Multimedia: PunPun Sutatta
(Source IG @punpun_sutatta)______________________________________
Aku tahu kalau perpisahan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hidup. Aku sadar setelah kehilangan Giant---anjing yang tumbuh bersamaku---tahun lalu. Tapi, aku tak pernah menyangka kalau perpisahan dengan p'Tom akan datang secepat ini. Memang belum terjadi, tapi bayangan perpisahan itu selalu datang setiap kali kulihat dia menatap kagum wanita itu.
Aku tahu bahwa mustahil bagi kami untuk selalu bersama. Kami punya kehidupan masing-masing juga hal-hal yang ingin dijaga dan dilindungi. Semua itu membuatku berusahan untuk bersiap menghadapi perpisahan, sedikit demi sedikit. Sayangnya, ketika perpisahan yang sebenarnya sudah di depan mata, semua hal yang kupersiapkan seakan hilang tak berbekas. Menyisakan ketidakberdayaan dari sisiku.
"Nong ...."
"Nong, kau bisa mendengarku?"
Suara lembut p'Pun mengembalikan kesadaranku. Saat aku mendongak, seorang wanita berambut panjang terurai terlihat bingung dan khawatir. Berkat kulit pucatnya, kerutan di antara kedua alis tipisnya terlihat jelas.
"Iya, P'. Apa P' butuh bantuanku?"
P'Pun menggeleng pelan. "Tidak, Nong. Hanya saja, kau tampak gelisah."
"Benarkah? Aku baik-baik saja, P'." Aku berpose seperti biasa, tersenyum sambil menempatkan jari yang membentuk V di bawah dagu. "Aku tidak gelisah."
P'Pun menghela napas. "Nong, biasanya kau memang mampu menyembunyikan setiap masalahmu dan menutupinya dengan senyum. Tapi tidak kali ini. Aku bisa melihat kegelisahan di wajah dan matamu."
Mendengarnya, aku sedikit terkejut. Tapi alih-alih menjawab, aku justru menatap matanya dalam-dalam. Selama ini, p'Pun memang bukan sekadar senior yang mengajariku banyak hal tentang acting dan modelling. Kami pernah bekerja bersama beberapa kali dan semua itu membuat hubungan kami dekat, layaknya saudara sungguhan. Bahkan di dalam hatiku, aku melihatnya sebagai kakak perempuanku. Tidak aneh kalau dia tahu ketika aku merasa gelisah.
"Wajar kalau kau punya masalah, tapi kali ini kau harus menyembunyikannya. Aku khawatir kegelisahanmu terlalu jelas sampai bisa terbaca oleh media. Kita masih harus melalui konferensi press ini. Ada banyak interview yang menunggu. Jadi, kuharap kau bisa kembali seperti dirimu yang biasa, Nong."
"Aku mengerti, P'. Terima kasih karena telah mengingatkanku."
"Kalau kau butuh seseorang untuk mendengarkan masalahmu, aku ada di sini."
Ucapan P'Pun memang tidak bisa meringankan bebanku, tapi itu cukup menghibur. Jadi, aku tertawa.
"Krub. Terima kasih, P'."
"Uhm. Kalau begitu, persiapkan dirimu. Sebentar lagi kita harus naik ke atas panggung."
Aku mengangguk sekali kemudian mengembuskan napas, mencoba kembali menjadi 'Jimmy yang biasa' yang dikenal semua orang.
Konferensi press series terbaru kami berlangsung cukup lama karena ada sesi interview dan jumpa penggemar. Untungnya, aku sudah familier dengan acara semacam ini dan bisa kembali menjadi 'Jimmy yang biasa'.
Proyek kali ini cukup besar dan melibatkan banyak aktris dan aktor profesional. Jadi, aku merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari proyek ini.
Kali ini, aku berperan sebagai seorang adik---saudara P'Pun. Aku hanya punya dua kakak lelaki, jadi peran ini sangat menantang bagiku. Untungnya, aku sudah cukup lama mengenal P'Pun. Ia senior yang menyenangkan dan mampu membuatku merasa nyaman. Intinya, kami cocok sebagai rekan kerja.
![](https://img.wattpad.com/cover/256042855-288-k413942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Ada yang Namanya Kebetulan
FanficTiga tahun setelah pertemuan pertama mereka, Jimmy dan Tommy meniti karir masing-masing; Tommy menjadi penyanyi terkenal dan Jimmy menjadi model terkenal. Setelah dipasangkan di Why RU, karir akting mereka juga mengalami kemajuan. Namun, rumah produ...