Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐
Lanjut ....
⭐
Kediaman Kusuma hari ini dihebohkan dengan tangisan sibungsu sedaritadi tidak berhenti. Sudah lebih dua jam, Billa menangis sesenggukan si ruang tamu. Mila ibunya, sampai bingung bagaimana untuk menghentikan tangis anaknya.
Billa sama sekali tidak menjawab, saat ditanya. Mila sampai menelepon suami dan anak sulungnya karena khawatir.
"Sayang, udah dong. Kamu kenapa? Jangan bikin Mama khawatir? Ada yang sakit? Apa ada masalah? Ayo cerita sama Mama, Sayang!" Mila jadi ikut menangis melihat Billa karena takut terjadi sesuatu dengan anak gadisnya.
"Ma ...!!" Tangis Billa kembali pecah, memeluk Mila.
"Iya, sayang kenapa? Cerita sama Mama sini!"
Billa memilih menggeleng, memeluk Mila erat. Akhirnya, ibu dua anak itu memilih memeluk dan mengusapi anak gadisnya dengan air mata yang ikut mengalir.
Bahkan sampai Ardi kepala rumah tangga, serta Bara anak sulung di rumah itu pulang, Billa sama sekali tidak mau menjawab jika ditanya. Walaupun sekarang tangisnya perlahan mereda, tapi anak itu lebih banyak bengong dan bahkan sama sekali tidak mau makan sampai jam makan malam berakhir.
"Sayang, anak Mama yang paling cantik," panggil Mila lembut, sementara Billa masih asyik duduk meringkuk di sofa depan televisi menyala yang tidak ditonton.
"Ma," lirih Billa, menatap mama-nya pilu. "Kenapa harus Viona, Ma?"
Bertepatan dengan ucapan Billa, dua lelaki di sana baru saja mendudukan dirinya di sofa. Otomatis mereka mendengar apa yang Billa ucapkan. Apalagi raut wajah Bara yang perlahan ikut khawatir, saat nama Viona kembali disebut.
"Viona itu teman Billa yang paling baik Ma, dia paling sederhana dan gak pernah neko-neko," ujar Billa kembali menangis.
Mila hanya merengkuh Billa dalam dekapannya, mengusap kepala Billa berulang yang menyandar di bahunya. Milla tidak akan berbicara apapun karena saat ini Billa hanya butuh untuk didengarkan.
"Keluarga Viona udah berantakan, sedari kecil diurus oleh asisten rumah, orangtuanya sibuk dengan urusan bisnis di luar negri dan jarang pulang. Viona bahkan pernah bertemu orangtuanya hanya sekali dalam setahun. Viona gak pernah pacaran, Ma. Selama ini tiap cowok yang mendekatinya, selalu ditolak karena Viona mau belajar wujudkan mimpinya menjadi dokter. Terus kenapa harus Viona, Ma? Anak sebaik itu, kenapa harus dia?" Tangis Billa kembali pecah diikuti oleh Mila.
Sementara Ardi menatap sedih kedua wanita tersayangnya. Sedang satu lelaki lagi, entah kenapa merasa sakit setelah mendengar semua fakta itu.
Memori Bara jatuh kepada kejadian waktu itu, betapa brengseknya dirinya. Walau Bara tidak tahu apa maksud adiknya mengatakan itu semua, tapi Bara seolah menjadi salah satu menjadi kejahatan di dalam hidup gadis, ah ... wanita itu maksudnya.
"Memangnya Viona kenapa, Sayang? tanya Mila saat melihat Billa yang perlahan tangisnya mulai reda.
"Viona." Billa menatap Mila tak yakin untuk mengatakannya, tapi Mila tersenyum seolah meyakinkan tak apa.
"Dia hamil," lanjut Billa akhirnya memilih jujur karena ini keluarganya, jadi dia bisa percaya.
"Hamil?" Bukan Mila, ataupun Ardi yang bertanya tapi itu suara Bara. "Kamu jangan bercanda, Dek?" Suara Bara sudah naik satu oktaf.
"Bara! Jaga nada bicara kamu!" tegur Ardi memperingati anaknya, pasalnya anak gadisnya sedang bersedih.
"Kamu jangan ngomong ngawur, Dek?" tanya Bara terdengar frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED SERIES (Cerpen/Cerbung)
Short StoryPernikahan itu, bukan cuman modal aku sayang kamu, semua masalah selesai. Oh, tidak semudah itu. Perut kamu tidak akan kenyang hanya makan cinta. Memangnya kamu mau, menikah tidak punya apa-apa? Melarat yang ada! Menikah itu, tidak selamanya karena...