04

28 10 0
                                    

Aku bangun sangat pagi hari ini, lalu bergegas menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku langsung memilah dan memilih baju yang akan ku kenakan sekarang, "aku harus terlihat cantik di depan echan" gumamku, sambil mencocokan beberapa baju dibadanku. Akhirnya aku memilih dress merah muda dipadukan dengan switter putih, karena cuaca akan sangat dingin jika berada di pengunungan, tak lupa aku juga mengenakan sepatu sport warna abu-abu, karena aku akan merasa tidak nyaman jika memakai high heels. Lalu aku duduk dimeja rias sambil memperhatikan penampilanku, "apa aku cocok dengan pakaian seperti ini?" gumamku sambil terus berbalik ke kanan dan ke kiri. Untungnya semua yang perlukan hari ini sudah aku siapkan sejak malam, jadi aku ada waktu luang untuk santai sebentar. Setelah dirasa sudah siap semua, akupun menunggu haechan di halaman rumahku.

"Echan" teriakku sambil melambaikan tangan mungilku pada haechan,

"sa, uda siap?" tanya haechan sambil memperhatikan ku dari ujung kaki sampai ujung rambut,

"uda dong"

"ehh echan uda sampe?" tanya mamah sambil menemuiku dan haechan di halaman rumah,

"yauda sana berangkat, nanti telat" ucap papah yang juga mengikuti mamah dari belakang,

"hey, hati-hati ya" ucap ka jae yang baru saja keluar dari dalam rumah, dia pun mengelus lembut rambut hitam ku,

"ka, echan ga akan digituin" ucap haechan agak mengejek, melayanglah pukulan dari tangan ka jae menuju lengan haechan, alhasil haechan pun teriak sambil mengeluarkan jurusnya, ya berakting menangis, karena ulah haechan tawa pun pecah pagi itu, tapi tidak untukku aku malah sangat gemas padanya.

"hey hey hey, cepet berangkat nanti telat" kata papah, sehingga aku dan haechan pun bergegas menuju kampus.

***

"chan"

"heem?" ia menoleh ke arahku sambil mematikan musik yang sedari tadi menemani perjalanan menuju ke kampus,

"nanti dibus jangan sama anak bola ya, soalnya aku ga ada temen" kataku dengan mata yang berbinar-binar berharap haechan akan mengiyakan mauku,

"huh kirain apa" ucap haechan sambil memfokuskan kembali dirinya untuk menyetir,

"ihh echan aku serius ya" kataku merengek,

"kamu ko tumben ngomong kaya gitu, aku gamungkin kaya gitu kali sa" kata haechan sambil merilik ku beberapa detik lalu kembali melihat jalanan,

"gapapa pengen aja, soalnya akhir akhir ini kamu deket banget sama anak bola" kataku sambil mendelikkan mata,

"ga lah" kata haechan sambil mengelus halus pundakku dan sedikit melirik padaku karena kawatir terjadi sesuatu jika tidak fokus menyetir.

Aku bahagia sekali diperlakukan seperti ini oleh haechan, aku harap kita memang benar-benar bisa bersama. Rasanya ingin sekali aku membisikan, 'aku mencintaimu Haechan Garendra', namun sayangnya keberanianku tidak sebanyak itu, jadi aku hanya bisa memendamnya sendirian.

***

"Kanaya Aldari"

"saya kak"

"silahkan masuk ke bus 6 ya"

"Airuz Bramasta"

"Hadir kak"

"Kamu bus 3 ya, jangan salah masuk!"

"baik kak"

Sebentar lagi kita akan pergi ke kebun teh untuk melakukan penelitian, namun nomor bus akan dipilih secara acak dengan jurusan lain baik itu senior maupun junior yang ada di kampus ini, aku merasa takut jika aku tidak satu bus dengan haechan, karena hanya dia satu-satunya teman yang bisa aku ajak ngobrol di bus, tak lama kemudian akhirnya nama ku dipanggil oleh panitia,

My Could Prince || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang