[] Jungkook menghela nafas saat melihat tidak mendapatkan jawaban lagi seperti biasa. Menyimpan ponsel pintar itu di kantung apronnya lalu kembali mengambil pekerjaan di belakang.
Entah itu mencuci atau menyiapkan minuman. Apapun akan Jungkook lakukan demi bertahan hidup.
Memiliki pria yang men-support nya dari belakang adalah hal terampuh untuk Jungkook saat mengalami masa-masa sulit.
Namun pria itu tidak memberikan kabar belakangan ini. Jungkook terlihat frustasi, amat sangat frustasi. Pekerjaan nya banyak mengalami kesalahan akibat terlalu banyak berfikir. Ia bahkan sakit berkali-kali akibat stress berkepanjangan. Menangis tanpa sebab sudah seperti makanan sehari-hari.
"Jungkook, buatkan banana smoothie dan iced americano" Jungkook menunduk sopan dan membuatnya dengan cepat, berharap pelanggan tidak terlalu lama menunggunya.
Menyerahkan nampan berisi dua gelas itu kepada Jimin, pemuda ini mengusak rambut berkeringat nya dengan sayang. Mengatakan ia bekerja dengan baik hari ini dan semua akan berakhir baik-baik saja lalu pergi membawa napan itu ke pelanggan di ujung sana. Poin plus nya Jimin sangat peka akan keadaan, ia mengetahui sang junior tengah mengalami hal-hal yang berat akhir-akhir ini.
Jungkook juga sangat bersyukur mempunyai Jimin, menggantikan sosok itu untuk sementara.
Kembali ke dalam, mencari pekerjaan untuk di lakukan. Semua pekerja disitu sudah memperingatkan nya untuk jangan terlalu keras pada diri sendiri. Namun Jungkook mengidahkan itu dan menjawab dengan senyumannya.
Waktu berlalu dengan cepat. Jam kerja Jungkook juga sudah habis, sekarang ia tengah ada di belakang menggantung apron miliknya di loker yang tersedia dan bergegas pulang. Tak sabar ingin bermain dengan Jugies. Kelinci yang akhirnya di adopsi.
Jungkook tidak merengek lagi kearah bundanya. Ia tidak merajuk ke arah ayahnya saat berualang kali mendengar kata 'tidak'. Ia menetapkan diri pada mereka, jika dirinya berhasil membawa 400won dari tempat kerjanya dalam waktu satu minggu. Ia akan mendapat kelinci yang ia mau, seperti sekarang. Jungkook mendapat apa yang ia mau dengan tidak mudah. Minggu pertama ia gagal dan berhasil merenggut kepercayaan ayah nya. Lalu minggu ke dua hampir berhasil namun kurang 56 won lagi jadi ia dinyatakan tidak berhasil, itu membuatnya hampir menyerah tapi saat mengingat Yoongi, ia kembali berusaha.
Dan minggu ke empat ia mendapatkan kelinci putih cantik, di beri nama Jugies. Yang berarti Jungkook dan Yoongi.
Tersenyum kecil saat mengingat memori special itu
Yoongi yang pertama kali memperkenalkan tempat tersebut. Dan itu juga tempat pertama mereka berkencan. Berbeda, dan Jungkook menyukai itu. Hampir setiap hal yang Yoongi lakukan ia suka, kecuali di abaikan.
Selesai membersihkan diri, Jungkook bermain sebentar dengan Jugies lalu beranjak tidur karena waktu sudah menunjukan hampir tengah malam.
Tapi tidak seperti yang di harapkan, dirinya kembali menangis. Seperti biasa.
Dadanya terasa sesak saat mengingat Yoongi masih tidak memberikan kabar apapun.
Berbagai hal yang dilakukan, namun tidak ada yang berhasil.
Ia mencari Yoongi di agency tapi para penjaga itu tidak mengizinkan ia masuk.
Saat itu ia melihat Yoongi, prianya sehat namun terlihat sedikit stres. Jungkook sudah mengatakan jika dirinya adalah kerabat dekat Yoongi. Namun tidak ada yang percaya.
Jika di tanya apakah ia percaya dengan kekasihnya, maka dengan yakin jungkook menjawab ya. Ia akan terus menunggu Yoongi untuk melanjutkan perjalanan kasih yang dua tahun sudah terlalui.
Mereka tidak akan hancur hanya seperti ini. Jungkook yakin ia bisa menunggu lebih lama lagi.
Ting!
Jimin
Jung
Aku tidak bermaksud seperti ini
Namun aku melihat mereka
Min Yoongi dan seorang wanita di samping nyaIa percaya Yoongi. Selalu. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Exile
Short Story"Aku bukan masalah mu lagi hyung" "..jadi siapa yang akan aku pertahankan sekarang?" →YoonKook [TopYoon-BottKook] • Boys x boys • song fic • short story • tag warning: angst, cheating, etc. Homophobic, please dont interect. © savvierre 240121