3. Teka Teki

35.4K 5.4K 164
                                    

"Zel, lo udah sadar? Ada yang sakit gak?" Seorang perempuan yang berdiri di sampingnya menatapnya dengan kawatir.

Angel mengerutkan keningnya, karena merasa tidak kenal dengan perempuan culun yang berada di depannya ini.

"Lo siapa?" Tanya Angel ketus, berusaha melepaskan genggaman tangan perempuan itu dari lengannya.

"Ya Gusti Zel, lo lupa ingatan? Lo enggak kenal sama gue? Gue Rani, temen lo" jelas Rani menangis. Bahkan Angel yakin, perempuan yang di depannya ini terlihat kawatir dan putus asa, apalagi setelah mendengar pertanyaan darinya.

"Zel? Gue Zel?" Tanyanya tidak mengerti, berusaha mengetahui situasi apa yang sedang terjadi padanya.

"Lo beneran lupa ingatan? Ya Tuhan bagaimana ini? Lo Andzelika Salim, temen gue. Please, jangan bilang ini beneran" ujar Rani yang kini air matanya semakin deras.

Namun, mendengar ucapan orang yang di depannya ini semakin membingungankan Angel. Maka dari itu, Angel berusaha berdiri, dan berjalan ke meja pengawas, yang di atas mejanya terletak sebuah cermin.

Matanya terbelalak tidak percaya. Cermin yang ia pegang bahkan sampai jatuh ke lantai, hingga kini terpecah belah menjadi beberapa bagian. Lalu matanya menatap ke kulitnya yang seputih susu, dan bahkan, rambut panjang yang sangat lurus terrurai ke depan, saat ia menundukkan kepalanya.

Apa-apaan ini?

Angel terlihat ketakutan. Ia memandang perempuan culun yang di depannya ini dengan sengit. Dan kedua tangannya mengcengkram bahu Rani, hingga perempuan yang berada di depannya ini mengaduh kesakitan.

"Lo kesakitan? Berati ini bukan mimpi" ujarnya pelan, seakan ia sedang berbicara pada diri sendiri.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa gue ada disini?" Tanya Angel cepat, masih belum mengerti dengan kondisinya.

"Tadi lo jatuh, karna di cegat Kia. Lo pingsan, dan gue tadi bopong lo kesini. Gue enggak tau, kejadian tadi bisa buat lo hilang ingatan. Tapi walau begitu, lo ingat gue kan?" Tanya Rani penuh harap, namun hanya tatapan dingin yang ia terima dari temannya ini.

Angel kembali memperhatikan wajahnya dan beberapa luka pada wajah ini, luka yang ia lihat hanya beberapa saat yang lalu di wajah adiknya.

Adiknya?

Zeli?

Angel mengumpat. Ia baru menyadari sesuatu. Otak pintarnya berpikir keras, memastikan semua ini bukanlah hanya mimpi belaka.

Jika jiwanya yang berada di tubuh adiknya, berati sekarang jiwa adiknya berada di tubuhnya? Benarkah keaimpulannya?

Karna jika iya, dia harus bergerak cepat. Ingatan terakhir yang ia ingat hanyalah ia yang terlibat kecelakaan maut. Mobil dan tubuhnya jatuh ke dalam curang di dekat rumah mereka. Jangan sampai karna hal itu, ia kehilangan adik dan tubuhnya untuk selama-selamanya.

"Gue harus pergi!" Putus Angel terburu-buru. Ia bahkan tidak berniat memakai sepatu sekolahnya terlebih dahulu, dan hanya mengenakan sendal uks.

Namun langkah Angel terhenti saat perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Rani itu, menghadang jalannya.

"Zel, lo mau kemana? Lo masih sakit" ujarnya masih dengan tangan terlentang.

"Minggir lo culun! Gue harus cepat" ketus Angel dingin. Ia bahkan mendorong Rani tanpa berpikir, hingga gadis itu terduduk di bawah brankar, sambil memandangi Zeli dengan tidak percaya.

Dia bukan Zeli. Kesimpulan itu terucap begitu saja dari bibir Rani. Sifat orang yang ada di depannya, sangat terbalik dengan Zeli yang ia kenal.

Namun, Angel kembali lagi ke UKS. Matanya menatap Rani dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Zel, lo udah ingat gue?" Tanya Rani kembali dengan penuh harap.

Angel menggeleng. Tangannya terulur, seakan sedang meminta sesuatu. "Siniin kunci mobil lo! Gue mau pergi!" Pintanya dingin.

Rani menggeleng. Ia menolak keras permintaan temannya ini. Bagaimana mungkin dia memberikan kepercayaan mobilnya pada Zeli, jika ia tahu fakta bahwa temannya ini sama sejali tidak bisa mengendari mobil.

"Ahelah, lambat lo!" Kesal Angel, lalu bergerak mendekati Rani. Ia meraba tubuh Rani, berharap menemukan benda yang ia butuhkan.

Wajah Zeli semakin kesal, karna tidak menemukan benda apapun pada tubuh Rani. Matanya menatap sekeliling, sebelum jatuh ke atas nakas. Angel bergerak cepat, lalu mengambil tas yang ia yakini adalah milik Rani. Ia dengan tidak tahu dirinya, menjatuhkan semua barang dari tas itu, hingga semua barang Rani berhamburan ke lantai.

Lalu Angel menunduk, saat matanya menangkap dompet kunci. "Gue pinjam mobil lo!" Ucapnya lalu kembali melangkah keluar.

Ya Tuhan!!

Ia hanya berharap mobilnya akan baik-baik saja, karna hanya itulah harta yang ia punya.

Di lain sisi, Angel bergerak sesuai insting. Dulu, ia pernah menyelinap beberapa kali masuk ke dalam sekolah elite ini, dan ia cukup hapal dengan beberapa daerah, termasuk area parkiran.

Selama di perjalanan, Angel bisa menangkap cibiran-cibiran dari orang yang ia lewatin. Jika situasi sedang tidak genting, mungkin Angel akan berhenti, untuk memberikan sedikit tamparan pada bibir orang yang mencibirnya. Prinsip hidupnya, dia tidak akan berkomentar apapun terhadap hidup orang lain, dan itu artinya, orang lain juga tidak berhak mengomentari hidupnya. Jadi jangan salahkan, jika kekerasanlah yang terjadi, jika ia mendengar komentar orang lain tentang dirinya.

Sesampainya di tempat parkiran, yang sialnya sangat ramai lantaran sepertinya jam sekolah telah berakhir, Angel berusaha mencari keberadaan mobil Rani, di antara banyaknya mobil yang terparkir disini.

Ia berjalan dengan langkah cepat, dan mencoba membuka kunci otomatis mobilnya dengan kunci yang ia pegang dari jauh.

"Minggir lo!" Kesal Angel beberapa kali, lantaran terlalu banyak orang yang menghalangi jalannya. Dan bibirnya kembali mengumpat, saat di tengah-tengah jalan yang terbuka, ada beberapa siswi yang menghalangi lantaran sedang menari tidak jelas.

Angel yang semakin emosi, akhirnya menendang tripod yang berdiri di tengah-tengah parkiran, yang ternyata menjadi penghalang mobil di belakang untuk lewat.

"Jangan ngehalangi jalan, kalau enggak mau di tabrak" sinis Angel lalu pergi berlalu begitu saja.

Ting ting

Angel bernafas legah, saat sudah mendapati keberadaan mobil Rani. Ia hanya menatap sekilas mobil perempuan itu sebelum berdecak.

Sedan?

Angel menggeleng maklum. Cewek kayak Rani memang mainnya mobil sedan, dan Angel tidak terbiasa dengan mobil seperti ini.

Ia melenturkan jari-jari tangannya, berharap tangannya tidak kaku saat mengemudi. Jangan sampai, ia kembali melakukan kesalahan fatal, hingga harus mengorbankan nyawa adiknya.

Dan tanpa memperhatikan orang lain lagi, Angel langsung menancap gas mobil sedan itu, sehingga suara mobil lama ini yang menggelegar membuat semua orang yang berada di area parkiran terkejut.

Angel hanya berjanji akan tetap fokus, namun bukan berati ia harus mengemudi dengan angka rendah di bawah 100. Karena hanya dalam beberapa menit, ia telah sampai di jalan lereng tenpat terakhir mobilnya berguling jatuh ke jurang.

Namun pandangan di depannya sama sekali tidak seperti yang ia harapkan. Angel hanya bisa melihat bekas kecelakaan serta garis polisi, yang menutup area jurang. Tapi tidak ada mobilnya ataupun suasana heboh karena baru saja terjadi kecelakaan.

Ada apa ini sebenarnya?

Sudah berapa lama dia tertidur?

Atau lebih tepatnya, hari dan tanggal berapa hari ini?

Tbc

Loving You is A Losing Game  (KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang