02. Kagumnya Nayfa

358 67 4
                                    

Nayfa dan para temannya sudah stay duduk lesehan setelah mengerjakan shalat Ashar. Berhadapan dengan satu meja kecil untuk kitab, ia memilih duduk di belakang, sebab ia juga sangat mengantuk.

Suasana mendadak senyap saat seorang lelaki jangkung masuk ke aula pondok putri. Para santri putri hanya bisa memekik dalam hati. Apalagi saat melihat tatapan tajam Gus mereka.

"Assalamualaikum," salam Gus Aksa sembari duduk. Sama seperti yang para santrinya yang duduk lesehan.

"Waalaikumsalam."

"Saya di sini, untuk menggantikan Abah. Jadi mohon kerjasamanya untuk memperhatikan, jangan sampai ada yang tidak memperhatikan, sendiri apalagi tidur." Nayfa yang mendengarnya, dalam hati mengeram marah. Bahkan saat ini ia merasa sangat mengantuk.

"Sampai bab mana?" tanya Gus Aksa kemudian membuka kitabnya.

"Kitabun nikahi," jawab salah satu teman Nayfa. Gus Aksa mengangguk. Lalu mulai membaca.

"Kitabunnikahi .... "

Satu setengah jam berlalu, Gus Aksa mulai menjelaskan. "Pernikahan hukumnya sunnah bagi yang membutuhkan ...."

"Sebelum di tutup ada yang ingin bertanya?" tanya Gus Aksa. Salah satu santriwati mengacungkan jarinya.

"Nggih, Mbak?"

"Kalau ada seorang perempuan muslim yang ingin menikah dengan lelaki non muslim, gimana Gus?"

"Pertanyaan yang bagus, Mbak. Sekarang ini banyak perempuan-perempuan di luaran sana yang menjalin hubungan dengan lelaki non muslim. Sah-sah saja, asal tidak sampai ke pernikahan. MUI menetapkan dua keputusan terkait pernikahan beda agama ini. Pertama, para ulama di tanah air memutuskan bahwa perkawinan wanita Muslim dengan laki-laki non-Muslim hukumnya haram. Kedua, seorang laki-laki Muslim diharamkan mengawanini wanita bukan Muslim. Jadi jelas bukan?"

Semua santriwati mengangguk. Syafa yang tadinya menahan kantuk, sekarang lebih serius mendengarkan.

"Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka ajakan ke neraka, sedang Allah ajakan ke syurga dan ampunan dengan izin-Nya. QS. Al-baqarah ayat 221," lanjut Gus Aksa.

"Ada pertanyaan lagi?" lanjut Gus Aksa bertanya. Tidak ada yang menjawab.

"Em, baiklah. Sekarang saya yang bertanya pada kalian. Bagaimana jika ada orang yang mencintai orang yang sudah menikah?"

Semua nampak diam. Meskipun ada yang tahu jawabannya, memilih diam. Dari pada menjelaskan, dan itu pasti akan di perhatikan oleh Gus Aksa, dan membuat blank seketika.

Gus Aksa terkekeh, melihat santriwatinya nampak berfikir keras. Kekehan darinya membuat orang yang tadinya berfikir sangat serius jadi terpana meligat tawa pelan itu.

"Saya yang bertanya, saya juga yang menjawab. Mencintai itu fitrah selagi itu tidak berlebihan. Jadi mencintai orang yang sudah menikah, sebenarnya tidak di larang, karena cinta juga tidak bisa di kendalikan, juga bukan kemauan diri sendiri. Maka itu pentingnya untuk mengendalikan rasa cinta agar jangan sampai menjadi cinta yang buta." Gus Aksa menjelaskan.

Kalam Cinta Gus AksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang