BAB 1 : KEBANGKITAN

1 0 0
                                    

Vina masih menundukkan kepalanya, kedua anggota menatap Deni seolah mengisyaratkan untuk melakukan sesuatu. Deni menelan ludah sembari memantapkan keberaniannya kemudian berjalan pelan ke arah Vina lalu menyentuh bahu kanannya lalu berucap.

"Sudahlah Vin, mau bagaimana lagi. Ini memang kesalahan kita karena datang terlambat tapi kita juga tidak bisa menyalahkan diri sendiri seperti ini. Ayo kita kembali ketempat Rea dan meminta maaf padanya." Ucap Deni dengan pelan sembari menahan rasa takut. Vina memang memiliki temperamen yang cukup buruk ketika mendapati hal ini.

Kemungkinan dia akan lepas kendali dan menghajar siapapun sampai perasaannya tenang. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri ketika tidak bisa memenuhi tugasnya dengan baik, walau sebenarnya dia sudah melakukannya dengan tekad yang kuat tapi sering kali tidak sesuai apa yang dia pikirkan.

Contohnya adalah saat ini, dimana Vina melihat penduduk sipil yang tewas beberapa sekian detik saat dia sudah sampai. Seakan dirinya dipaksa untuk melihat seseorang mati didepan dirinya untuk menghancurkan tekadnya.

Vina sendiri hanya tersenyum getir melihat hal tersebut yang terus terulang tapi teman-temannya selalu menopang punggungnya membuatnya memiliki keberanian untuk terus melangkah kedepan melewati rintangan.

"Vin, bagaimana ?" Ucap seorang perempuan yang sangat familiar di telinga Vina. Rea mendarat dengan dibantu oleh Han disampingnya.

Rea melihat Vina dan anggota lainnya menatap kearah lain yang membuat Rea paham tentang apa yang terjadi. Rea tersenyum getir menahan air matanya.

"M-mau bagaimana lagi, i-ini memang sudah takdirnya. Ini bukan salah Vina dan yang lainnya. Ini adalah kesalahanku karena tidak dapat menolongnya. Kelemahanku membuat seseorang kehilangan nyawanya kembali."

Hiks Hiks

"Aku ingin menjadi kuat. A-aku ingin melindungi seseorang, aku ingin bisa berguna untuk kalian." Ucap Rea dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. Lututnya kembali lemas, membuatnya terduduk sambil menyembunyikan air matanya dari anggota yang lain.

Vina yang melihat itu kemudian mendekap erat Rea sambil membelai rambutnya pelan seakan memberikannya kenyamanan dan kehangatan pada dirinya.

UHUKK

Suara batuk dan muntahan darah yang keluar dari mulut Aizawa membuat lamunan dan isakan tangis mereka terhenti. Han yang menyadari hal tersebut dengan cepat bergerak menuju Aizawa lalu menyentuh tangannya untuk memeriksa denyut nadinya.

Denyutan kecil dan lambat terasa di ujung jari Han dan membuat Han panik lalu memanggil kedua anggota yang lain sambil menggunakan kemampuannya untuk memberikan pertolongan pertama.

"Kalian berdua cepat bantu aku melakukan penyembuhan. Aku sendiri tidak akan mampu karena level kemampuanku rendah ! Cepatlah !"

[ Heal ]

"Baiklah."

[ Recovery ]

[ Heal ]

"Dia masih hidup, denyut nadinya memang lemah tapi masih bisa ditolong jika terus seperti ini. Langkah selanjutnya adalah memanggil dokter, kemampuanku dan mereka berdua tidak akan cukup untuk menyembuhkan keseluruhan. Hanya dokter yang memiliki kemampuan tinggi dan ketrampilannya yang dapat meningkatkan peluangnya." Ucap Han dalam hati dengan wajah penuh konsentrasi agar penyembuhannya dapat berjalan dengan lancar dan tidak terganggu.

"Vin, cepat panggil dokter !" Teriak Han kemudian kembali memfokuskan dirinya. Vina yang mendengar hal tersebut dengan cepat memanggil dokter, Rea mulai berdoa agar Aizawa dapat tertolong, sedangkan Deni hanya menatap mereka dalam diam saja.

The Adventure Of Magic Knight : Academy Dark KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang