Sepasang tangan tertarik ke atas hingga jari-jarinya berbunyi seakan sedang ditarik oleh seseorang. Senkuu menguap dengan membengkokkan badannya ke kiri dan kanan, atas dan bawah, sama halnya dengan olahraga ringan. Putaran ringan pada badannya ia lakukan untuk melemaskan sendi-sendinya yang kaku akibat terlalu lama menunduk. Kepalanya juga sengaja menengadah agar mengurangi sedikit sakit pada bagian belakang lehernya.
"Akhirnya selesai juga." kata Senkuu dengan kantung mata yang menebal.
Jam dinding menunjukkan pukul enam pagi, untunglah masih ada waktu sebelum ia berangkat nanti. Saat ini, Senkuu sangat membutuhkan tidur barang sedikit. Ia melangkah menuju kamarnya dengan anggota badan yang lemas, bahkan Senkuu hampir terantuk kakinya sendiri, untung saja ada tembok yang bisa dipakai sebagai sandaran tangannya.
Senkuu menaiki kasur dengan perlahan disamping Tsukasa yang masih tertidur. Senkuu membanting tubuhnya begitu lututnya merasakan lembutnya kasur hingga tidak memperdulikan bahwa pria disebelahnya ini akan terbangun atau tidak.
Tsukasa membuka matanya karena merasa pergerakan disampingnya. "Senkuu? kau baru tidur?"
Senkuu memejamkan matanya dengan wajah yang menghadap ke arah Tsukasa. "Hmm, bangunkan aku jam 9 ya..."
"Hm, tidurlah." Tsukasa kemudian mengusap surai sang kekasih dan memeluknya sambil kembali menutup matanya.
Anak panah jam weker terus menggelinding, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Tsukasa bangkit dari tidurnya sebelum alarm itu berbunyi dan kemudian menonaktifkan alarm tersebut sebelum mengganggu waktu tidur berharga kekasih kecilnya.
Tsukasa mengelus surai lembut Senkuu dan mencium dahinya dengan teramat pelan agar tidak membangunkannya. Mungkin karena terlalu mengantuk dan lelah, Senkuu bahkan tidak menggerakkan satu kedipan mata pun. Badannya tidak bergerak satu inci pun dari tempatnya. Yang terdengar hanyalah suara napas yang teratur dan stabil.
Sudut mulutnya tertarik keatas begitu melihat pemandangan tanpa daya kekasihnya. Saat ini, Senkuu seperti bayi kelinci yang lemah dan tidak berdaya, berbeda dengan saat ia masih aktif dengan pekerjaan yang menggebu-gebu. Entahlah, siapa yang tidak tau jika Senkuu akan mencoba mencari tahu kebenaran dari setiap langkah kehidupannya. Dia akan dengan senang hati mencari tahu dan memperbaiki segala hal agar lebih praktis.
Beberapa saat berlalu, Senkuu sudah mulai mendengar suara-suara pelan memanggil namanya, bahkan sekarang ia mencium aroma menggungah selera yang masuk kedalam indra penciumannya. Tidak lama kemudian, perutnya mulai menyanyikan lagu keroncong, tentu saja seperti biasa yang sudah kita dengar dan lihat di manga, berbunyi dengan imut seperti 'Kruuuuyuk' atau suara menyeramkan seperti 'Grooong'.
"Senkuu, Senkuu, bangunlah."
"Hmm, iya." ucap Senkuu dengan suara pelan.
Perlahan Senkuu mulai menggerakkan kelopak matanya dan memunculkan warna matanya yang cerah. Walau masih ada semburat kabut, Senkuu terus menstabilkan cahaya yang meringsuk kedalam indranya. Sebetulnya rasa kantuk masih menerjangnya dan ingin sekali kembali kedalam mimpinya namun dikarenakan geraman perut kecilnya, Senkuu memutuskan untuk mengisi kembali kebutuhan hidupnya.
Tsukasa terus menunggu Senkuu mengangkat dirinya dari posisi tengkurap hingga duduk dengan kedua tangannya yang masih menopang berat tubuhnya. Kepalanya masih tertunduk-tunduk seperti ayam mematuk beras.
Tsukasa yang melihatnya hampir saja tidak bisa menahan tawanya. Pemandangan ini benar-benar imut dan lucu. Ingin sekali Tsukasa mengambil smartphonenya untuk merekam kejadian ini, namun Ia tau jika Senkuu menemukannya merekam hal yang memalukan Senkuu bisa-bisa membalasnya dengan lebih kejam. Walaupun Senkuu itu tipe yang tidak terlalu peduli dengan sekitar, tetapi ia juga tipe yang peka dan suka membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsukasa x Senkuu
FanfictionFanfiction Dr. Stone Karakter milik Riichiro Inagaki Author Fanfic: Sunflower Pairing : Tsukasa x Senkuu Aku nulis cerita ini karena aku suka pair Tsukasa x Senkuu, jadi bagi yang gak suka dengan cerita BL, MENDING JANGAN DIBUKA DAN JANGAN DIBACA. ...