MBA (Bara-Viona) End

61 8 0
                                    

Kuy, vote dulu sebelum baca ⭐

Happy & enjoy reading 💜












Bara duduk merunduk di ruang tunggu, dengan tangan tak henti menjambak rambut frustrasi. Matanya terlihat berkaca-kaca, pandangannya pun tak lepas dari kamar rawat dimana Viona berada.

"Bar!" panggil Dio hati-hati, karena melihat kondisi Bara yang terlihat kacau. "Jadi, bener?"

Bara milirik Dio sesaat. "Iya."

Dio menghela napas kasar, terlalu banyak kejutan yang Bara berikan hari ini. Mereka berteman dari SMA, total sudah 5 tahun, tapi kenapa dia tidak tahu semua tentang Bara?

"Anak gue mau lahir. Gue udah nikah," gumam Bara.

Dio kembali teringat kejadian setengah jam yang lalu, saat wanita hamil itu akan masuk ke ruang bersalin.



"Bu, boleh saya ikut masuk?" tanya Bara tiba-tiba, saat wanita itu akan masuk.

"Maksud kamu, Nak?" tanya Bu Imah yang Dio ketahui tadi, Ibu yang sama yang datang ke posko meminta bantuan.

"Saya boleh kan, ikut ke dalam menemani Viona melahirkan?"

Bukan hanya Ibu Imah, satu ibu lainnya, dua pasangan muda-mudi, terus satu orang lelaki yang mungkin seumuran Dio juga tak kalah terkejut. Dio sama sekali tidak mengerti, apa maksud Bara ini? Apa dia pikir, menemani wanita melahirkan juga termasuk bentuk tugas mahasiswa yang baik? Tidak semudah itu, Bar!

"Nak, dalam proses melahirkan, tidak semua orang bisa menemani. Harus pihak keluarga, atau suaminya. Saya tahu, mungkin maksud kamu baik, tapi tidak bisa," jelas Bu Imah yang Dio dan lainnya pahami, tapi sepertinya tidak untuk Bara. Kenapa cowok itu tiba-tiba menjadi bodo, sih?

"Jadi kamu tunggu di sini, biar Bu Imah yang masuk," jelas Ibu yang satunya.

"Tapi ...." Bara terlihat ragu. Dio malah menjadi ketar-ketir sendiri untuk menunggu jawaban Bara. "Viona istri saya, kita sudah sah menikah secara agama dan hukum, saya suaminya!"

"Apa?" Semua orang kompak bertanya terkejut.

"Di sana, anak saya mau lahir, Bu," ujar Bara terlihat frustrasi.

"Bar!" panggil Dio berusaha menyadarkan Bara, tapi cowok itu seolah tidak mendengar.

"Bara," lirih Sindi di samping Dio terdengar pilu.

"Nak, jangan bicara yang aneh-aneh. Ini kita lagi situasi serius, tolong yah!" Bu Imah kembali memberikan pengertiannya.

"Ibu kenal pak Randi dan Bu Sintia?" tanya Bara yang berhasil menghentikan langkah Bu Imah yang akan masuk.

"Kamu ...." Bu Imah terlihat terkejut. Dio sendiri hanya bisa mendengarkan di sebelah Sindi.

"Saya sudah menemui mereka. Pernikahan kami memang tidak dihadiri Viona, tapi orangtua  kita berdua yang menikahkan sah kita berdua. Papa Randi sendiri yang menjandi wali nikah Viona untuk saya. Saya mohon ... Bu ...."

Semua yang ada di sana sama terkejutnya dengan Bu Imah. Sedang Bara sendiri, sekarang telah duduk bersujud di depan Bu Imah.

"Nak ...." Suara Bu Imah terdengar terisak. "Saya tidak bisa izinkan kamu masuk begitu saja, sebelum kamu membawa bukti pernikahannya. Saya harap kamu mengerti."

Setelah mengatakan itu, Bu Imah telah masuk ke dalam ruangan meninggalkan Bara yang masih terduduk.

"Kurang ajar!" teriak lelaki di belakang Dio, sudah berlari ke arah Bara.

MARRIED SERIES (Cerpen/Cerbung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang