MARK AS AYAH

3.2K 416 34
                                    





Let's Start



















Lelah, itu yang aku rasakan. Mencari kerja kesana kesini, tapi aku belum juga mendapatkan pekerjaan. Aku baru lulus SMA, dan aku tak melanjutkan kuliah, karena biaya dan juga tak ingin menjadi beban keluarga.

Aku duduk disalahsatu bangku yang ada ditaman. Entah kenapa aku bisa berada ditaman. Hari menjelang sore dan aku berniat istirahat sebentar, "Capek banget astaga"

Tak lama, ada seorang anak kecil laki-laki menghampiri tempat dudukku, dan ia duduk sambil memakan permen kapasnya. Aku hanya menoleh dan kembali memejamkan mataku. Menikmati angin sepoi-sepoi.

Aku membuka mata, saat seseorang menepuk paha ku pelan. Ternyata anak itu yang menepuk paha ku, "kenapa hm?" Tanyaku lembut.

"Kakak mau?" Anak itu menyodorkan permen kapas miliknya padaku lalu ia tersenyum hangat. Astaga lucu sekali.

"Engga usah, makasih. buat kamu aja ya ganteng" ucapku sambil mengusak rambutnya pelan. Anak itu mengangguk dan kembali memakan permen kapasnya.

"ESKRIMMM", anak itu berbinar saat penjual es krim datang. Lalu ia menatapku dengan berbinar, "Kakak aku mau eskrim"

Aku bingung, anak siapa ini meminta ku untuk membelikannya eskrim. Kemana orang tuanya? Dia menarik lengan kemejaku agar cepat menuruti kemauannya.

"Mama kamu kemana?" Bukannya aku tak mau memberikan eskrim, tapi aku takut anak ini tak boleh makan eskrim oleh orang tuanya.

"Ada ayah, tapi dia kesana" aku mengikuti arah tangan yang anak ini tunjukan. Tapi tak ada apa apa. Aku yakin anak ini hilang atau mungkin dia kabur dari orangtuanya.

"Yaudah ayok, kakak beliin" anak itu tersenyum, dan aku pun ikut tersenyum melihat anak itu. Sumpah anak ini lucu sekali.

Aku memesan dua eskrim pada penjual eskrim. Rasa coklat untuk anak itu, dan rasa vanilla untuk aku sendiri.

"Ini mbak" aku menerima dan memberi uang bernilai sepuluh ribu itu pada penjual, lalu menggandeng tangan mungil anak itu. "ayo duduk lagi, makan eskrim disana"

Anak itu terlihat sangat riang, "oh iya, nama kamu siapa?"

"Aku Eric, kak" aku mengangguk, seperti anak ini ada darah bule nya.
Aku dan Eric duduk kembali sambil memakan eskrim.

"ERICC!!" aku dan Eric serempak menoleh kearah yang memanggil. Disana ada lelaki berjas rapi menatap Eric khawatir. Lalu dia berjalan cepat menghampiri.

"Astaga tampan sekali" batinku saat lelaki itu sudah berada didepan Eric. Aku sampai tak mengedipkan mataku, sungguh tampan sekali.

"Kamu pergi kenapa ga bilang sama papa?" Aku masih senantiasa mengamati kedua lelaki itu. Anak itu hanya tersenyum kepada lelaki didepannya itu.

"Ini eskrim uang dari siapa?" Anak itu kemudian menunjukku, aku tersenyum canggung dengan masih memakan eskrim vanillaku.

Dia mengeluarkan dompetnya, dan menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah, aku menatapnya heran, dia berniat sombong?

"Ini, ambil" katanya dingin. Aku semakin menyengrit bingung menatap dirinya.

"Sudah ambil saja, ini ga seberapa buat saya" dia melempar uang itu tepat kepadamu.

"Gausah pak, ini berlebihan" aku mengembalikan uang itu. Sungguh eskrim seharga lima ribu dan dia mengganti uang dengan lima ratus ribu. Sombong sekali.

"Saya ga suka berhutang Budi pada seseorang" ucap dia menatapku tajam. Aku ingin menggerutu saat ini, tapi aku tahan. Bisa-bisanya lelaki didepan kamu ini sangat sombong.

"Gausah, terimakasih" aku memasukan uang itu pada jas yang ia kenakan, Kemudian aku menatap Eric.

"Eric, kakak pamit dulu yaa, lain kali jangan sendirian, nanti diculik" aku mengusak rambut Eric pelan. Lalu ia tersenyum padaku, "makasih ya kak, eskrimnya"

Aku mengangguk dan menatap dingin lelaki yang sedari tadi memperhatikan ku dan Eric. "Anaknya lebih sopan dari bapaknya"

Aku berucap demikian dan pergi meninggalkan kedua lelaki itu. Dasar orang kaya seenaknya saja.

Lelaki itu menatap kepergian perempuan yang baru saja pergi. Lalu ia kembali menatap anaknya yang kini masih asik memakan eskrimnya.

"Tadi, kakak itu jahat ga sama kamu?"

"Engga yah, Kakak itu baik, aku dibeliin eskrim sama dia" Eric kembali memakan eskrimnya itu. Mengacuhkan ayahnya.

"Yaudah, ayok. Ayah mau minta maaf sama kakak tadi" Mark memangku anaknya itu dan segera menyusul.

"Sekalian minta jadi bunda kamu"
































END~

Hehe ini tijel ga sii??

Vote coment ya

See u

NCT DREAM ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang