“Pertemuan terjadi bukan sekedar untuk saling mengerti tapi untuk saling melengkapi.”
🍁🍁🍁
Jl. Merpati No.5
Rumah mewah bernuansa putih ini memiliki 3 lantai, air mancur di depan rumah, taman dan tempat parkir yang sangat luas serta pepohonan yang begitu asri. Kemewahan rumah itu terpancar ketika kita memasuki gerbang rumah tinggi berwarna putih. Rumah itu seperti istana bagi siapapun yang menginjakkan kakiknya di halaman rumah itu. Belum sempat masuk kedalam ruanganya saja, kita sudah disuguhkan oleh pemandangan yang indah, apalagi ketika kita masuk kedalam ruangannya akan begitu indah.
“Ayo masuk Ken.” Adinda membuka pintu rumahnya.
“Rumahnya mewah banget Din, suasananya juga sangat asri, rumah lo keren Din.” Kenzo memandangi sekeliling halaman rumah Adinda.
Adinda menatap Kenzo bingung, “Ken, ayo masuk, bengong aja.” Adinda menarik tangan Kenzo masuk kedalam.Kenzo melongo melihat seisi ruangan rumah Adinda, “Waw, indahnya furniture ini, siapa yang desain Din?” tanya Kenzo takjub.
“Semua rumah ini, Mamah gue yang desain, Mamah gue memang sangat suka mendesain rumah dan dia juga sangat suka warna putih, sebelum Mamah meninggal, ia sangat disibukan dengan mengisi beberapa furniture untuk memperindah seisi ruangan di rumah ini, dan hasilnya seperti yang kamu lihat.” Adinda mengajak Kenzo mengelilingi ruang demi ruang rumah Adinda.
“Gila ini sih bagus banget Din, Mamah lo keren banget, dari luar rumah sampai seisi rumah semuanya disusun rapi oleh Mamah lo, dan warna putih ini menambah kemewahan dari rumah lo Din.” Kenzo bergantian memandangi furniture yang ada didalam ruangan.
“Mamah gue pasti senang dipuji lo kaya gini, soalnya Mamah gue tuh paling senang kalau sudah dipuji tentang desain rumahnya.” Adinda menatap foto Mamahnya.
“Itu pasti Din, Mamah lo sekarang udah tenang dialam abadinya.” Kenzo mengelus pundak Adinda.“Itu foto kecil lo Din? Gemesin banget sih, pipinya tembem dan giginya masih ompong.” Kenzo tersenyum menatap foto masa kecil Adinda.
“Gue waktu masih umur segini tuh anaknya tomboi banget, sukanya panjat pohon, main keleren, main robot, pokoknya semua mainan cowo pasti gue mainin, mau liat ruang mainan gue?” tanya Adinda.
“Boleh,” jawab Kenzo.
“Yuk, ikuti gue.” Adinda menarik tangan Kenzo.
Mereka berjalan menuju ruang mainan Adinda, untuk menuju ke ruang mainan, mereka harus menaiki lift menuju lantai paling atas yaitu lantai 3.
“Bentar Din, ini foto siapa?” tanya Kenzo penasaran menatap foto anak laki – laki berbadan tinggi dan berkulit putih.
“Ouh itu, dia kakak gue, dia meninggal ketika dia berusia 10 tahun.” Mata Adinda berkaca – kaca menatap foto almarhum kakaknya itu.
“Gue baru tau kalau lo punya kakak laki – laki, kakak lo pasti sangat menyayangi dan menjaga lo.” Kenzo menandangi foto kakak Adinda.
Adinda mengingat kejadian 10 tahun yang lalu dimana hal besar terjadi pada Adinda dan Kakaknya. “Andai pas itu gue nggak ceroboh pasti hal itu tidak akan terjadi.” Adinda menundukkan kepalanya.
Kenzo menatap heran Adinda, “Ada apa Din? Kenapa lo menangis?” Kenzo berusaha bertanya dengan nada yang tepat agar Adinda tidak merasa bersalah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Ketua Osis [On Going]
Romansa[Sebelum baca follow akun ini dulu,biar lebih enak, guys. Terimakasih] Adinda Chalondra gadis cantik pengidap kanker stadium 3 ini sangat mengingikan kebahagian dihidupnya Kenzo Ezra Mahendra cowok cool dengan sejuta prestasi dan banyak digemari ol...