05

22 9 0
                                    

Hari ini aku bangun terlambat sebab kegiatan kemarin sangat melelahkan, Mamah juga tidak membangunkan ku tadi pagi, ia menyuruhku agar aku tidak masuk kuliah dulu karena akan sangat fatal akibatnya jika kaki ku terus digerakan itu akan menyebabkan cedera serius, akhirnya aku mengikuti saran mamah.

Mamah juga memanggil dokter untuk mengobati kaki ku, dokter bilang aku hanya perlu istirahat dan jangan terlalu banyak bergerak agar kaki ku cepat pulih. Seharian ini aku hanya berbaring sambil memainkan ponselku di kamar, tak ada kegiatan lain yang bisa aku lakukan selain bermain ponsel.

"De, ada yang mau main nih sama kamu" ucap mamah sambil membuka pelan pintu kamarku,

"siapa?" tanyaku penasaran,

"Hai, hello, annyeong"

"Echaaaaaan" teriakku histeris,

"yauda kalian main aja berdua ya, mamah mau masak dulu di dapur" kata mamah sambil meninggalkanku dan haechan,

Haechan pun perlahan masuk ke dalam kamarku dan duduk di samping kasur "sa kamu kaya gini gara-gara aku?" tanya haechan lirih,

"kamu uda pulang ku-"

"aku tanya kamu sa" ucap haechan dengan sedikit penekanan, keadaan sunyi sejenak, hanya suara detak jam dinding yang terdengar saat ini,

"gaa chan aku aja yang kurang hati-hati" kata ku sambil menatap tajam mata haechan,

"maapin aku ya" ucap haechan lirih, akupun hanya menggelengkan kepala dan langsung memeluk hangat tubuh haechan, pelukan hangat itu berlangsung beberapa menit,

"Aku ada sesuatu buat kamu" bisik haechan pada telingaku,

"apa?" tanyaku penasaran,

"bentar aku izin dulu ke mamah kamu" ucap haechan sambil melepas pelukan hangat itu, ia pun bergegas menemui mamah yang sedang memasak di dapur,

Haechan pun meminta izin pada mamah untuk membawaku ke suatu tempat, walapun mamah sempat tidak mengizinkan tapi haechan tetap kekeh ingin membawaku, akhirnya mamah mengiyakan maunya haechan dengan syarat tidak boleh membiarkan aku sendirian dan berjalan begitu jauh, haechan pun setuju dengan syarat yang diberikan mamah, ia pun kembali ke kamar ku dengan wajah gembira dan segera membawaku ke tempat yang ia inginkan,

"diizinin?" tanyaku pada haechan yang baru saja kembali dari dapur, padahal aku sudah mendengar semua pembicaraan haechan dan mamah, karena suara mereka sangat menggelegar, mustahil jika aku tak bisa mendengarnya,

"heem, ayo ikut aku" ia pun memutar balik dan menurunkan badannya, "naik!" pinta haechan padaku, aku pun perlahan naik ke punggung haechan, kedua tanganku memeluk lehernya dan haechan menopang kedua kakiku dengan kedua tangannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjatuh atau hal lainnya yang menyebabkan kecelakaan,

"kamu mau gendong aku nih ceritanya?" tanyaku pada haechan,

"Heem" jawab haechan,

"Emang kuat?" aku tak yakin haechan bisa menggendongku, karena setauku dia tak mahir dalam hal ini, dia juga sangat enggan jika harus menggendong orang lain dia bilang tubuh nya tidak akan bisa tinggi jika ia melakukan hal itu,

"Do'ain aja" haechan perlahan berdiri, sekarang ia berjalan dengan membawa dua beban yaitu tubuhnya dan aku,

"chan kita mau kemana sih?" tanyaku pada haechan yang terus berjalan sambil menggendongku,

"kamu diem aja"

***

Haechan membawaku ke taman yang jaraknya tidak jauh dari rumahku, lalu ia menyuruhku duduk lesehan dengan tikar bunga-bunga dan meja bulat pendek yang lumayan besar ukurannya, di sebelahnya juga terdapat pohon rindang yang membuat matahari siang hari tidak terlalu terik, tempat ini mengingatkan ku kepada tempat itu, ya tempat dimana kita melakukan penelitian,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Could Prince || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang