11

345 31 3
                                    

[]






Jungkook sudah berada di lobby hotel ternama ini, banyak sekali yang datang. Ia bisa melihat ada beberapa pengusaha terkenal keluar dari mobil mewahnya. Dirinya melihat salah satu idolanya, Kim Namjoon. Yang datang dengan menggandeng salah seorang pria berbahu lebar.

"Oh chef itu"

Kim Seokjin, chef yang sering terlihat di halaman depan sampul majalah. Dari jarak sejauh ini saja Jungkook sudah bisa melihat wajah perpaduan antar cantik dan tampan itu. Ia selalu terpesona saat melihat pria itu, baik di majalah, TV, dan sekarang di jarak beberapa meter ini.

"Jung, ayo!" terjengkit saat mendengar namanya di panggil,

Sejujurnya Jungkook lelah, tapi ia yakin bisa melakukan ini untuk menambah uang sakunya. Terlebih lagi saat tau anniversary mereka tinggal menghitung jam. Dirinya berupaya memberikan Yoongi hadiah. Berharap nanti di terimanya dengan baik.

"Jung kau mau mengurus meja utama atau meja ke-dua?"

"Hyung mengurus dimana?" Wonwoo tertawa gemas, Jungkook sekarang seperti anak bebek.  Mengikuti ke mana induk nya pergi "Lho kenapa ikut hyung?" Ucapnya sambil mengusap pipi tirus Jungkook

Jungkook mengigit bibir bawah nya bingung. "Aku tidak terlalu kenal dengan semua orang disini jadi lebih baik aku ikut hyung"

Wonwoo mengangguk menahan gemas. "Baik-baik"

"Aku berada di meja kedua. Ayo cepat nanti kita di marahi"

Jungkook mengangguk cepat. Ia berjalan tepat di belakang Wonwoo dan mengambil pekerjaan dengan telaten.

Meletakkan berbagai hidangan kecil sampai yang terbesar. Ruangan besar dengan tema sofy dan sedikit di bumbui kesan classy ini terlihat hampir penuh. Ia mendengar bahwa nanti akan ada banyak manusia di dalam sini.

"Ini saja sudah seperti lautan manusia, apalagi nanti"

Sibuk sekali sampai kakinya terasa pegal, ia berjalan kesana kemari meletakkan hidangan di meja satu sampai meja dua puluh lima. Membawa sekeranjang Champagne yang terlihat lezat. Selama dua puluh lima tahun umurmya, ia sama sekali belum pernah mencoba alcohol. Selain dilarang oleh bunda dan ayah nya, ia juga di larang oleh Yoongi. Katanya jika ingin meminum alcohol, ia harus ditemani oleh kekasihnya. Agar tidak terjadi hal yang diinginkan.

Mengingat itu saja membuat nya memerah.

Ia rindu Yoongi





Yoongies

Aku rinduu

Sekarang aku ada di hotel ternama itu hyungg. Senangg sekali saat melihat Kim Namjoon. 

Aku harap hyung ada disini, nanti aku memberi isyarat :P

Aku mencintai mu hyung, selalu




.
.
.



Ballroom mulai ramai, Mc juga sudah berdatangan. Katanya orang yang menjadi sorotan nanti sudah berada di lobby jadi mereka bersiap-siap menyambut nya. Jungkook sangat penasaran siapa yang akan menjadi sorotan. Mata bulat itu berbinar lucu. Dirinya bahkan belum melihat kekasihnya datang.

"Jung, bisa bantu aku di sebelah sini?" Teriak seseorang dari dalam

Menghela nafas "Bisa hyung. Tunggu, aku segera kesana" 

Jungkook berlalu kedalam, ia harap bisa melihat orang utama itu. Tapi tidak, dirinya ada pekerjaan lain yang mengharuskanya merelakan ke-kepoan nya.

Jungkook kembali dengan piring putih cantik di tangan nya. Itu berisi potongan-potongan bolu yang terlihat sangat lezat, Jungkook mencobanya tadi di belakang.

Dia melihat orang-orang sudah sibuk di tempatnya. Semua orang terlihat membawa seseorang di lengan nya. Mereka seperti berkilau di tengah nya malam. Jungkook tersenyum iri, dia ingin berada disana. Mengenakan setelan jas dan memakan hidangan yang lezat ini tanpa perlu sembunyi-sembunyi.

Meletakkan piring itu di salah satu meja yang terlihat kosong. Jungkook sedikit menunduk agar dirinya terlihat samar dengan meja besar ini. Pandangan nya mengedar mencari Kim Namjoon. Ia sangat menyukai saat pria itu tersenyum, memperlihatkan dimple yang sangat cocok di wajahnya.




Tapi pandangan nya terkunci ke satu arah








Dia



Min Yoongi, kekasihnya.










Dengan tangan yang melingkar indah di pinggang sempit wanita lain.












Tertawa lepas menertawakan lelucon yang sangat tidak lucu. Tertawa lepas sampai memperlihatkan gummy smile yang Jungkook sukai itu.











Siapa




Siapa itu






Jungkook mengambil langkah mundur, tidak ada untungnya lagi ia berada disini. Berjalan cepat kearah belakang sambil mengusap kasar wajah nya yang terlihat meneteskan air mata. Kaki nya bergetar, tangan nya sangat lemas seperti jelly siap makan. Hidung nya berusaha meraup udara di sekitar sebanyak mungkin nya.





Inikah alasan nya












Berlalu ke toilet terdekat, Duduk perlahan di closet yang tertutup. Dengan gemetar mengambil ponsel nya di kantung celana. Melihat foto yang dikirim kan Jimin dua hari yang lalu.

Samar namun ia bisa melihat jika itu adalah wanita disamping prianya saat ini.

Merasakan air panas yang melewati pipinya tanpa permisi. Mengigiti bibir bawah nya agar isakan itu teredam, meski tau itu terluka Jungkook tidak peduli.

Jadi selama ini ia menanggung beban cinta ini sendirian

Dua, tiga dan ratusan kali ia beri hubungan ini kesempatan. Mata ini sudah terlalu terluka untuk melihat lain nya lagi.

Seperti film yang di putar kembali, dirinya bisa melihat akhir dari film yang tak ia sukai itu sekarang.

Keluar dengan wajah yang setengah membengkak. Wonwoo menyambutnya dengan air wajah yang menyiratkan kekhawatiran, ia kira adik kecilnya tersesat di gedung sebesar ini. Hanya menjawab dengan gelengan dan senyum kecil. Jungkook mengatakan ia tidak enak badan dan memohon izin untuk pulang duluan. Ia tidak peduli ongkos kerjanya di potong setengah maupun seperempat.


Tapi pertunjukan ini cukup untuk sekarang.

[]




Exile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang