Masa lalu ya? Terkadang ada orang yang sulit berdamai dengan masa lalu hingga membuatnya terhambat melangkah ke depan.
.
.
Nata mengeringkan rambutnya lalu menatap dirinya pada pantulan cermin. Ia menghela nafas berat, kepalanya terasa pusing sekarang. Pasalnya tugasnya sudah menanti untuk dikerjakan, tetapi rasa malas dan mood untuk tidak mengerjakan tugas terlalu besar.
"Nat,"
"Gue udah milih dia!"
"Udah yaa udah.."
"Udah gak usah ketemu dia lagi."
"Dia gak tau apa-apa Nat.."
"Lu mau hancurin hubungan gue Nat?"
"Gue udah pilih dia, mau diapain lagi?"
"Gue sayang sama dia."
"Shit anj!"
"Haha."
Nata memejamkan matanya, lalu menatap dirinya kembali pada cermin. "Hahah..."
Ia menghembuskan nafasnya berat.Masa lalu ya? Terkadang ada orang yang sulit berdamai dengan masa lalu hingga membuatnya terhambat melangkah ke depan. Termasuk yang Nata rasakan saat ini.
Jatuh pada orang yang sama berkali-kali, percaya pada orang yang sama berkali-kali, berusaha meyakinkan pada orang yang sama berkali-kali. Nyatanya tetap saja, dia yang berusaha untuk pergi dan Nata sangat tau itu. Betapa bodohnya dia menahan orang yang ingin pergi, dahulu.
"aku gak pacaran sama dia kok Nat, serius."
"Percaya ya sama aku, aku cuma bantu dia."
"Tai!" Nata melempar sisirnya lalu berjalan menuju meja belajar, menatap sticky note yang berisi tugas apa saja yang harus ia kerjakan.
"Selamat bertugas Natasha!"
Suara Gom Se Mari yang merupakan bunyi dari ponselnya. "Sialan." baru saja ingin mengerjakan tugas negaranya, ada saja yang menganggu.
Ia menatap layar ponselnya terdapat nama Talita disana.
"Hah?"
"Anjir haha galak amat neng."
"Baru mau nugas gue anjir, ngantuk banget gilaaaaa...."
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen FictionDia bukan berjanji seperti lelaki umumnya. Dia juga bukan berjanji seperti lelaki buaya yang bermulut manis saja. Baginya dia berbeda. Kevan Avniel Pradipta, manusia yang seenaknya masuk dalam dunia Natasha Almahira. Merubah dunia yang terasa hitam...