Chapter 5

494 55 12
                                    

Hyoga menghentikan kendaraan beroda empat itu di depan institut ilmu pengetahuan tempat sang ilmuwan yang di puja oleh bosnya ini berada. Untuk beberapa alasan Hyoga ditugaskan oleh Tsukasa untuk mengawalnya. Perintah Tsukasa adalah untuk mengamati sekitar dan menyelidiki insiden penguntitan Senkuu. Hyoga dapat memahami situasi dengan cepat, dapat menipu dengan baik dan terutama otaknya sangat licik, itulah sebabnya Tsukasa tetap mempertahankan Hyoga disisinya.

"Hyoga, periksalah dan tandai orang-orang yang menurutmu mencurigakan." Tsukasa memangku kakinya didalam mobil dan memandangi kearah samping tempat bangunan itu berdiri. "Karena sebentar lagi akan ada keributan."

"Baik Tsukasa-sama."

"Panggil saja Tsukasa, kau adalah orang yang sudah kutaruh kepercayaanku."

"Tidak. Saya tetaplah bawahan anda."

Tsukasa menghela nafas, "Terserah padamu saja."

Jam pada smartphonenya telah menunjukkan pukul 15.59 sedikit lagi waktunya jam pulang Senkuu. Tsukasa menarik ujung bibirnya, menekan sebuah nama beruliskan 'My love Senkuu' kemudian mengetik beberapa kata dan dikirimnya tepat setelah waktu menginjak angka enam belas. Tsukasa pun keluar dari mobil dan memasuki area institut, dan selanjutnya seperti yang diketahui dia dihadang oleh Kohaku sang ketua keamanan yang pantang menyerah jika sudah berhadapan dengannya.

Kembali ke masa kini, Tsukasa membukakan pintu mobil dibagian belakang, tempat duduknya dan Senkuu. Sedangkan Hyoga sudah terlebih dahulu duduk di bangku kemudi dengan sabuk pengaman yang terpasang rapi. Bunyi mesin mobil dihidupkan dengan diteruskan oleh gerakan roda empat, melaju dengan kecepatan sedang mengikuti jalan yang dikhususkan untuk kendaraan.

"Kalian benar-benar membuat kekacauan."

Tsukasa tersenyum manis, "Aku tidak tau apa yang kau maksud?" godanya. Tsukasa tahu apa yang Senkuu maksudkan, namun Ia ingin menunjukkan seberapa kuat dirinya atau sisi kerennya, intinya ingin pamer pesona.

"Tidak perlu pura-pura bodoh. Aku tau kau mengerti." Tsukasa masih saja tersenyum dan kemudian memeluk pemuda kecilnya. Senkuu meletakan telapak tangannya, mendorong wajah Tsukasa yang sudah menempel dan digosokkan ke kepalanya. "Aarg, menjauhlah." ujar Senkuu dengan raut kesal.

"Hyoga, kau juga kenapa tidak menghentikkan si bos bodohmu ini?"

Hyoga tersenyum dibalik maskernya, "Karena Tsukasa-sama tidak memberikan perintah. Saya tadi cukup menyukainya. Tontonan yang layak, cukup seru."

Senkuu menekuk wajahnya. "Hah... aku bodoh karena bertanya padamu." katanya dengan suara agak pelan, menyerah kepada salah satu penggila kekuatan itu.

"Apa yang kau katakan. Senkuu adalah orang terpintar di dunia ini." Timpal Tsukasa dengan wajah polosnya.

"Kau mengejekku ya?" Senkuu menyipitkan matanya tajam kearah kekasihnya. Akhir-akhir ini Tsukasa sepertinya lebih proaktif kepadanya, walau ia tidak membencinya. Salah satunya seperti saat ini, menjahilinya seperti ini. Padahal dulu, Tsukasa terkesan agak kasar dan kikuk, namun yang dilihatnya sekarang hanyalah seorang yang bodoh dan jahil. Ah, tidak lupa dengan sikap lembut yang hanya ditunjukkan saat bersamanya.

"Mana mungkin, aku berani." Melihat Senkuu masih memicing tajam, pada akhirnya Tsukasa menyerah. "Baiklah, baiklah. Aku minta maaf, jangan marah ya."

Untuk beberapa saat perjalanan, laju mobil semakin melambat artinya tujuannya sudah dekat. Sementara itu Tsukasa masih memeluknya dengan mesra diiringi dengusan Senkuu yang terdengar.

Mobil itu berhenti di lahan parkir pada salah satu supermarket besar yang menjual segala jenis kebutuhan rumah tangga. Senkuu keluar duluan dan kemudian disusul Tsukasa, mereka Bersama memasuki gedung perbelajaan itu dengan tangan yang tertaut. Sementara itu, Hyoga ditugaskan berjaga diluar, lebih tepatnya menunggu dimobil. Selain mencegah kemungkinan penguntit, niat sebenarnya Tsukasa adalah agar tidak mengganggu acara kencan bagai pasutri.

Tsukasa x SenkuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang