enam

3K 564 12
                                    

.・゜-: ✧ :-  -: ✧ :-゜・.






Sunghoon dan Sunoo berakhir di taman yang terletak di tengah-tengah gedung. Kelas mereka berakhir lebih cepat sehingga Sunoo langsung menarik lengan Sunghoon pergi dari kelasnya diiringi tatapan heboh seluruh teman sekelasnya.

Bahkan ketika mereka sampai di lantai bawah, teman-temannya masih melihat mereka dari lantai tiga di mana kelasnya berada.

Sunoo berdiri membelakangi Sunghoon sementara Sunghoon sendiri sibuk mengusap-usap tengkuknya sembari menatap bagaimana bahu Sunoo naik turun seolah menahan sesuatu yang bercokol di hatinya.

“Berhenti.”

“Huh?”

“Berhenti menggangguku!”

“Aku tidak.”

“KAU SELALU MENGGANGGUKU! KAU MENGGANGGU HIDUPKU!” Bentakan Sunoo nyatanya membawa luka.

Sunghoon bisa merasakan hatinya berdenyut oleh ekspresi yang dikeluarkan Sunoo. Segala pemikiran negatif mampir di kepalanya yang dangkal.

Apa sebegitu bencinya Sunoo melihatnya? Apa benar-benar tidak ada secuil perasaan yang sama dengan miliknya?

Sunghoon masih menatapnya, memandang penuh kesedihan tepat pada mata berkaca-kaca milik Sunoo. Bahkan setetes liquid keluar lebih dulu dari kelopak mata sebelah kanannya. Mata yang selama ini ditutupi Sunoo.

Sunghoon merasa sedih sekaligus bersalah.

“Kau membenciku?”

“Ya.”

Dada Sunghoon semakin berdenyut. Diam-diam menelan ludah demi mengurangi perasaan mengganjal dari hatinya.

“Kalau begitu... lihat mataku dan katakan itu! Katakan padaku kalau aku tidak berhak menganggumu. Kalau aku tidak bisa mencintaimu lebih lama. Bahwa aku tidak akan punya sedikit pun kesempatan untuk memilikimu.”

Namun pemuda yang lebih mungil memalingkan wajahnya. Entah apa yang dia pikirkan, Sunghoon tak mampu menebaknya.

“Aku membencimu.”

“Lihat padaku, Sunoo.”

“AKU MEMBENㅡ”

“AWAS!” Tarikan secepat kilat membawa tubuh Sunoo ke dalam dekapan Sunghoon.

Dug. Ttak.

Sunghoon maupun Sunoo menatap syok pada beberapa butir telur mentah pecah tepat di bawah kaki mereka.

Kepala Sunghoon seketika mendongak dan mendapati seorang gadis berada di lantai empat menatapi mereka dengan ekspresi yang tak mampu Sunghoon tangkap dengan jelas.

Gadis itu langsung berlari ketika tertangkap basah oleh mata telanjangnya. Dalam hati Sunghoon bersyukur telah menggunakan kontak lens minus hari ini.

“Kau tidak apa-apa?” Sunghoon lekas bertanya dan mengecek keadaan Sunoo dan yang lebih mungil hanya menggeleng pelan dengan wajah pucat pasi oleh rasa kaget.

“SUNGHOON-AH? KAU TIDAK APA-APA?!” teriakkan Jungwon terdengar di antara riuhnya siswa yang melihat kejadian itu.

Diacungkannya jari jempolnya dan ia balas berteriak pada Jungwon untuk menangkap pelaku yang hendak melempari Sunoo dengan telur-telur tersebut.

Sunghoon baru saja akan berlari pergi sebelum Sunoo menarik lengannya hingga tubuhnya kembali berbalik.

“A-Aku ikut.”

“Baiklah, ayo!” Digenggamnya jemari Sunoo dan menariknya lembut.

Keduanya akhirnya berlari ke arah satu-satunya jalan bagi pelaku itu. Yakni, atap sekolah.









TBC
—sorry for typos.

The Light; Sungsun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang