Kebimbangan

60 6 0
                                    

Jimmy bukan tipe yang sering bermain medsos. Dia hanya membuat story IG sesekali, saat dia benar-benar ingin. Karena itulah aku bisa tahu apa yang dia pikirkan hanya dengan melihat apa yang dia posting.

Story IG-nya kali ini adalah potret bulan sabit dengan caption "rindu".

Siapa yang dia rindukan? Apakah itu aku? Tapi jika dia merindukanku, Jimmy pasti sudah merespons pesan dan teleponku sejak seminggu lalu.

Melihat story IG-nya membuatku penasaran. Tapi jauh di dalam hatiku, aku ragu untuk bertanya. Untuk sesaat, keraguan itu menguasai hati. Namun pada akhirnya, aku tak mampu lagi menahan diri.

Nong, siapa yang kau rindukan?|

Menahan napas, gerakan jemariku terhenti sebelum mengirim pesan. Sejujurnya, aku sangat ingin menanyainya sambil membicarakan hal remeh seperti biasanya. Namun, aku tidak mampu untuk mengirim pesan yang sudah telanjur kuketik. Pada akhirnya, huruf demi huruf yang susah payah kurangkai kembali kuhapus.

Aku mengembuskan napas pelan, berharap dapat menyingkirkan perasaan aneh yang mengganjal di dada. Sayangnya, kenyataan tidak sesuai dengan harapan.

Aku merasa kosong.

Selama ini kami terbiasa bersama dan saling berbagi banyak hal. Tidak hanya hal penting, tetapi juga hal remeh-temeh yang kami alami setiap harinya. Jadi, saat Nong menghindariku selama seminggu, jiwaku sudah terasa amat sangat kosong.

"Maaf, P, aku baru ingat kalau aku punya janji penting dengan P'Kla. Aku pergi dulu."

Saat itu, ketika aku mengenalkan p'New kepadanya sebagai kekasihku, Jimmy pergi begitu saja.

Karena kedekatan kami, kami bisa mengerti apa yang ada di pikiran masing-masing hanya dengan melihat wajah satu sama lain. Namun tempo hari, selain kebingungan dan ketidaknyamanan, aku tak bisa menangkap hal lain dari wajahnya.

Saat itu, kaki panjangnya melangkah dengan sangat cepat dan tergesa, seolah dia sedang dikejar oleh sesuatu. Aku merasa tidak tenang, jadi aku langsung menghubungi P'Kla untuk bertanya tentangnya. Namun, P'Kla bilang dia tidak punya janji dengan Jimmy hari itu.

Dengan perasaan tak karuan, aku pun meninggalkan p'New dan langsung pergi ke kondominium Nong. Tapi, aku tidak bisa menemukannya. Aku mencoba menghubunginya lewat telepon berkali-kali, tapi Jimmy tak menjawab.

Khawatir hal buruk terjadi pada Nong, aku mencoba menghubungi member Domundi lain, berharap Jimmy menghubungi salah seorang di antara mereka. Namun nihil.

Baru keesokan harinya aku mendengar kabarnya dari p'Zee. Di saat yang sama, aku menyadari bahwa Nong menghindariku, entah karena apa. Dia tak mengangkat teleponku atau membalas pesanku.

Sejak saat itu, aku tidak bisa lagi menghubunginya secara langsung, hanya bisa tahu kabarnya dari P'Aof dan dari member Domundi yang lain bahwa dia sedang sibuk shooting series terbarunya.

Menarik napas dalam, kutatap pintu kamar Jimmy dengan pandangan kosong. Di kepalaku, momen demi momen yang kami lalui bersama berkelebat begitu saja. Hanya dengan mengingatnya, dadaku sesak.

Kenapa kami jadi seperti ini?

Aku tahu Nong sedang menghindariku. Tapi tetap saja aku tak bisa menahan diri untuk datang ke kondonya setiap pagi, berharap bahwa Nong akan ada di sana dan bersedia menemuiku. Sayangnya, sampai hari ini harapan itu belum terwujud.

Sekalipun aku telah memencet bel beberapa kali, hawa keberadaan Jimmy tidak terasa sama sekali. Tampaknya Nong belum pulang ke kondonya selama satu minggu terakhir. Dan semua ini membuatku merasa semakin gelisah.

Tidak Ada yang Namanya KebetulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang