dua

3.8K 677 12
                                    

.・゜-: ✧ :-  -: ✧ :-゜・.



Setelah berhasil melewati gerombolan lebah yang menyerangnya, Sunghoon akhirnya memiliki waktu untuk mencari-cari Sunoo yang menghilang sejak jam istirahat tadi.

Dengan bermodalkan insting –jelas saja dia tidak tahu letak-letak ruangan atau bahkan taman di sini, dia akhirnya menemukan Sunoo di depan gedung olahraga indoor.

Sedang berdiri berhadapan dengan seorang pemuda bersurai cokelat madu. Sunghoon menatapnya dengan kernyitan.

Kekasihnya kah?

Sunghoon memilih untuk duduk di pot besar sebuah pohon yang berada paling dekat dengan posisi mereka, sehingga ia bisa mendengar dengan jelas percakapan keduanya. Pohon ini memang tidak seratus persen membantu persembunyiannya.

Jadi, Sunghoon memilih untuk berpura-pura bodoh dan bermain ponselnya seperti siswa yang menghabiskan waktu dengan dunianya tanpa peduli sekitar.

Hyung akan mengikuti turnamen untuk seminggu ke depan, jadi jaga dirimu baik-baik di sini. Jangan biarkan siapa pun mendekatimu jika dia berniat menyakitimu.”

Kakaknya?

“Aku mengerti.”

Suaranya?

“Baiklah, hyung berangkat sekarang.”

“Hm, hati-hati, hyung. Makanlah dengan baik.”

“Tentu, sayang.”

Sunghoon baru kali ini menemukan seseorang yang memiliki suara seindah itu untuk didengar. Begitu nyaman di gendang telinganya. Ia bahkan terlalu terbuai hingga tak sadar jika sebuah bus sekolah telah membawa sosok bersurai madu itu pergi. Meninggalkan sosok Sunoo yang terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba.

Ia pun ikut terkejut hingga ponsel di tangannya jatuh yang kemudian tertampik oleh tangannya sendiri. Ponsel itu melayang tepat di depan Sunoo hingga jatuh dengan begitu kerasnya.

Sial. Itu ponsel baru!

Tangan kecil Sunoo bergerak untuk memungutnya dan kemudian terulur padanya.

“Ini.”

“T-Terima kasih.”

Dia menemukan suaranya tergagap ketika melihat pandangan dari sosok di depannya. Itu sangat menghipnotis dan membuat jantungnya tanpa sadar bertalu nyaring. Perasaan yang baru pertama kali ia rasakan.

Tubuh itu berbalik tanpa curiga sedikit pun.

Namun ketika Sunoo akan melangkah lagi, Sunghoon berteriak,

“Kim Sunoo!” Lalu langkahnya terhenti bersamaan dengan satu langkah kecil kaki Sunghoon kearahnya. “Mau makan siang denganku?”

“Aku tidak makan di kantin.”

“Kita akan mencari tempat berdua. Bagaimana?”

“Kau sengaja?”

“Duduk di sana dan berniat berbicara denganku?”

Sunghoon bersumpah ada nada tidak senang dalam kalimat Sunoo dan itu membuatnya kikuk. Merasa ditolak untuk pertama kali adalah hal paling memalukan dalam hidupnya yang sempurna.

Ia mengusap-usap tengkuknya dengan senyum paling bodoh yang pernah ditunjukkannya. Melihat ekspresi Sunghoon, sepertinya Sunoo bisa dengan mudah menebaknya.

“Maaf, aku harus pergi.”

“T-Tapiㅡ”

Sunoo benar-benar pergi setelahnya. Setelah menolak ajakan makan siang bersama Park Sunghoon, sang aktor terkenal. Luar biasa. Jika para pencari berita berhasil masuk ke dalam SOPA, dia pasti sudah menjadi headline news sekarang.

“Aish.”

Namun penolakan itu bukanlah akhir. Mendengar suara Sunoo dan sikap Sunoo yang anti padanya—entah mengapa justru terlihat berkali lipat lebih menarik.

Ia harus mengenal Sunoo lebih dalam dan menemukan rahasia-rahasia apa yang digunakan Sunoo untuk menarik perhatiannya sampai seperti ini.

Apa yang ada padanya?

Mengapa begitu adiktif?

Kenapa bisa membuat Sunghoon tersenyum lebar tanpa tahu malu?











TBC

The Light; Sungsun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang