4. Teka-teki II

34.7K 5.4K 114
                                    

Pemandangan jurang di depannya membuat Angel ingin muntah, dan tubuhnya hampir oleng. Dia tidak bisa menerima pandangan dari kenyataan yang terbentang di depannya. Sebenarnya, apa yang terjadi? Dimana tubuhnya?

Angel berbali, saat telinganya mendengar suara mobil berhenti. Dan dua orang laki-laki yang berpakaian hitam dengan tubuh besarnya menatap ke arahnya dengan garang.

"Nona, bapak sudah bilang jangan mendekati tempat kejadian" ucap salah satu laki-laki itu.

Kening Angel berkerut. Bapak katanya? Siapa yang mereka maksud sebebarnya.

Tidak mengindahkan ucapan orang itu, Angel kembali berbalik untuk melihat tempat kejadian. Bibirnya menipis karena merasa sedang di bodohi oleh penguasa alam. Siapapun itu, Angel tidak suka di permainkan.

"Tarik paksa aja!!' Perintah seseorang dari arah belakang mereka dengan kasar.

Angel kembali menoleh, dan matanya membelalak seketika saat tangannya di tarik dengan paksa. Orang itu bahkan dengan mudah mengangkat tubuhnya lalu membopong dirinya layaknya karung beras.

"Lepaskan woy!! Lepassin!!" Tubuh Angel bergerak kencang agar gendongan orang itu goyah. Namun sayang, tindakannya bahkan tidak membuahkan hasil apapun.

Lalu sebuah sapu tangan yang di pakai untuk menutup hidung dan mulutnya membuat pergerakan Angel mulai melemah. Gadis itu tidak bisa melakukan apapun karena tampaknya, oa baru saja di bius.

^^^

Angel mengerjabkan matanya pelan. Denyutan dari kepalanya membuat Angel merintih. Ia tidak berniat untuk bangun dari tidurnya, karna tahu itu akan membuat kepalanya semakin sakit.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, dan matanya terpaku pada sebuah foto yang berada di dinding. Foto keluarganya. Apakah tadi hanya mimpi?

"Bangun juga akhirnya kau?" Suara ketus itu mengalihkan tatapan Angel dari foto yang ia tatap.

Ia sedikit menundukkan kepalantnya, untuk memandang ke arah bawah kakinya, tempat papanya saat ini sedang duduk sambil menatapnya marah.

Angel tidak menjawab. Ia malah membalas tatapan papanya dengan tidak kalah tajam.

"Jika kau masih ingin hidup denganku, patuhi peraturanku!!!" Tegasnya tidak ingin di bantah. "Jika kau masih membatah, jangan salahkan aku melakukan hal yang sama pada Mamamu" ujarnya, lalu berderap pergi meninggalkan ruangan itu.

Sekarang, kepala Angel benar-benar nyeri mengartikan ucapan papanya. Jika tidak menyalah artikan, orang yang berada di belakang atas terjadi kecelakaan pada dirinya adalah papanya sendiri?

Angel berharap bukan itulah kebenarannya, karna dia benar-benar pendendam, yang sama sekali tidak punya toleransi jika ingin membalaskan dandamnya.

Karna jika benar seperti itu, Angel sudah harus memberikan peringatan awal pada Papanya, karena sedang berurusan dengan bocah pendendam sepertinya.

Angel mendesah berat. Ia baru saja bangun, namun dengan terpaksa kepalanya sudah harus mulai berpikir berat, mengenai apa rencana selanjutnya.

^^^

Keesokan paginya, Angel harus melakukan aktifitas adiknya seperti biasa, yaitu sekolah. Angel sudah meninggalkan bangku SMA sejak dua tahun yang lalu, dan mencoba untuk beradaptasi kembali membuat mood Angel langsung turun. Apalagi tadi pagi saat ia terbangun, tidak ada siapapun disana untuk sarapan bersama, yang selalu ia lakukan dengan mamanya.

Memikirkan pagi ini membuat Angel merindukan mamanya. Mama yang selalu berusaha ada di saat ia butuh. Bagaimana keadaan mamanya? Apa yang sedang mamanya lakukan saat ini? Ataukah, mamanya sedang sedih karena kondisinya? Angel benar-benar buta terhadapa semua hal. Ia saja bahkan tidak tahu bagaimana keadaan tubuhnya sendiri.

Angel berjalan memasuki gerbang sekolah mewah ini. Salah satu hal yang bisa menunjukkam seberapa kayanya dirimu.

Gadis itu berhenti di tengah-tengah jalan. Tadi, ia di antar oleh supir, dan tampaknya itu yang selalu di lakukan oleh Zeli setiap paginya, jika hendak kesekolah. Angel berdecak, karna merasa hidup Zeli terlalu membosankan. Sama seperti masa SMAnya, hingga ia berusaha menyelesaikan studynya dengan 2 tahun.

Ting ting

Suara klekson yang kencang menganggetkan Angel. Gadis itu berbalik dan ia mendapati sebuah mobil Audi tepat berada di belakangnya.

Dari tempatnya berdiri, Angel bisa melihat tatapan kesal dari sang empunya mobil. Namun dia adalah Angel, gadis yang tidak suka di atur.

Rainer turun dari mobilnya dengan jengkel. Ia bahkan sampai membanting pintu mobilnya yang mahal untuk melampiaskan amarahnya.

"Lo kalau mau narik perhatian gue, selamat. Lo berhasil" tekannya dengan bibir yang menipis. Rainer berusaha mengitimidasi gadis yang di depannya, menunjukkan siapa yang berkuasa di sekolah ini.

Dan bukannya menyingkir dari jalannya, Angel malah melipat tangannya, lalu ikut menatap Rainer dengan tidak kalah songongnya.

"Lo aneh, kaya babi!" Jawab Angel santai sampai membuat Rainer membelalak tidak percaya. "Untung mobil lo keren, jadi gue bisa maafin lo kalo ini" ujar Angel santai, lalu pergi beranjak dari sana.

Tersadar dari keterkejutannya, Rainer mengumpat. Apa-apaan cewek yang satu ini?

Laki-laki itu melangkah dengan cepat, yang lebih menyerupai lari, untuk menjangkau lengan gadis yang telah mempermalukannya.

"Apa maksud lo ngatain gue babi?" Kesalnya tidak terima, namun bukannya ketakutan, Angel malah tertawa.

"Bukan ya? Trus apa?" Tanya Angel santai.

"Tarik kata-kata lo!" Tekannya dengan bibir yang menipis. Namun, genggaman kencang yang di lakukan laki-laki yang di depannya membuat Angel sedikit meringis.

Gadis itu berusaha melepaskan genggaman tangan Rainer, sambil menggerutu, "lepasin bego!! Tangan gue sakit! Kepala gue juga capek ngedongak-dongak begini" keluhnya pada akhirnya.

Rainer bahkan sampai mengernyit bingung dengan perubahan sikap gadis yang di depannya ini.

"Aduh, susah banget jadi orang pendek ini" keluh Angel lagi dan lagi, hingga membuat Rainer pusing. Laki-laki itu melepaskan tangan Angel  karna sudah tidak kuat. Rainer bahkan langsung dengan semangat menyingkir dari perempuan itu. Bisa-bisa, jika kelamaan d#isitu, Rainer mungkin akan ikutan gila.

Wajah Angel kini berubah cemberut. Bagaimana bisa dia di tinggalkan begitu saja, padahal dirinya masih ingin bermain-main?

Menggeleng tak percaya, Angel kembali melanjutkan langkah kakinya. Harapannya di hari pertama ini hanyalah bertemu dengan orang yang membully Zeli, agar dia tahu, kepada siapa ia harus bermain-main nantinya.

Namun lagi dan lagi, Angel menghentikan langkah kakinya. Ia menatap sekelilingnya, yang tampak sibuk dengan ponsel mereka. Ada apa?

"Pinjem hp lo!" Ketus Angel yang langsung menarik paksa ponsel siswi yang berada di dekatnya.

Ia menatap serius ke arah ponsel itu. Ada sebuah postingan atas nama Rainer dengan caption That girl is very dangerous, but it thrills my heart.

Sialan!!!!

Bukankah ini dirinya?

Angel mengingat ini yang terjadi sebelum dia kecelakaan dan berakhir di tubuh adiknya sendiri.

Gadis itu berdecak kencang. Kemarin, dia tidak berniat untuk ngeprank malaikat maut, tapi yang terjadi, dia hampir menemui Tuhan. Itu benar-benar kejadian yang nahas.

Tapi, siapa Rainer?

Mengapa isi captionnya itu menggetarkan hati laki-laki itu?

"Siapa Rainer?" Tanyanya bingung pada pemilik ponsel.

Tbc

Loving You is A Losing Game  (KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang