Dalam suite hotel di Tokyo yang berdekorasi meriah, Park Ilpyo terlihat diam memandang langit ruangan dan dia terkapar di sofa meriah, ia menenggak susu murni langsung dari botol yang dipeganginya, kemudian menghilangkan rasanya dengan memasukkan biskuit rasa matcha ke mulutnya.
Saat itu pukul lima pagi dan Ilpyo mengembangkan bayangan khayalan dimana ia masih bersama teman-temannya di kehidupan lamanya. Sudah 24 tahun berlalu sejak dia dilahirkan kembali di dunia baru dan menjadi dirinya yang sekarang ini. Kalau saja Ilpyo bisa bertemu lagi dengan mereka, tapi sudah terlambat untuk bertemu mereka dan memikirkan mereka saja malah membuat hatinya merasakan kesedihan yang mendalam di kegelapan hatinya. Perasaan yang terasa sangat akrab itu menyentaknya dengan intensitas yang sangat menyakitkan hingga membuatnya limbung.
Sewaktu memakan biskuitnya lagi, tidak sengaja ia mendengar suara pintu yang terbuka, tetapi ia tak peduli dan terus mengunyah hingga seseorang berjalan masuk ke arahnya dan berdiri di hadapannya.
Bagi Ilpyo yang memandang sosok di hadapannya itu seperti sedang melihat sosok yang dikenalnya dulu, Jegal Taek, tapi karakter mereka tidak terlalu mirip. Sosok di hadapannya adalah individu yang sangat tinggi dan kurus namun berotot dan terlihat mengenakan pakaian bagus dengan memakai kacamata berbingkai hitam penuh untuk menyembunyikan bekas luka yang membentang di antara matanya. Sosok itu adalah penerusnya kelak dan namanya adalah Jong Gun.
Setiap kali dia melihat seseorang yang mirip dengan temannya, dia tidak pernah memalingkan pandangannya. Seperti halnya saat ini, ketika dia memandang Gun di hadapannya.
"Ya, Bocah. Untuk apa lagi kamu datang ke Jepang? Bukankah aku menyuruhmu pergi ke Korea untuk melakukan pekerjaanmu sebagai salah satu dari 10 orang jeniusnya Pak Choi Dongsoo dan bukankah kamu sekarang menjadi pengawal anaknya juga?" tanya Ilpyo mengusap rambutnya yang halus dari kening.
Gun mendengus. "Masih saja menyebutku bocah. Apa kamu telah lupa aku sudah berusia 19 tahun? Aku masih melakukan pekerjaanku dan ya kamu benar, Ilpyo, kalau sekarang aku menjadi pengawal anaknya. Hei, aku datang jauh-jauh ke sini juga karena aku rindu akan pertarungan kita, tapi kamu dengan dinginnya bertanya seperti itu padaku." jawabnya pura-pura sedih.
"Ya, Jong Gun! Kamu memang bocah menyebalkan. Berapa kali pun kamu mencoba bertarung denganku, bahkan dari kamu masih bocah ingusan sampai sekarang kamu menggunakan mata yang kehilangan kesadaran, memangnya berapa kali kamu kalah dariku? Hasilnya 987 kali aku menang dan 987 kali kamu kalah. Sudah sana balik lagi ke Korea." kata Ilpyo mengibaskan tangannya.
"Ilpyo, aku memang kalah darimu tapi tidak dari yang lain— tunggu, aku sepertinya pernah kalah dari orang itu juga." kata Gun yang berakhir dengan suara bisikan.
Karena sedikit tertarik, Ilpyo bertanya, "Kamu pernah kalah dari orang selainku? Siapa namanya? Aku baru tau ada orang kuat lagi di Korea."
Lagi? Oh iya, dulu dia pernah pergi ke Korea, pikir Gun.
"Namanya Lee Dogyu."
"Ah.. paman mesum itu." balas Ilpyo yang sudah tidak tertarik lagi.
"Kamu pernah bertemu dengannya, Ilpyo? Hm.. ini tak terduga. Tapi kalau tidak salah dengar, dia pernah bilang kalau dulu ada bocah berusia lima belasan yang menang melawannya tanpa menggunakan seluruh kekuatannya. Apa bocah yang dimaksud itu adalah kamu, Ilpyo?" tanyanya memicingkan mata dibalik kacamata hitamnya.
Ilpyo menahan kekesalan dalam diam dengan hanya menatap dingin penerusnya kelak.
Ilpyo bangkit dan duduk di atas sofa sambil menghela napas lelah. "Sudah aku bilang berapa kali kamu itu harus hormat pada yang lebih tua, coba saja sekali kamu dan Goo panggil aku dengan sebutan aniki atau hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝘿𝙞𝙨𝙘𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙] Unbeatable
FanfictionSetelah selesai mengikuti Turnamen G.O.H. dan berhasil menyelamatkan Bumi, tiba-tiba saja Park Ilpyo yang sudah sekarat karena usianya yang sudah terbilang sangat tua itu entah kenapa jiwanya dibawa masuk ke dunia lain. Dunia yang sama, namun denga...