lima

3.2K 603 24
                                    

.・゜-: ✧ :-  -: ✧ :-゜・.




Lagi-lagi Sunghoon menghela nafas pagi itu. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan dan pelajaran telah dimulai. Dia tak sekali pun mendengar kabar tentang Sunoo sejak tiga hari yang lalu.

Apa dia baik-baik saja?

Bagaimana keadaan ayahnya?

Apa Sunoo sedang bersedih?

Ini benar-benar membuatnya gila. Rasa tertarik dalam dirinya tiba-tiba saja sudah menjadi perasaan lain. Perasaan yang nyaris membuatnya seperti orang sinting. Jungwon satu-satunya orang yang menyadari alasan mengapa Sunghoon bersikap sedemikian rupa, sementara fans-nya sekedar tahu jika Sunghoon hanya kelelahan.

“Kau baik?”

“Tidak. Aku rindu.”

“Aku tidak tahu kalau aktor sepertimu sangat melankolis di luar peran yang kau lakoni.” Bola mata Sunghoon berputar malas. Ia memilih diam. Tak ingin berdebat dengan Jungwon untuk hal sepele.

Pemuda jangkung itu menatap punggung gurunya tanpa minat. Suara detik jam dan goresan kapur di atas greenboard menjadi latar keheningan kelasnya. Ada beberapa siswa tertidur dan ada pula yang sibuk berdandan atau makan.

Sebagian nyawa mereka masih tertinggal di rumah sehingga satu dua anak saja yang benar-benar mengikuti kelas.

Tiga puluh menit berjalan demikian hingga geseran pintu kelas mulai mengganggu perhatian seluruh siswa dan guru.

Seseorang masuk dan itu adalah Sunoo.

Sunghoon seketika menegakkan badannya.

“Oh Sunoo, aku sudah menerima telepon ibumu. Silahkan duduk.”

Sunoo dengan ekspresi layunya membungkuk pada sang guru sebelum berjalan kearah bangkunya. Tanpa banyak yang menyadari, Sunghoon segera melompat menempati kursi kosong di bangku Sunooㅡ yang memang hanya berjarak satu meja dengan kursinya di depan.

Jungwon yang melihatnya hanya memutar mata. Pemuda mungil –yang memang sedang berjalan ke arah bangkunya– itu tersentak ketika tubuh mereka berpapasan dan itu membuat senyuman tercetak di wajah Sunghoon.

“Hai.”

Sunoo meletakkan ranselnya dan duduk di kursi kosong. Memberikan seluruh atensinya pada sang guru.

“Sunoo...”

“...”

“Baiklah, kau hanya akan mendengarku kalau begitu.” Sunghoon duduk menyamping dengan mata yang tak lepas dari sosok Sunoo, mengabaikan tatapan siswa lain yang menyadari tindakannya. “Aku merindukanmu... begitu banyak sampai aku bingung harus melampiaskannya pada siapa.” Sunghoon memulai.

Senyumnya melebar menyadari ada rona tipis di kedua pipi tembam Sunoo meskipun wajah anak itu sangat datar.

“Setelah aku memikirkan kata-kata kakakmu, aku telah mengambil keputusan yang tak akan pernah aku sesali.”

“...”

“Sunoo...”

“...”

“Aku akan berjuang. Aku akan membuktikan bahwa Park Sunghoon bukan orang yang suka bermain-main.”

“...”

“Aku menyukaimu.”

“...”

“Sangat... sangat menyukaimu.”

“...”

“I love you.”

“DAEBAAAKK! HOT NEWS! PARK SUNGHOON MENYATAKAN CINTANYA PADA KIM SUNOO!”

Murid di depan bangku Sunoo menjerit heboh. Sepertinya dia tengah menguping pembicaraan keduanya –meski secara harfiah hanya Sunghoon yang berbicara. Seluruh kelas langsung memberikan perhatiannya pada dua sosok yang berada di pojokan.

“MWOYAA!”

“WOAAH.”

Begitu pula dengan sang guru yang melihat aneh ke arah Sunghoon.

“Park Sunghoon, kenapa duduk di situ?”

“Saya akan pindah ke sini, seonsaengnim.” Bukannya mendapat larangan, sang guru tersenyum dengan penuh kharisma dan memberikan anggukan.

Sunghoon mulai sadar, banyak orang yang sebenarnya memperhatikan dan khawatir pada sikap penyendiri Sunoo. Hanya saja, tidak ada di antara mereka yang berhasil membuat perubahan untuk kehidupan sekolah Sunoo.

Jadi di sini, Sunghoon akan merubah seluruh persepsi teman-temannya pada sosok misterius Sunoo dan membuat mereka menyukainya tanpa melihat kekurangannya.

Kim Sunoo adalah seseorang yang sangat spesial.









TBC
—sorry for typos.

The Light; Sungsun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang