Wooyoung x Yeosang
Mood Yeosang jelek sekali sejak pagi. Mukanya masam, alisnya mengerut, jangan lupakan bibirnya yang mengerucut. Kalau sudah begini bisa dipastikan akan berlangsung hingga malam.
Ini berawal dari satu teman kelompoknya yang menyebalkan. Mereka sudah membagi tugas saat diskusi pertama, juga sudah menentukan deadline pengumpulan ke dia selaku bagian edit dokumen. Nyatanya sampai detik ini orang tersebut tidak mengirimkan hasil kerjanya. Malah belum megerjakan, padahal sudah dua minggu berlalu.
Waktu Yeosang menagih tugasnya dia justru bilang "Deadline-nya kan masih dua minggu lagi. Sante aja kali, Yeo, gue bakal ngerjain minggu ini,"
Halah, omong kosong. Yeosang yakin sekali orang itu tidak akan mengerjakan tugasnya. Sudah terlampau hafal dengan tabiatnya dari ospek.
Diberi tengat waktu sehari saja dia tidak mengerjakan apalagi yang sebulan?
Memang dikira Yeosang tidak punya kesibukan lain apa? Kakak sulung dia akan menikah dua minggu lagi dan mulai besok lusa ia juga akan repot membantu. Makanya, Yeosang memberi tengat waktu hari ini.
"Kalau emang nggak mau repot nyatuin dokumen sama edit, seenggaknya bantu nyelesein tepat waktu dong,"
Ketiga temannya yang lain akhirnya membantu Yeosang. Mereka membagi ulang tugas dan menandai satu-satunya nama yang tidak mengerjakan untuk dilaporkan nanti. Kini Yeosang hanya perlu mengeditnya.
Sayang sekali masalah lain datang. Baterai laptopnya sekarat dan saat ingin mengisi dayanya listrik justru padam total karena hujan deras di luar. Parahnya lagi, ponsel dia juga kehabisan daya sedari tadi.
Sial sekali nasib Kang Yeosang hari ini.
Bisa saja dia mengerjakan tugasnya di cafe terdekat. Namun, Mamanya tidak akan mengizinkan dia keluar rumah saat hujan sederas ini. Apapun alasannya.
Daripada mood dia semakin memburuk, lebih baik dia tidur siang sejenak. Semoga saat dia bangun nanti keadaan membaik.
***
Sial. Listrik masih padam dua jam kemudian meski hujan tidak sederas tadi. Berbekal semangat rebahan total di esok hari, Yeosang memilih pergi ke cafe terdekat setelah mendapat izin Mamanya.Ditemani segelas caramel tea dan seporsi rice bowl Yeosang dengan semangat mulai mengedit tugas laporan tersebut. Sesekali dia berhenti untuk menyuap nasi atau minum.
"Tumbenan banget lo keluar kamar hujan-hujan begini? Biasanya juga rebahan di kasur,"
Ah, suara berisik yang familiar. Seingat Yeosang sahabat toanya ini tidak memiliki shift jaga hari ini. Kenapa sekarang dia bisa duduk manis di kursi seberang?
"Bukannya shift lo besok, ya?" Yeosang bertanya dengan nada dingin. Lawan bicaranya tertawa.
"Ciee, inget jadwal gue."
"Ck! Jawab elah,"
"Gue gabut di rumah, mending kerja aja,"
Yeosang mengangguk. Fokusnya kembali ke layar laptop miliknya. Sepenuhnya tidak percaya pada perkataan orang di hadapannya. Mana mungkin dia memilih kerja kalau bisa main game sepuasnya di hari libur.
"Lo belum jawab gue, Yeo. Kenapa nugas di sini?"
"Rumah mati lampu," Yeosang tau kalau sahabatnya bakal bertanya lebih jauh dan harus menghentikannya sebelum itu terjadi. "Kerja Jung Wooyoung. Nggak usah ngericuhin gue,"
Wooyoung, si teman toa, ketawa lepas. Dia milih buat nurutin usiran Yeosang daripada terkena amuk. Habisnya, mahasiswa teknik itu kalau ngamuk bisa nonjok sampai biru. Sebelum pergi Wooyoung sempetin buat ngusak rambut Yeosang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serene | Ateez
FanfictionATEEZ Oneshot Collection -Spesial buat penganut semua kapal Ini BXB! Jangan salah lapak~