"Emang dari masa lalu tuh kita bisa belajar memaafkan, dari masa lalu kita belajar banyak hal. Tapi untuk memutar waktu kembali ke masa lalu itu adalah pilihan terbodoh manusia. Karena kesalahan yang udah terulang terus menerus itu gak akan bisa sempurna untuk bisa menjadi lebih baik."
.
.Hampir satu jam Nata duduk di DPR sembari berkutat dengan laptopnya. DPR yang Nata maksud adalah Di bawah Pohon Rindang ya!
Tiga puluh menit lagi kelas selanjutnya akan dimulai. Perutnya terasa nyeri karena benar hari ini adalah hari pertamanya datang bulan. Dan mood Nata juga seperti naik turun, ditambah nyeri pinggang bagian belakang. Ingin rasanya uring-uringan namun Nata baru sadar bahwa ini adalah kampus. Selama kelas tadi pun Nata sebenarnya tidak begitu fokus akibat gangguan ini. Namun karena Nata duduk di DPR ini setidaknya angin yang berhembus dapat menaikkan sedikit moodnya
"Sorry Nat gue baru selesai kelas nih. Jadi kan nitip air hangatnya?"
Netra Nata menatap sahabatnya sebut saja Talita. Dan ternyata dia bersama dengan, pemuda menyebalkan kemarin.
"Kok lu sama dia?" tanya Nata pada Talita. "Kevan? Iya, dia kan temen satu komplek sama gue." jawabnya membuka botol minum milik Nata. Gadis bermata sipit itu membelalakkan matanya tak percaya. Matanya menatap pemuda tanpa nama yang ternyata bernama Kevan tersebut.
"Kenapa? Kalian kenal?" tanya Talita.
"ENGGAK!" jawab Nata dan Kevan kompak. Gantian kini Talita menatap keduanya secara bergantian. "Yaudah kalau gak kenal. Gih sana kenalan dulu, gue tinggal ya. Jadi kan airnya?"
"Jadi! Cepet yaa duh gue gak kuat nih," pinta Nata. "Iyaa, jagain anak ayam ya Van." Talita menepuk pundak Kevan kemudian meninggalkan mereka berdua. Anak ayam katanya, dikira suka kabur kalau dilepas dari kandang kali ah.
Kevan mengedarkan pandangannya, mencari buku yang ia cari. "Mana buku saya?" tanyanya.
"dih, buku lo. Ini buku gue ya! Nih." Nata melemparkan bukunya pada Kevan. Kemudian dirinya mulai kembali berusaha fokus pada tugas-tugasnya. Sepertinya Kevan juga tidak akan mengganggunya. Diliriknya pemuda itu yang sedang fokus membaca buku.
Matanya menelusuri setiap inci wajah Kevan. Bahkan dirinya tidak sadar kalau bibirnya menyunggingkan senyum meskipun sangat tipis namun jelas terpatri. Kenapa Kevan kalau baca buku gitu jadi kalem? Kalau ngomong udah kaya orang ngeselin. Rasanya ingin Nata refund ke Yang Maha Kuasa karena perbuatannya yang sangat menyebalkan itu.
"Ekhem.. Udah liatinnya nanti kamu suka," sindirnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku.
Njir, gimana bisa dia tau gue liatin dia. Gumamnya dalam hati kemudian menatap laptopnya. "Mana ada ya gue liatin lu, gue mau ke kamar mandi dulu. Titip laptop ya." Nata bangun dari posisinya kemudian meninggalkan Kevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen FictionDia bukan berjanji seperti lelaki umumnya. Dia juga bukan berjanji seperti lelaki buaya yang bermulut manis saja. Baginya dia berbeda. Kevan Avniel Pradipta, manusia yang seenaknya masuk dalam dunia Natasha Almahira. Merubah dunia yang terasa hitam...