Penduduk Asrama Meteor

21 6 2
                                    

Pagi itu di asrama Meteor. Semua penghuni sibuk dengan kegiatan masing-masing
Meteor yang tertidur di bawah ranjang terbangun karena mendengar teriakan Langit yang akan terjun dari atap asrama.

"Astaga, tuh bocah kagak ada kapoknya ya, udah patah kaki juga terus tuh badan isinya perban semua, masih aja pengen bundir" omel Meteor sambil mencoba tidur kembali.

Sedangkan Bintang sudah bersiap untuk menangkap langit di bawah.

"Baiklah aku akan segera bundir, nyeheheh" ucap Langit bangga.

Dan Langit pun terjun dan tidak menyadari keberadaan Bintang di bawah. Seketika Langit ditangkap oleh Bintang dengan ala bridal style.

Seketika wajah mereka langsung memerah.

"Kamu tuh ya mikir nggak sih, udah tau masih ada luka sana sini masih aja pengen bundir, fokus belajar kek apa kek gitu, cewek itu fokus sama penampilan, anggun, lembut lah elu?! Bobrok iya lembut kagak" omel Bintang.

"Cieee, Bintang peduli ya, aku juga cayang kamu."ucap Langit sambil memeluk leher Bintang.

Bintang seketika memerah.

"Apa-apaan sih kamu ini, Langit sialan."ucap Bintang sambil memalingkan wajahnya.

"Tapi boong, mana mungkin aku sayang kamu, aku cuma sayang dan mau bundir ama meteor." Ucap Langit dengan begitu mudahnya hingga terdengar retakan dari hati Bintang.

"LANGIT, SINI LU CEWEK JAHANNAM" Amuk Bintang yang mengejar Langit di seluruh asrama.

"Apa sih berisik banget" ucap Leon penduduk Asrama lain.

"Ada apa Leon kok lu ngomel mulu" ucap Meteor hingga ia melihat Bintang yang sedang mengejar Langit.

"Gue heran ma Langit, kaki pakai kruk gitu masih aja bisa lari." ucap Leon facepalm.

"Gitulah cewek setengah mumi yang kerjanya boros perban mulu" ucap Meteor.

"Ada apa ini?" Tanya pak Albert selagi pengawas di Asrama Meteor.

"Bintang ngamuk soalnya dia lagi PMS" Ucap Meteor tenang.

Mendengar ucapan Meteor barusan, perempatan mulai muncul di kepalanya. Bintang pun mengeluarkan aura hitam dengan tatapan tajam.

"Asal lu tau Meteor, gue ini cowok tulen, mending lu urus Langit yang menyebalkan itu!" Ucap Bintang dingin dan berlalu pergi.

"Bintang ngambek ya?" Tanya Langit polos.

"Ya udah biarin aja dia dulu" ucap author

"Eh.. sadako kayang, ngagetin aja lu Thor" ucap Meteor yang latahnya kambuh.

"Ehem, disini author mau menjelaskan disini, kalau mereka mulai besok masuk sekolah. Dan asrama ini terdiri dari 2 lantai ada 6 kamar yang masing-masing dihuni 2 makhluk." Ucap author

"Hai author" ucap Leon tersenyum.

"Y"

"Pffftt, dikasih Y doang" ucap Bintang.

"Lah katanya ngambek" ucap Meteor.

"Bo to the do, BODO" Ucap Bintang.

"Author-chan, tolong buat aku mati di cerita ini" ucap Langit memelas dengan kawaii, hingga Meteor hampir mimisan dan Bintang ngeblush.

"Tenang, kamu pasti meninggoy kok tapi nggak sekarang" ucap Author tersenyum.

"Yeayyy Arigatou Author-chan" ucap Langit riang.

"Author tolong jelaskan penduduk-penduduk disini" pinta Leon.

"Baiklah, uhuk. Di kamar 1 lantai 1. Ada Bintang dan Meteor. Kamar 2 lantai 1 ada Leon dan Bulan. Kamar 3 lantai 1 ada Pluto dan Bumi. Kamar 4 lantai 2 ada Marco dan Mentari. Kamar 5 lantai 2 ada Moe (dibaca mu) dan Langit. Kamar 6 lantai 2 ada 2 orang pengawas asrama yaitu pak Albert dan kucing-kucing kesayangannya.

Sampe sini dulu ya, author lagi otak buntu belum ada ide.
Jangan lupa vote and comment ya
Maaf kalau singkat.
Budayakan follow author awoakqkaqkoakqkawk
Maaf kalau singkat 😭😭😭

Arigatou sudah mau membaca book gaje ini^^

Keep moving forward and keep writing

Jaa nee:3

Asrama MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang