JENO AS DOKTER

2.8K 405 20
                                    

Hellowwww~







Klik star



















"dokter Jenoooo" aku berteriak kala melihat sosok lelaki yang kini masuk ke kamarku dengan alat periksa yang menggantung di lehernya.

Matanya ikut tersenyum saat bibirnya tersenyum. Benar-benar manis.

"Udah enakan?" Tanyanya begitu tiba di hadapanku ini. Aku mengangguk semangat sambil terus memandangi wajah indahnya.

"Saya tau, saya ganteng, jangan diliatin Mulu dong, saya yang ga fokus nantinya" mendengar itu aku terkekeh geli. Dokter muda ini sangat menggemaskan.

"Dokter takut jatuh cinta ya?" Ucap ku asal. Dokter yang bernama Jeno itu, terlihat terkejut ketika mendengar ucapanku.

"Mulutnya"

Lagi dan lagi aku terkekeh, senang menggoda dokter muda ini. Dia menatap kertas-kertas hasil pemeriksaan ku, rautnya sedikit berubah.

"Aku kenapa dok? Susah sembuh ya?" Ucapku asal. Dokter Jeno membulatkan matanya menatapku sedikit tajam.

"Kalo ngomong tuh ya dijaga dong, kamu pasti sembuh kok" ucapnya, aku mengangguk mengiyakan ucapnya itu.

"Dokter, aku bosen disini terus. Kapan sih aku boleh keluar jalan-jalan kayak orang orang?" Aku memainkan ujung selimut dengan wajah yang ku tekuk.

"Sus, boleh keluar" ucap dokter Jeno pada suster. Sepeninggal suster itu keluar dari ruang inapmu ini, dokter Jeno duduk dipinggir ranjang tempat tidurku ini.

Tangannya terulur untuk menggenggam tanganku yang masih memainkan ujung selimut itu. "Heyy, saya akan bantu kamu sampai sembuh, sampai kamu bisa jalan-jalan kayak yang kamu pengen"

Kamu menatap wajah tampan dokter muda itu, sudah hampir 4 bulan aku selalu bersamanya, disini dirumah sakit. "tapi dok-"

"Asal kamu harus nurut, rajin minum obatnya, dokter temenin kamu sampe sembuh, janji" aku langsung melingkarkan jari kelingkingku pada dokter jeno, lalu tersenyum dan mengangguk seperti anak kecil.

"Nah gitu dong, kan cantik" ucapnya sambil mengusap rambutku lembut. Sumpah, hatiku sudah tak karuan.










•••••









Beberapa Tahun kemudian







Kini, aku menatap rumah sakit didepanku ini. Sudah lama sejak hari itu, aku tak pernah memunculkan diriku dihadapannya. Sejujurnya aku merindukan dia, yang tersenyum hangat saat hendak masuk ke ruanganku, bagaimana cara ia merawatnya ku.

Dengan yakin, aku melangkahkan kakiku masuk memasuki rumah sakit ini. Tersenyum saat tiba-tiba teringat dia memakai jas dokter dan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Saat sampai di resepsionis, aku hendak bertanya, apakah dia masih bekerja disini atau tidak. Namun, aku mendapatkan jawaban itu, tanpa aku bertanya.

"RUANG OPERASI 3 SEKARANG" ucapnya lantang dan sedikit berlari, menyusul pasien yang seperti terkena kecelakaan lalulintas.

Aku tersenyum, tak ingin menyapanya dahulu. Aku mengikuti dirinya sampai ia masuk kedalam ruang operasi.

Dengan langkahku, aku mencoba mengingat ruangan yang dulu ditempatinya, "semoga belum pindah" ucapku dalam hati.

Dan senyumanku terukir, melihat papan nama di depan pintu coklat itu.

Dr. Lee Jeno

Aku melihat kesekitar, memastikan tak ada orang disekitar ruangan. Dan dengan cepat, aku masuk kedalam ruangan itu, "untung ga dikunci, teledor banget sih jadi dokter" ucapku terkekeh geli.

Sambil menunggunya, aku asik memainkan ponselku. Hingga tak sadar, aku terlelap di sofa ruangan dokter itu.










•••••











Aku menggeliat ketika merasa tidurku tak nyaman. Mencoba mengumpulkan nyawa, dan "astaga!"

Sungguh, aku tertidur pulas diruangan ini saat tak ada orang satupun. Tapi, kini ada sosok lelaki berjas putih tengah menatapku heran.

"Emm, maaf, anda siapa ya?" Sudah ku duga, dia tak akan mengenaliku.

"Dokter ga inget aku?"

"Maaf, tapi ada perlu apa ya? Kalau tak ada, anda bisa pergi, saya capek baru beres melakukan operasi" ucapnya.

Aku tersenyum jahil menatapnya, "kirain bakal kangen sama aku, eh taunya lupa"

Aku liat, wajah terkejut dengan omonganku. Lalu ia kembali memasang wajah herannya, "kangen? Emang kamu siapa saya?"

"Ah dokter gitu, giliran aku udah sembuh malah dilupain" aku pura pura merajuk padanya. Dia semakin menatapku heran, lalu detik selanjutnya dia terkejut.

Tangannya terulur menyentuh wajahku, "ka-kamu?"

Aku tersenyum, lalu mengangguk, "iya, ini aku, dokter jenoo yang gantenggg"

Dan selanjutnya, aku sudah ada di dekapan dirinya. Aku membalas dengan erat, menyalurkan rasa rinduku yang selama ini aku tahan.

"Aku nunggu kamu, kepikiran kamu setiap hari, aku mau cari kabar kamu tapi semua lost contact, dan ini beneran kamu?"

Aku mengangguk masih dalam dekapannya. Dia menciumi rambutku dan mengeratkan pelukannya seolah tak mau kehilangan diriku lagi.

"Cukup kamu pergi, sekarang kamu harus sama aku terus. Jadi istri aku ya?"

Dan sekarang, aku yang terkejut dengan ucapannya.

"Gada penolakan gadis kecil"
























Hiii up lagi disiniiiii

Vote coment nya gaiss jangan lupa

See u




NCT DREAM ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang