4. Pieces of a Dream

88 15 10
                                    

Soohye masih mematung, sekalipun kini telah bersandar pada dipan kasur dan kejadian yang terus berputar di otaknya sudah lewat satu jam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soohye masih mematung, sekalipun kini telah bersandar pada dipan kasur dan kejadian yang terus berputar di otaknya sudah lewat satu jam.

"Yi.."

Yang dipanggil sempat menoleh untuk beberapa detik sebelum akhirnya kembali larut pada bacaan yang ada di genggamannya. "Hm?" gumamnya sedikit.

"Menurut lo, arti dari wanita spesial itu.. Apa?"

Yixing mengernyit. "Lo tanya gue?"

Soohye lantas membuyarkan lamunnya. Ditatapnya Yixing dengan tatapan jengah sembari berdecak. "Enggak. Gue tanya sama angin yang namanya kebetulan juga Yixing!"

Yixing lantas menutup bukunya. "Ibu gue, kenapa?"

Soohye menghela. Bertanya pada dokter di sampingnya ini selalu tidak membuahkan hasil. "Aduh, bukan gitu maksud gue. Gini, ya, gue tanya. Kalau misalnya ada laki laki yang ngomong ke perempuan kalau dia itu wanita spesial, itu maksudnya gimana?"

"Oh, senior lo itu bilang gitu?" praktis Soohye mengangguk. Namun untuk detik selanjutnya, Soohye justru gelagapan. Sialnya, ia tertangkap basah. Malu.

"Kalau gitu konteksnya, ngapain lo tanya gue? Tanya langsung sama senior lo itu."

Soohye memutar bola mata malas. "Aduh, gue tanya gini sama lo karena kalian laki laki, sama."

"Jelas beda. Gue sama dia nggak punya perasaan yang sama di situasi yang sama. Mana gue tahu maksudnya apa. Bisa aja lo spesial sebagai teman, sahabat, pacar, ataupun juniornya."

Yixing menghentikan aktivitasnya untuk sementara. Sedikit berpikir sebelum akhirnya meletakkan buku tersebut di atas nakas. Ia menghela. "Tapi.. Kalau dia bilang 'wanita' artinya lo dapat kesempatan emas."

Mata Soohye lantas berbinar. "Hah?! Beneran?"

Yixing mengangguk. Pun pria itu menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut. "Udah, sana tidur!"

Soohye menggigit bibir bawahnya. Jemari kecilnya kemudian menarik ujung lengan piyama Yixing pelan. "Yi.."

Mata yang mulai terpejam itu akhirnya kembali terbuka. "Ada apa?"

Soohye masih terdiam. Sulit sekali menjawab pertanyaan sederhana Yixing. Mendapati diamnya Soohye membuat Yixing menghela. "Sini."

Pria itu beralih menghadap kanan dan merentangkan tangannya. Menyambut Soohye untuk dibawa di dekapannya, dekat dadanya.

Sialnya di situasi seperti ini, mereka menyukai detak jantung ayahnya sebagai penghantar tidur. Nak, ayah ibu kalian canggung!

©©©

"Kalian kenapa, sih? Kok lemas gitu?" pagi ini Soohye mendapati beberapa temannya yang menidurkan kepalanya di atas meja. Lemas sekali.

"Kebanyakan minum gue." lirih Ahra dari seberang. Diikuti anggukan Mina setelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACCISMUS •Lay EXO•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang