tiga

3.5K 639 17
                                    


.・゜-: ✧ :-  -: ✧ :-゜・.


Bukan sekali dua kali Sunghoon nekat mengajak Sunoo berbicara, namun dua bulan sejak kepindahannya dia selalu mengekori Sunoo seperti orang sinting. Bahkan Sunghoon sudah tidak peduli lagi jika orang lain melihatnya aneh.

Ia bahkan memberanikan diri mengajak Sunoo makan siang di tengah-tengah lorong, di antara banyaknya orang yang menginginkannya. Dia pikir Sunoo tidak akan sanggup menolak karena mereka di depan umum, namun tidak. Pemuda manis itu tetap saja menolaknya meskipun dicibir oleh banyak orang.

Bukan dia yang mendapat predikat 'tidak tahu malu', melainkan Sunoo, karena dianggap bodoh menolak tawaran makan siang dari seorang Park Sunghoon.

Hari ini pun hanya kegagalan yang Sunghoon dapatkan. Jungwon berusaha menjadi teman baiknya dengan menepuk-nepuk pundaknya yang jatuh dan menyemangatinya ketika helaan nafas berulang kali keluar dari mulutnya.

Ketika mereka akan berputar ke kantin –setelah insiden penolakan Sunoo lagi, matanya menemukan sosok Jake Shim menatapnya dengan ekspresi yang tak dapat dia tebak.

Ah, sial.

Apa kakaknya akan memarahinya karena telah mengganggu sang adik?

“Kita harus bicara.”

Dengan isyarat anggukkan, Jungwon pun membiarkan Sunghoon berjalan bersama Jake untuk membicarakan persoalan yang jelas tidak jauh-jauh dari topik Sunoo.

Ruang kesehatan, menjadi pilihan mereka.

Jake duduk dengan penuh kharisma di atas ranjang, tangannya terlipat sementara matanya menatap penuh penilaian pada Sunghoon. Pemuda tinggi berambut abu itu semakin kikuk oleh tatapan mematikan seperti itu. Seolah ia ditelanjangi di depan ribuan fans-nya.

“Kenapa kau mendekati adikku? Apa yang kau inginkan?”

Langsung pada topik, benar-benar menakutkan.

“Aku tertarik padanya.” Akunya jujur, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

“Jika itu hanya ketertarikan sementara, sebaiknya buang perasaanmu. Aku tidak mau Sunoo dipermainkan oleh playboy sepertimu.”

Kalimat terakhir Jake nyatanya membuat Sunghoon tersulut. Meskipun dia banyak fans, banyak orang yang menginginkanya, dia tidak pernah sekali pun mempermainkan perasaan mereka apalagi mengencani mereka satu persatu.

Setidaknya dia adalah orang yang menghargai perasaan tulus yang orang sebut cinta.

“Hei, Tuan. Aku tidak pernah mengencani siapapun. Apalagi sampai menyakiti perasaan mereka.”

“Siapa yang tahu. Kau adalah aktor sensasional.”

Jake menggedik dan Sunghoon benar-benar telah kehilangan rasa kikuk dan malu yang dirasakannya beberapa saat yang lalu. Dominasi Jake menguar begitu saja.

“Aku tidak pernah. Jadi, jangan membuatku marah.”

“Jauhi adikku.”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Kubilang aku tertarik padanya!”

Jake berdecih.

“Dia memiliki perasaan yang sangat lembut. Aku tidak bisa membiarkannya dengan yang berbahaya sepertimu. Tidakkah kau sadar, posisimu sebagai seorang artis akan mengancamnya? Orang akan mulai menyadari kehadirannya dan akan mulai mencemooh kekurangannya. Apa kau bahkan tidak sadar gara-gara kau Sunoo jadi takut pergi ke sekolah? Fans-fansmu itu begitu menakutkan baginya. Meskipun dia bisa menyakiti mereka sebaik aku menyakitimu, tapi dia tidak akan melakukannya. Terlebih pada gadis-gadis yang menggilaimu.”

Hening setelahnya.

Sunghoon mulai sadar pada kekhawatiran Jake.

“Apa dia menyukaiku?”

“Jangan besar kepala.”

“Jika dia tidak menyukaiku, dia tidak akan ragu untuk bertemu denganku dan mengatakan semua yang ada dalam pikirannya. Iya kan? Jika berkata bahwa dia tidak menyukaiku dan memintaku untuk berhenti, jika Sunoo mengatakannya di depanku, aku pasti dengan senang hati melakukannya.”

Nafas Sunghoon terdengar kasar dan dadanya kembang kempis menahan amarah. Dia mengucapkan semua yang ada dalam pikirannya dalam sekali hembusan. Cukup membuat dadanya ikut sesak.

“Tapi dia tidak melakukannya kan? Justru senior yang datang ke sini dan memintaku. Itu jelas menunjukkan bahwa Sunoo tidak berani bertatap mata denganku.”

“Dia melakukannya karena dia muak denganmu.”

Deg.

“Dia tak ingin menemuimu karena dia membencimu sebanyak ketertarikanmu padanya.”

“Aku memperingatkanmu, Park Sunghoon. Jika perasaanmu hanya sekedar ketertarikan, lupakan saja niatmu untuk mendekati adikku. Masih banyak gadis cantik dan baik yang mau menjadi milikmu.”

Jake berdiri dari duduknya, berjalan kearah pintu dan mulai memegang gagangnya untuk dibuka. Sebelum benar-benar keluar, ia menatap Sunghoon sekali lagi.

“Meskipun kalian saling suka pun, kalian tidak boleh bersama. Kau itu seperti bintang yang terlalu jauh untuk diraih.”

Dan pintu pun ditutup rapat dari luar.

Benarkah?

Benarkah seperti itu?

Bukan Sunoo yang menjadi bintang yang sulit digapai, melainkan dia?

Apa itu berarti Sunoo juga memiliki ketertarikan yang sama dengannya?

Telapak Sunghoon jatuh pada dadanya yang berdebar keras. Rasa ini... rasa ingin memiliki dan melindungi... apa dia... benar-benar sedang jatuh cinta?







TBC

The Light; Sungsun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang