03

37 10 0
                                    

Akhirnya kelas telah selesai aku dan haechan pun pergi meninggalkan ruang kelas, tak ada suara yang keluar dari mulut ku atau pun haechan, yang terdengar hanyalah suara langkah kaki yang begitu berirama seolah memberikan nada keramaian.

"sa, kamu masih marah?" tanpa menghentikan langkahnya, haechan bertanya padaku sambil menatap dalam-dalam wajahku. Aku hanya menggelenggkan kepalaku, karena sejujurnya aku masih begitu marah pada salah satu anggota club moge yang hampir menabrak ku itu,

"bunda nyuruh aku bawa kamu ke rumah sa" ucap haechan, ia menghentikan langkahnya lalu berdiri dihadapanku,

"ohh ya?" tanyaku dengan mata berbinar-binar,

"kamu mau?" tanya haechan,

"heem" ucapku sambil agak sedikit mengangguk,

"jangan so manis gitu deh" kata haechan sambil mencubit-cubit pipi gembil ku,

"dih, tapi kamu gemes kan liat aku kaya gini" ucapku mengejek, haechan menaikan sebelah alisnya dan tersenyum miring, aku pun tertawa karena ekspresi haechan sangatlah lucu. Memang hanya dia yang bisa menenangkan ku saat ini.

"kantin dulu ahh" pinta haechan padaku,

"lagi pengen apa nih sekarang?" tanyaku,

"pengen cinta" kata haechan,

"ihhh" ucap ku sambil mencubit hidung mungil haechan, kita pun pergi menuju kantin sekolah untuk memenuhi keinginan haechan, yaa makan. Seperti baju tanpa celana, seperti sendok tanpa garpu, seperti itu kira-kira jika haechan tidak ngemil, jika dia tidak melakukan hal itu dalam hidup nya sehari saja, dia akan merasa ada yang kurang dihidupnya, sepertinya ngemil adalah hobby yang tidak boleh terlewatkan olehnya.

***

"Bunda, echan bawa rentenir nih" teriak haechan sambil membawa ku masuk ke dalam rumahnya,

"Bunda" aku memeluk wanita paruh baya yang ada di depanku, tak lain dan tak bukan itu adalah bundanya haechan,

"bunda kangen banget sama kamu Queensa" ucap bunda sambil mengeratkan pelukannya,

"anak nya di cuekin" ucap haechan sambil mendelikkan matanya,

Haechan adalah anak tunggal, makannya dia selalu manja, tapi dia anak nya ceria walapun agak receh, hahaha. Tapi bagiku hanya dia yang bisa meredakan emosi ku, seperti yang aku bilang dia mampu mengubah suasana. Dia adalah fullsun di hidupku.

"ayah mana bunda?" tanyaku kepada bunda yang sedari tadi sibuk membuatkan teh manis untukku,

"dia kerja sa" jawab bunda sambil mengantarkan teh manis untukku dan haechan yang sedari tadi menunggu bunda di dapur,

Bunda pun duduk disofa, menemani aku dan haechan, yang asik mengobrol,

"bunda, echan tuh dulu gendut ya" ucapku sambil mengambil pigura yang terpanjang di meja sebelah sofa,

"iyaa echan dulu suka makan" jawab bunda, sambil terkekeh karena ucapanku,

"enak aja ngatain orang gendut" ucap haechan agak sedikit kesal, aku dan bunda pun tertawa keras sebab ekspresi haechan yang sangat lucu,

"bunda gatau aja kalo echan sekarang sering banget makan" ucapku sambil melihat ke arah haechan yang sedari tadi merajuk karena merasa dipojokan olehku dan bunda,

"ohh pantesan, sekarang makin makin gendutnya" kata bunda masih dengan tawa kerasnya,

"ahhhhh bundaa" haechan merengek karena ejekan ku dan bunda sangat membuatnya kesal, aku merasa gemas pada tingkahnya yang begitu lucu, hal itu mengingatkan ku pada kejadian 10 tahun lalu, yang mana haechan merengek minta dibelikan permen tapi bunda tidak menuruti permintaannya karena haechan sedang sakit gigi saat itu, ekspresi nya benar-benar sama dengan yang ia lakukan saat ini, membuatku sangat gemas berkali-kali lipat.

My Could Prince || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang