamu kemarin dari australi ya chan? ko gabilang tante sih, tau gitu tante ikut" ucap mamah yang baru saja keluar dari dapur dan membawa segelas minuman yang berwarna orange. Keadaan hening sejak, haechan tak melontarkan jawaban apapun,
"chan, ditanya mamah tuh" ucap ku, karena haechan hanya melamun setelah diberikan pertanyaan seperti itu oleh mamah.
Haechan pun nampak kaget, dan melihat ke arah ku, aku pun menaikan alisku mengisyaratkan bahwa haechan harus segera menjawab pertanyaan mamah,
"hmm he-he i-ya tan" jawab haechan agak gugup,
Mengapa haechan nampak gugup, seperti ada yang janggal, tapi apa? Aku pun menepuk pundak haechan,
"chan kamu ada masalah" tanya ku pada haechan,
"h-ah o-hh ga-pa-pa ko" jawab haechan semakin gugup,
Aku sangat tidak yakin dengan jawabannya ini pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh haechan, rasa penasaran itu semakin mengganjal dibenak ku, rasanya aku ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada haechan, tapi dia pasti menjawab, jawaban yang sama seperti tadi.
"jae pergi dulu ya mah" ucap ka jae sambil bangkit dari temat duduk,
"mau kemana je? Baru pulang uda pergi lagi" tanya mamah penasaran,
"biasa mah, chan bae bae ya disini, de kaka pergi dulu ya" ucap ka jae sambil mengajakku berhigh five, ka jae juga melakukan hal yang sama kepada haechan, tapi haechan begitu lesu menanggapi nya,
"ehh je mamah ikut dong, sekalian ke warung depan komplek" pinta mamah pada ka jae, ka je pun menuruti permintaan mamah, untuk mengantarkannya ke warung,
Kini di rumah ku hanya tinggal aku dan haechan, ini adalah saat yang tepat untuk aku bertanya padanya soal kejadian tadi, mengapa dia begitu lesu saat mamah menanyakan hal itu, tetapi aku kalah cepat dengan nya, dia memulai obrolan duluan,
"Papah kemana sa?" tanya haechan sambil melihat sekeliling rumah,
"kerja chan, ini kan masih siang juga" jawab ku,
"chan" "sa" kita memanggil satu sama lain berbarengan,
"kamu dulu" kata haechan,
"kamu dulu aja gapapa" jawab ku,
"kamu!" ucap haechan dengan sedikit penekanan,
Haechan mengalah, aku pun mengungkapkan unek-unek yang sempat menganggajal di benak ku, kita yang tadinya duduk menghadap arah depan, seketika saling berhadapan satu sama lain,
"kamu tadi kenapa?" tanya ku lirih,
"aku bilang aku gapapa sa, uda ya jangan dibahas" kata haechan,
"tapi ch-"
"kalo masih dibahas aku pulang ya" kata haechan mengancam, aku berhenti bertanya karena ancaman haechan membuatku tak bisa berkutik, sejujurnya aku masih ingin bersama nya, disini. Akupun mengangguk mengiyakan maunya haechan, haechan mengelus halus kepalaku,
"oh iya chan kamu mau ngomong ap-" pembicaraan ku terpotong karena haechan menutup mulut ku dengan telunjuknya, dia menyelipkan rambut ku yang terurai ke sela-sela telingaku, itu membuat aku agak sedikit menggelitik, haechan menatapku tajam, mataku membulat ketika ditatap tajam seperti ini olehnya,
"aku mau kita sama sama terus sa" ucap haechan sambil memberikan senyuman manis padaku, akupun memegang tangannya, dan mengangguk sambil tersipu malu, jantungku seperti akan meledak, pipi ku juga merona, semoga haechan tidak menyadari bahwa aku sedang bahagia dibuatnya,
"i lov-" "Queensa" "huft" haechan menghembuskan nafas nya, pembicaraan nya terpotong setelah mamah memanggil namaku, kita tergesa-gesa mengubah posisi duduk, dan melepaskan genggaman tangan satu sama lain,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Could Prince || NCT
Любовные романыLangit tak bisa menerangi bumi tanpa matahari dan bulan, disaat matahari meninggalkan langit, masih ada bulan yang menjadi peneman gelap, karena pada dasarnya matahari tidak benar-benar meninggalkan langit, walapun langit jatuh cinta pada bulan. Cuk...