Chapter 3

41 8 11
                                    

~Who is He?~


😇🐱

💓Happy Reading💓

Don't forget, vote and comment juseyo

🙏🏻⭐💬


5 November 2010

Seorang remaja lelaki terlihat terburu-buru memakai mantelnya dan bersiap untuk pulang. Jeonghan, remaja lelaki itu adalah Jeonghan. Setelah selesai bersiap untuk pulang sekolah, dia langsung keluar dari kelas sambil berlari, menyusuri setiap koridor di sekolahnya itu. Tapi, apa yang membuatnya terburu-buru? Padahal jam pulang sekolah tak terlambat seperti waktu itu jadi dia pun tak kan telat untuk datang trainee. "Aish, aku bisa telat melihat yeoja itu. Dia mungkin sudah sampai sekarang halte sekarang", monolog Jeonghan pada dirinya sendiri. Lagi, dia mempercepat laju larinya agar tak terlambat melihat yeoja yang dimaksudnya tadi.



Sesampainya dia di halte tempat dimana biasa yeoja itu menunggu bis, dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Aish, sial. Aku telat sepertinya, halte sudah sepi begini. Padahal, aku ingin melihatnya meski hanya sebentar sebelum aku latihan. Itu akan membuatku lebih semangat saat berlatih, hhh. Jeonghan mengeluh dan berjalan lesu menuju halte bis lain yang tak jauh dari sana untuk menunggu bis yang biasa mengantarnya ke agensinya. Namun, belum 5 langkah berjalan dia mendengar suara yeoja yang akhir-akhir ini menghiasi hari-harinya. Dia mulai hafal dengan suara ini tanpa melihat siapa pemiliknya. Ya! Dia yakin, ini suara yeoja itu. Yeoja yang ditunggunya, dan tanpa sadar ia menarik bibirnya dengan sangat lebar, wajahnya pun terlihat sumringah tak seperti beberapa waktu sebelumnya.

Jeonghan buru-buru mencari tempat yang agak jauh dari halte itu untuk bisa memperhatikan yeoja 'nya' diam-diam. Ya! Selama ini dia tak berani menyapa atau mendekati yeoja itu secara langsung. Dia terlalu malu untuk sekadar menyapa saja, jadi ia pun memutuskan untuk melihatnya dari jauh saja. Bagi Jeonghan, ini sudah lebih dari cukup untuknya agar kembali semangat menjalani hari-harinya yang melelahkan.

"Ah! Akhirnya sampai. Untung aku sudah memberi tahu pelatih kemarin kalau hari ini aku akan telat karena acara sekolah, jadi aku tak akan kena omelnya, hihi. Tapi, sebagai gantinya jam latihan ku ditambah deh hari ini. Yah, tak apalah daripada harus kena omel", monolog Eunbi pada dirinya sendiri. "Apa menjadi trainee sangat menyenangkan, Eunbi-ya?", tanya teman perempuan Eunbi padanya. "Eoh, menyenangkan Yunji-ah. Terkadang melelahkan, tetapi aku selalu mencoba menikmatinya karena menari adalah hobiku, hihi. Kau tentu tahu itu, kan?", jawab Eunbi. "Eoh, arra. Lagipula, kakakmu, orang tuamu, dan semua anggota keluargamu juga mendukungmu sepenuhnya. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari mendapat dukungan atas hal yang kita sukai", jawab Yunji. "Eeyyy, kau bijak sekali Yunji-saem, hihi", Eunbi menggoda temannya itu sambil terkikik geli dan mencolek dagu teman sekolahnya itu. Sementara Yunji yang sudah hafal dengan tingkah Eunbi hanya pasrah, karena kalau dia protes maka anak ini malah akan semakin menggodanya. "Neodo, Yunji-ya. Aku harap kau bisa menggapai mimpimu untuk menjadi guru. Orang tuamu juga mendukungmu, jadi kau harus berusaha terus untuk bisa menjadi guru yang baik", ucap Eunbi pada Yunji sambil menepuk punggung gadis itu memberi dukungan penuh padanya. "Gomawo-yo Eunbi-ya. Kau yang terbaik!", balas Yunji sambil merangkul tangan Eunbi gemas. Eunbi pun hanya tersenyum kecil melihat tingkah temannya ini.

Saat sedang asyik berbincang-bincang, Eunbi sadar ada yang memperhatikan mereka dari jauh. Sungguh! Itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia mencoba menghiraukannya, namun tak bisa. Eunbi pun melihat kesana-kemari untuk mencari tahu siapa yang memperhatikan mereka. Yup! Dapat! Dia melihat seorang remaja lelaki tak jauh dari tempat mereka sedang berdiri, bersandar pada tiang didekatnya, dan berpura-pura membaca buku ditangannya. Eunbi mencoba meneliti, siapa lelaki itu. Apakah ia mengenalnya? Karena seragamnya tak asing, postur dan wajahnya juga seperti ia pernah melihatnya, tapi dimana? Siapa dia? Apa yang dia lihat? Kenapa mencuri-curi pandang begitu? Apa dia penguntit? Siapa yang coba ia lihat? Aku atau Yunji?, Eunbi bertanya-tanya dalam hatinya. Wajahnya tetap datar, namun otaknya bekerja dengan keras untuk meneliti lelaki itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang