Park Hyungseok's POV
Lagi-lagi banyak dari mereka yang tidak pernah membayar produk dari tempat aku bekerja ini. Apalagi jika adanya preman-preman gila seperti beberapa waktu yang lalu.
"Hidup seperti ini ternyata sulit sekali.."
Saat aku ingin merapikan roti di rak dekat jendela, aku tidak sengaja melihat seseorang berjalan dengan sempoyongan ke arah tempat ini dan— dia pingsan di depan pintu toko aku bekerja!
Ini gawat! Aku tidak mau ada kabar buruk saat sedang aku bekerja!
Kalau dia mabuk itu artinya aku harus membangunkannya.
Aku berjalan mengendap-endap ke arah tubuh orang itu tergeletak dan berusaha membangunkannya.
"Mm.. p-permisi.."
Tidak ada jawaban.
"Halo?"
Yap, tetap tidak ada jawaban.
Aku dengan beraninya mengarahkan jari telunjukku ke arah hidungnya. Dan dia masih bernapas tanda dia masih hidup.
*Bunyi suara perut*
Eh? Apa jangan-jangan orang ini.. pingsan karena kelaparan?
Daripada itu, aku harus memindahkan orang ini dulu ke dalam toko dan memberikan— tunggu, bagaimana kalau orang ini sama seperti mereka? Lantas.. aku harus apa? Tapi kalau aku membiarkannya saja..
"Wah, ini gawat! Keadaan ku benar-benar gawat!" teriakku panik sambil memegang kepala.
"L-Lapar.."
Eh? T-Tadi orang ini berbicara apa?
"..par."
Par? Apa maksudnya lapar?
"T-Tunggu sebentar! A-Aku akan membawakanmu makanan dan minumam!"
Bergegas pergi ke dalam toko dan mengambil sebungkus roti yang sebelumnya ku rapikan dan sekotak susu di dalam kulkas. Tak lupa menaruh uang seharga makanan dan minuman yang ku ambil.
Hiks.. uangku berkurang demi membantu seorang yang tidak ku kenal sama sekali.
Setelahnya meratapi kepergian uangku yang masuk ke dalam mesin kasir, aku mulai membawakan sebungkus roti dan sekotak susu tersebut pada orang yang masih tergeletak tak berdaya di depan pintu toko ku bekerja.
"H-Hei, i-ini ku bawakan roti dan susu untukmu." aku menunjukkan sebungkus roti dan sekotak susu ke hadapan wajahnya.
Seketika, aku melihat dia mengambil keduanya dari tanganku dengan cepat. Membuka bungkus roti dan memakannya dengan lahap, setelahnya dia mulai menancapkan sedotan ke kotak susu dan meminumnya sampai habis.
"Haaa.. aku hidup kembali."
Dia hidup kembali? Memangnya sebelumnya dia sudah mati?!
Orang itu menatapku dan tersenyum.
"Kamu orang baik yang mau menolong seseorang disaat kelaparan! Aku sangat berterima kasih padamu.." dia berhenti berbicara, dan memiringkan kepalanya sedikit.
"A-Ah, itu bukan apa-apa!" dengan cengengesan, "Namaku Park Hyungseok." kataku memperkenalkan diri.
"Namaku Park Ilpyo. Park Hyungseok, ya? Nama marga kita sama! Tapi sekali lagi, terima kasih ya karena kamu sudah membantuku dari rasa kelaparan yang menyerangku selama beberapa hari ini." katanya yang mulai bangkit berdiri sambil membersihkan pakaiannya dari debu.
"I-Itu tidak masalah! T-Tapi, kalau boleh tahu, a-apakah kamu sama sepertiku? M-Maksudnya, tinggal sendirian?" tanyaku penasaran.
Dia menunjuk dirinya sendiri.
Aku mengangguk.
Dia menggelengkan kepalanya dengan tersenyum, "Tidak, tidak. Aku tidak tinggal sendirian, hanya saja aku tersesat untuk pulang ke rumahku."
Tersesat katanya?! Buta arah, kah?
"Tidak, tidak. Aku bukan seperti yang kamu pikirkan itu. Hanya saja, aku sudah lama tinggal di Jepang dan baru balik ke Korea ini beberapa hari yang lalu. Itu juga tragedi pertamaku, dompetku dicuri di stasiun, dan setelahnya barang-barangku juga menghilang dari genggamanku. Aku bahkan tidak mengingat lagi alamat rumahku, karena ada beberapa jalan dan bangunan yang sudah berbeda dari sebelumnya." jelasnya dengan wajah pasrah.
Benar-benar kehidupan yang.. menyedihkan!
"Jadi, selama ini kamu tidur di mana?"
"Tidur di mana saja. Entah itu di kolong jembatan, tempat kumuh, dan taman. Haha, aku punya banyak tempat tidur juga ternyata!" katanya yang masih bisa tersenyum.
Mendengarnya saja sudah membuatku berpikir kalau hidupku ini sudah lebih beruntung darinya.
"Kalau begitu, untuk sekarang dan nantinya kamu akan tidur di mana?"
"Mungkin di toko ini?"
Tolong lupakan untuk tidur di tempatku bekerja! Aku bisa dipecat oleh bos ku nantinya!
"Bagaimana kalau untuk sementara ini.. kamu tinggal di tempatku?"
"Kalau begitu, dengan senang hati aku menerimanya!" balasnya bersemangat.
Tunggu sebentar! Aku lupa kalau di tempatku ada satu tubuh tak bergerak! Wah, ini gawat! Aku harus bagaimana ini? Tapi, aku sudah mengajaknya dan dia juga sudah menerimanya! Aku tidak bisa menyuruhnya untuk tidak tinggal di tempatku, kan?
"A-Apa kamu tidak mempermasalahkan kalau ada temanku yang hobinya tidur.. d-dia tinggal bersamaku!"
"Aku tidak peduli sama sekali, karena itu adalah tempatmu dan temanmu."
Aku mengangguk pasrah setelah mendengar dia berkata seperti itu.
"Kalau begitu, tunggu sebentar di dalam toko ini, karena jam kerjaku sebentar lagi akan selesai. Baru setelahnya kita akan pergi ke tempatku." kataku padanya.
Dia membalasnya dengan mengangguk.
Baru pertama kali ini aku berbicara dengan orang yang tidak mencemooh dan menghajarku saat pertama kali melihatku. Ilpyo-nim orang yang sangat baik ternyata!
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝘿𝙞𝙨𝙘𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙] Unbeatable
FanfictionSetelah selesai mengikuti Turnamen G.O.H. dan berhasil menyelamatkan Bumi, tiba-tiba saja Park Ilpyo yang sudah sekarat karena usianya yang sudah terbilang sangat tua itu entah kenapa jiwanya dibawa masuk ke dunia lain. Dunia yang sama, namun denga...