Chapter 1

2K 198 46
                                    

Di sebuah ruangan yang dipenuhi beragam tabung kaca dan botol, serta seperangkat komputer yang menampilkan garis gelombang maupun huruf-huruf yang terus bergerak naik itu menambah kesan pintar bagi orang yang menggunakannya. Cahaya lampu LED dan beberapa lampu sorot yang menerangi setiap mesin yang sedang diuji coba tampak indah jika dilihat oleh seorang ilmuan, begitu juga yang dialami oleh seorang pemuda yang memakai jubah putih panjang khusus laboratorium. Ekspresinya mengatakan bahwa suasana hatinya sedang bagus dan bahagia, terlihat juga dari mata berbinar yang tidak pernah lepas dari mesin dihadapannya.

Pemuda jabrik bersurai putih hijau itu tengah sibuk mengotak-atik sebuah mesin entah apa, sampai-sampai merasa terganggu karena dentingan bel pintu yang terus menggema tanpa jeda. Senkuu mendecih dan keluar dari ruangan yang dipenuhi alat-alat super rumit yang tidak akan dimengerti oleh orang awam dengan tergesa-gesa.

Pintu kayu terbuka kasar bersama dengan wajahnya yang berkerut untuk menjamu tamu kurang ajar yang menganganggu di kala sibuknya. "Apa kau pikir bel pintu itu stik PS, bisakah menekannya dengan normal?"

Sang tamu itu malah memeluknya walaupun sudah mendapat semburan dari pemilik rumah. Suaranya rendah dan bernada saat membalas ucapannya. "Senkuu~, aku merindukanmu~"

Dari tubuh besar pria itu tercium bau alcohol yang menyengat sampai-sampai membuat kepala Senkuu pusing hanya dengan menhirup aromanya. "Tsukasa, kau- berapa botol yang sudah kau minum? Dasar bodoh."

Tidak tahan dengan bau menusuk, Senkuu menyeret tubuh berotot Tsukasa yang mengigau tidak jelas sampai ke sofa ruang tengah dengan susah payah, nafasnya sampai tersenggal-senggal seakan baru saja berlari sepuluh kilo meter. Baginya angkat beban, berlari, maupun hal-hal yang menyangkut fisik sangat tidak ia sukai. Bukan benci melainkan karena melelahkan. Walaupun Senkuu sudah berumur dua puluh lima tahun, tetapi tubuhnya tidak berotot dan kemampuan fisiknya seperti anak berumur lima tahun. Sandaran kursi sofa di sebelah Tsukasa mengempis setelah diduduki oleh maniak ilmu pengetahuan ini, beberapa kali ia memijat bahunya sendiri, kemudian menutu mata barang sejenak. Setelah beberapa saat terlewat, Senkuu bergegas membawa selimut dari kamar guna menyelimuti pria mabuk dihadapannya ini. Ia pun kembali menuju peradabannya di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar bernama laboratorium stone.

Kelopak mata yang menyembunyikan pupil sewarna batu ruby mulai membuka menampilkan binary cerahnya. Pertama kali yang ditangkap olehnya adalah sebidang dada tanpa atasan, aroma yang tercium pun semakin menambah dugaannya jika ini adalah seseorang yang dikenalnya. Baru saja ia berniat bergerak, suara rendah dan serak menyapa indera pendengarannya.

"Selamat pagi." Ucap Tsukasa, ia menatap pasangan yang berada di pelukannya itu dengan lembut. Kemudian tambahnya, "Apa tidurmu nyenyak?"

Jari-jemarinya menyisir rambut jabrik Senkuu, serta kening yang dikecup pelan. Tertutupnya salah satu mata ruby itu adalah respon yang Senkuu berikan tanpa berkata-kata. Pelukan Tsukasa sangat hangat, rasanya badannya enggan beranjak walau ia tahu pekerjaan di luar sana sedang menunggu untuk diselesaikan oleh otak-otak cerdasnya. Senkuu menelusup masuk ke dalam pelukan pria itu, sedikit mendengus kemudian menutup mata sebentar, ia ingin menikmati waktu ini dulu sebelum bertempur nanti.

Tsukasa yang melihat kelakuan imut sang kekasih, mau tidak mau membuatnya menarik lengkungan bibirnya, tersenyum lucu sambil mengeratkan dekapannya. Perasaan yang tidak pernah ia bayangkan akan hadir dalam kehidupannya kini terus bertumbuh seiring waktu bergerak. Pipinya ia gesekkan ke surai putih hijau itu, sangat langka pasangannya ini mau bersikap imut tanpa bicara.

"Kapan kau sadar?" tanya Senkuu

"Sekitar lewat tengah malam." Jawabnya dengan suara lembut. Kemudian tambahnya, "Kau terlihat lelah setelah pekerjaan malam tadi, tidak baik membiarkan badanmu beristirahat dengan bertumpuh pada meja, jadi aku menggendongmu ke kamar."

Tsukasa x SenkuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang