TUJUH BELAS

723 131 23
                                    
























Terhitung sudah satu bulan [ Name ] terbaring di atas ranjang nya, sebenarnya ia sudah siuman dari pingsannya dua minggu yang lalu tapi keluarga nya tak ada yang memperbolehkannya beranjak dari kasur apa lagi kakak laki - laki nya yang terus ikut merasa bersalah.

Libur hogwarts tersisa beberapa hari lagi, banyak surat yang belum ia balas karena keadaannya seperti ini. Tapi ia yakin diantara surat-surat itu pasti dari ketiga sahabatnya, ia bahkan tidak melihat hermione yang bebas dari tubuh bekunya atau tidak.

Tok tok tok...

Ibunya masuk sambil membawakan semangkok sup di tangannya.

" Feel better? ".

" of course! already from yesterday".

Ibunya hanya tersenyum simpul mendengar ucapan sinis anaknya dan mulai menyendokkan sup itu ke mulut sang anak.
Selesai dengan sup itu dia memanggil peri rumah untuk membawanya ke dapur.

" Bagaimana kalau mencari udara segar?".tanya nya lembut.

" sure! ". Ucap [ Name ] girang, ia segera turun dari kasurnya dan membenarkan penampilannya. Ia sudah lebih baik dari saat di bawa ke rumahnya, tak ada lagi luka di tubuhnya karena snape selalu datang membawa ramuan untuk kesembuhannya juga keluarga malfoy yang datang hanya untuk menyalahkan draco di depan orang tua [ Name ] karena tak bisa menjaganya dengan baik.

Ayahnya bahkan sempat mengamuk saat mengetahui keadaan anak bungsunya, ia menghukum Timo dengan menyuruhnya untuk ke ruang bawah tanah--ruangan yang paling dihindari anak- anak buckland.

" Dimana Timo dan Ashley mom?".

" Ashley pergi berburu sedangkan Timo...".

" Timo kenapa? ".

" Honey, kau tau sifat Dad mu kan?".

" TIMO!".

[ Name ] berlari turun dan pergi ke ruang bawah tanah, ia sudah hafal kelakuan ayahnya jika sudah marah. Ibunya hanya menghela nafasnya dan pergi menuju kamarnya, suaminya sedang berbincang dengan teman lama yang juga masih dalam lingkup keluarga.




{{♥}}




" timo? Are you still there?".

[ Name ] berdiri di sebuah pintu besi yang sudah berkarat, ia terus mengetuk pintu itu sampai pintu itu terbuka menampakkan kakak laki-lakinya terlihat berantakan.

"[ Name ] kau sudah baikkan?". Timo langsung memeluk tubuh kecil adiknya itu.

" Ihh Timo kau berkeringat! Mandi dulu sana". [ Name ] melepas paksa pelukan itu dan menutup hidungnya yang mana membuat Timo tertawa.

" Tapi belum ada perintah kalau Dad menyuruh ku keluar".

" Aku yang menyuruhmu keluar Timo, soal Dad tenang saja ia pasti menuruti perkataan anaknya yang cantik ini". [ Name ] dan Timo tertawa bersama dan naik ke atas agar Timo bisa membersihkan tubuhnya.

Selagi Timo mandi, [ Name ] masuk ke ruang kerja ayahnya dan langsung memeluknya erat. Ia belum menyadari bahwa ada orang lain yang duduk di ruangan itu juga.

" Kenapa keluar dari kamar, dear? ".

" Aku bosan, dan aku juga sudah sembuh kok!". [ Name ] memajukan bibirnya dan kembali memeluk ayahnya.

INOPINATUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang