2. Good(Bad) News

93 17 9
                                    

Yuk, ramein, yuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk, ramein, yuk. Semakin banyak komen, semakin lancar updatenya💃💃

©©©

"Yakin, lo masih mau pisah?" Yixing bangkit dan berjalan ke arah Soohye—wanita yang masih memunggunginya. "Kalau yang kemarin 'jadi', gimana?"

Soohye kembali menggelengkan kepala. Sialan, batinnya. Ia masih membayangkan percakapan mereka tadi siang.

Baiklah, ia akui. Sesaat setelah Soohye protes bahwa candaan Yixing tidak lucu malam itu—rupanya itu bukan candaan. Yixing benar benar serius, dan Soohye hanya dapat menelan ludah gugup.

Malam itu memang sedikit mengejutkan bagi Soohye—ah, tidak juga. Sebenarnya sangat sangat mengejutkan bagi wanita yang kini menginjak usia dua puluh empat tahun itu. Bahkan jika digambarkan, jantungnya hampir berpindah tempat saking terkejutnya. Bukan bermaksud melebih lebihkan, tapi nyatanya ia memang nyaris mati muda. Seumur umur ia tidak pernah melihat Yixing dengan versi yang berbeda. Yang jelas, bukanlah si ketus dengan otak jeniusnya, seperti biasanya.

Pria itu menunjukkan sisi berbedanya malam itu. Yang tertawa-lah, yang kelewat serius-lah, yang berlaku lembut dengan tatapan memujanya-lah, dan yang—baiklah cukup hentikan. Karena sungguhan, selama delapan tahun mengenal Yixing, pria itu memang mempertahankan ekspresi ketusnya. Sampai sampai membuat wanita itu lelah sudah berumah tangga lima tahun dengan pria yang membosankan.

Ah, kalau dipikir pikir, senyuman itu manis juga. Memikirkannya membuat Soohye membelalakkan mata. Tidak. Ia tidak lagi menyukai pria yang pernah menjadi objek cuci matanya selama bekerja di minimarket milik mertuanya. Sekarang ia benci. Pria itu berengsek.

Soohye mendengus. Ia kemudian meletakkan cangkir kopinya di meja. Kembali ia tatap hiruk pikuk kota di bawah sana. Sore yang luang membuatnya memilih menghabiskan waktunya di balkon, ditemani secangkir kopi expresso yang mengepul dan sebuah novel percintaan.

Ia jadi memikirkan bagaimana jika pertanyaan Yixing tadi siang menjadi kenyataan. Masalahnya, mereka melakukannya lama sekali—kalau tidak salah sampai jarum jam menunjuk angka tiga. Dan esoknya, Soohye terlalu malas berjalan ke apotek untuk membeli beberapa pil kontrasepsi. Yixing benar benar menghajarnya sampai habis—membuat Soohye memilih merebahkan tubuhnya seharian penuh karena merasakan pinggangnya yang nyaris remuk.

"Kenapa ngelamun? Mikirin apa?"

"Mikirin malam itu." ujar Soohye tanpa sadar. Membuat Yixing yang berada di sampingnya praktis menoleh.

"Kenapa? Lo mau lagi?" tanya Yixing frontal.

Sekonyong konyong, Soohye langsung membelalakkan mata dan menimpuk pria di sampingnya menggunakan novel yang tebalnya lima ratus halaman. "Ka—kapan lo sampai?" tanya Soohye terbata. Sialnya, ia tertangkap basah memikirkan malam panjang itu.

"Barusan." jawab Yixing seusai mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri.

Soohye menggigit bibirnya. "G—gue nggak mikirin yang itu, ya!" jelasnya berusaha meluruskan kesalahpahaman tadi.

ACCISMUS •Lay EXO•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang