Our Destiny

Chapter 2

~Is This A Coincidence?~

😇🐱

💓Happy Reading💓

Don't forget, vote and comment juseyo

🙏🏻⭐💬

15 September 2010

Jam menunjukkan pukul 21.15 KST, dan terlihat seorang yeoja sedang duduk sendirian di halte bis, menunggu apalagi selain bis terakhir yang akan membawanya pulang ke rumah setelah lelah seharian ini dengan sekolah dan aktivitas trainee nya. Suasana malam itu benar-benar sunyi dan sepi, dan hanya ada suara jangkrik yang menemaninya selagi menunggu bis datang. Yeoja itu hanya menunggu dengan santai sambil mendengarkan musik dari ipod miliknya dengan tentunya menggunakan headset di kedua telinganya. Dia terbiasa pulang malam seperti ini karena aktivitas traineenya yang cukup menyita banyak waktu.

Eunbi POV

Aaahhh kenapa bis datang lama sekali, tak seperti biasanya. Aku sudah benar-benar lelah dan ingin segera bertemu dengan kasurku.
"Huft menjadi trainee seperti ini benar-benar melelahkan. Terkadang aku ingin sekali bersekolah dengan normal seperti anak lainnya, bisa bermain dengan bebas setelah pulang sekolah, dan melakukan banyak hal yang anak seusiaku biasa lakukan. Jika dipikir-pikir, toh belum pasti aku debut kan? Debut menjadi idol itu kan tak mudah, dan di agensi bahkan banyak orang yang jauh lebih berbakat daripada diriku. Bahkan lebih cantik, lebih keren, memiliki suara lebih merdu, garis tari yang lebih indah, dan...". Aku menghentikan semua keluh kesahku. Ah bagaimana tanpa sadar aku mengatakannya sih, seharusnya aku tak berpikir begitu kan? "Ani, ani. Aku pasti akan debut, aku hanya perlu terus berlatih, berlatih dan berlatih. Hal su isso, eunbi-ya hal su ittda, you can do it!! Aku tak boleh menyerah begitu saja, appa dan eomma selalu mendukungku. Ayo Eunbi! Bayar semua dukungan orang tuamu". Aku mulai menyemangati diriku lagi, saat seperti ini aku tak boleh overthinking. Aku harus yakin pada diriku sendiri, pada kemampuanku, pada bakatku, seperti kata appa. "Eunbi-ya, kau pasti bisa melakukannya!", ucapku sambil tersenyum.

Eunbi POV END

Tretektektek, tretektektek..

Tiba-tiba terdengar suara kaleng yang sepertinya sedang ditendang asal oleh seseorang. Eunbi yang mendengar itu, menoleh kesana kemari untuk mencari sumber suara. Di ujung sebelah kanan dari halte bis, ada seorang namja berjalan dengan lesunya sambil menendang bekas kaleng soda yang sudah kosong. Kelihatannya dia masih remaja dan sekolah, dan mungkin umurnya tak jauh dariku. Mungkin seumuran dengan Tae oppa?, pikir Eunbi.

"Aaawww!!", seketika Eunbi terkejut saat kaleng yang sedang ditendang itu mengenai kakinya, tak terlalu keras sih namun ya tetap saja tidak seharusnya namja itu menendang kaleng seperti itu. "Haisshh, yak!", Eunbi berteriak dan berjalan mendekati namja itu dengan penuh kesal. Namja itu pun menoleh karena mendengar sebuah teriakan yang sepertinya ditujukan padanya.

"Yak! Neo! Micheosseo?! Kenapa kau menendang kaleng begitu, eohhh?! Kau tak tahu kaleng tadi mengenai kakiku?! Seharusnya jika kau melihat sampah begitu bukan kau tendang, tapi buang ke tempat sampah!! Aishh, jajingna!", ucap Eunbi dengan penuh kesal dan emosi. Eunbi tak peduli jika suaranya terdengar sangat keras, toh dia tak salah apapun. "Sakitnya memang tak seberapa, tapi tetap saja tidak seharusnya kau menendang sampah kaleng seperti itu ditempat umum. Bagaimana jika tak sengaja terkena kepala orang?! Aauchh jinjja!", masih dengan rasa kesalnya, Eunbi mengomeli namja dihadapannya. Namun, namja di depannya hanya bengong dan tak merespon sedikitpun omelan Eunbi. Dia hanya berdiri, terpaku menatap yeoja dihadapannya, terpesona pada ciptaan Tuhan yang begitu sempurna ini. Bagi namja itu, dunia seakan berhenti untuk sesaat.