3; Start up

1.6K 260 11
                                    

.
.
.
. . .

Hari semakin siang, namun hal tersebut tak berhasil mengusik sepasang suami istri yang tengah bergelut dengan selimut.

Drt..

Drt...

Drt....

Getaran pelan dari handphone milik jemira berhasil membuat sang pemilik terusik.

Jemira membuka perlahan kelopak matanya. Wajahnya menoleh kearah kanan, tempat suaminya tidur.

Senyum cerah mulai terukir di wajah cantik jemira.

Dengan perlahan jemira bangun dari tidurnya agar tidak membangunkan jevano yang masih lelap dalam tidurnya.

Setelah itu jemira keluar dari kamar dan menuju dapur.

Sekarang sudah pukul 11.30, sedangkan dirinya dan jevano belum sarapan.

Jadi jemira memasak saja apa yang ada. Perutnya sudah sangat lapar minta diisi.

Semalam mereka memulai pendekatan dengan kencan dirumah.

Kencan sederhana yang berakhir membuat keduanya bangun kesiangan hari ini.

Tidak mereka belum jauh ketahap itu. Mereka hanya menghabiskan waktu untuk menonton banyak film yang baru ditayangkan.

"pagi na"

Suara serak khas baru bangun dari arah belakang membuat jemira terkaget.

"p..pagi kak" jawab jemira gugup, efek kaget mungkin.

"kenapa kakak tidak dibangunkan?"

"nana tidak tega, kakak kelihatan lelah"

Jevano tersenyum lebar hingga kelopak matanya berbentuk bulan sabit.

"baik banget istri aku ini"

Semburat merah tercetak apik di wajah jemira. Satu kalimat sederhana jevano berhasil membuat hatinya meronta ronta.

"kakak mandi aja dulu. Nanti nana panggil jika sudah jadi"

Jevano mengangguk dan segera melesat kembali ke kamar, meninggalkan jemira yang berusaha mengatur nafasnya.

Kenapa rasa yang dulu jemira kubur kembali tumbuh?.

Apakah ini benar?!.

...

Jemira punya kebiasaan yang jevano hafal diluar kepala.

Yaitu selalu merasa bersalah disetiap hal.

Seperti sekarang ini.

"maaf kak, gara-gara nana lama tempat makannya jadi tutup"

Jemira menunduk dan memilin ujung kaos oversize yang dikenakan, merasa bersalah karena lama saat mencari pakaian untuk kencan pertama mereka diluar.

"bukan salah nana kok. Sekarang noleh ke kanan, jadwalnya emang hari ini tutup lebih awal"

Jevano gemas sendiri melihat tingkah jemira yang malu-malu setelah melihat menoleh kearah yang di tunjuk.

"jadi kencannya dibatalin?" tanya jemira.

"engga dong, kencannya ga boleh batal. Kita keliling dulu ya" jevano menuntun jemira untuk masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil keduanya terdiam, sampai tiga puluh menit perjalanan yang entah kemana tujuannya.

"kak"

"kenapa na?" jevano menoleh dari balik kemudi.

"engga jadi luapain aja"

"na"

"jadi gini, kakak jangan narah ya. Nana mau nanya" cicit jemira.

"iya tanya aja, inget ga boleh ada rahasia diantara kita"

Jemira melipat bibir dalamnya cemas, sesekali matanya melirik kearah jevano yang menunggu dengan tenang.

"kita...kita ga salah kan?"

Sret.

Jevano mendadak menghentikan lanju mobilnya mendadak, untung jalanan yang mereka tempuh itu sepi.

"nana dengerin kakak. Kita engga salah, ini takdir. Kita harus ngejalanin apa yang takdir buat untuk kita"

Jevano menghadap kearah jemira yang menunduk. Tangan besarnya mencakup wajah munggil istrinya.

"liat kakak na. Memang rasanya aneh tapi kita nanti pasti terbiasa" tambah jevano.

"ta..tapi nana merasa ngerebut kak jeno dari kak rara"

Alis jevano menukik tajam, rahangnya mengeras. "ada yang ngomong macem-macem ke kamu?"

Suasana mendadak berubah, menjadi sedikit lebih dingin.

Perlahan jemira menggeleng untuk menjawab pertanyaan jevano.

"revina nitip kamu ke aku, karena dia percaya sama aku na. Kamu juga harus bisa percaya aku" nada jevano melemah saat menyadari tubuh jemira menegang.

"iya nana bisa, nana udah percaya kakak dari lama. Tapi nana boleh minta sesuatu?"

"apa?"

"kakak harus bisa kaya dulu. Jangan kaku sama nana, nana ga suka" lirih jemira.

"gampang. Sejarang kamu senyum, kakak ga suka liat kamu nangis"

Ucapan pelan jemira rasakan di pipi basahnya. Tangan besar jevano benar-benar mengusap air matanya lembut.

Cup.

"kamu bisa minta apa saja sama kakak" bisik jevano setelah mengecup dahi jemira.

Sekarang mungkin jemira tidak meminta apapun.

Namun jika jemira tau, jemira pasti akan meminta sesuatu pada jevano hari ini.











...
terimakasih atas dukungannya, semoga tidak mengecewakan🙏

As Your Wife •NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang