Selamat membaca💓
Sasampainya di sekolah Serra menuju kelas dulu sebelum ke toilet, kelas XII IPA 2 berada di lantai atas berdekatan dengan kelas Arka hanya berhadapan-hadapan. Serra langsung masuk ke dalam kelasnya yang masih agak sepi, baru ada lima orang dalam kelasnya. Dan sahabatnya Rachel juga sudah duduk anteng di bangku sambil memainkan Iphone nya
"Pagi Rachel."sapa Serra.
"Pagi Serra cuu sayang."sapa balik Rachel dengan nada manjanya. Serra meletakan ranselnya di atas meja.
"Mau kemana Ra!?."
"Aku mau ketoilet dulu, biasa kebelet banget udah. Bayy Achel."Serra langsung keluar kelas dengan berlari. Rachel hanya menghela nafas melihat kelakuan Serra.
Serra menyusuri lorong sekolah menuju gudang. Ya, ia tidak jadi ke toilet karena barusan menerima pesan dari suaminya. Arka bilang tempat berubah. Dan sekarang Serra sudah berada di depan pintu gudang. Arka dengan sigap menarik tangan Serra agar masuk.
'Klek' suara pintu yang dikunci dari dalam oleh Arka.
"Ayo yank."Arka menarik tangan Serra dengan lembut.
Mereka menuju di mana ada sebuah kasur yang lumayan masih bagus untuk di pakai. Serra di buat kaget dengan adanya kasur di gudang sekolah ini.
"Ka kok di gudang ini bisa ada kasur?."tanya Serra.
"Oh, itu kasur aku minta sama Rendi buat bawain ke gudang."jawab Arka dengan terkekeh.
"Kamu!?."
"Ga, sayang. Rendi kan sudah tau dengan pernikahan kita jadi aman yank."ujar Arka.
"Tapi kan malu ka, pasti dia mikir aneh-aneh. Dan kamu juga mesum banget."
"Ga pa-pa mesum sama istri sendiri kok."Arka mendudukan Serra di ranjang.
Tangan Arka sudah mulai aktif dengan membuka kancing seragam Serra satu-persatu. Terpampanglah bra Serra berwarna putih yang terlihat tidak bisa menampung kedua bukit kembar bulat dan kenyal, karena memakai baju seragam putih pastilah ia memakai bra berwarna putih juga.
"Ternyata bra istriku tidak bisa menampung bongkahan panyudaranya."ujar Arka, matanya tidak lepas menatap panyudara Serra.
"Mesum!."
Arka mendekat mencium melumet bibir Serra dengan lahapnya, tangannya yang aktif meremas panyudara Serra yang masih tetutup bra putih.
Arka terus menyusuri leher putih Serra, jilat-jilatan ia berikan di sepanjang leher istrinya.
"Aahhh... ahhh ahhhh."Serra hanya bisa mendesah dan mendesah.
"Enak sayang, lepaskan baju dan celanaku sayang."ucap Arka menghentikan kegiatan lalu meminta Serra agar membuka seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya.
Serra segera menurut permintaan Arka. Ia mulai membuka kancing baju seragam suaminya satu-persatu lalu melepaskan dari tubuh Arka. Di lanjut dengan sleting celana biru sekolah yang Arka pakai, melorotkan hingga ke bawah mata kaki mengeluarkannya dari kaki Arka. Dan tertampanglah boxer yang dipakai Arka.
"Elus juju sayang!."
"Juju?."tanya Serra bingung dengan omongan Arka.
"Junior aku yank."beritahu Arka.
Sudah paham dengan yang dimaksud 'Juju' oleh suaminya. Serra membuka boxer, kain satu-satunya yang menutupi junior nya Arka. Setelah terbuka junior Arka langsung berdiri, memang tidak besar tapi jika di masukan ke dalam kewanitaan tetap saja terasa sakit.
"Kocok dan kulum junior ku!."
"Emm Ka, junior nya aku kocok tapi gausah di kulum ya."ucap Serra meminta agar tidak mengulumnya.
"Iya tidak pa-pa sayangm dikocok aja."jawaban Arka membuat Serra tersenyum.
Serra mulai mengocok junior Arka dengan menaik turunkan tangannya. Dan Serra juga tidak lupa memainkan kedua buah zakar suaminya.
"Aahhh ahhh ahhh... stop yank!."
"Kenapa Ka!?."
"Aku tidak mau mengeluarkan sperma ku ditangan mu!?."
"Tapi Ka, memang tidak pa-pa? akukan belum suntik KB."
"Nanti pulang sekolah kita ke rumah sakit buat suntik KB."
Serra manggut manggut, mendengar ucapan Arka.
Arka menekuk kedua kaki Serra lalu melebarkannya. Perlahan demi perlahan ia mulai memasukan juniornya. Hingga masuk dan mengeluakannya lagi dan masuk lagi.
"Aaakhhh... Ka janganhh ahhh dimainkan seperti itu juniornya."desah lirih Serra.
Bleess!
Junior Arka langsung masuk, tanpa menunggu lebih lama lagi Arka memompa juniornya keluar masuk.
"Aaaaghhh... Arka ahhh..."
Desahan Serra membuat semangat Arka membara untuk terus menggenjotnya. Kedua tangan Arka meremas panyudara Serra dengan kenceng.
"Ka ahhh... aku mau kencing ka... aaahhh..."Serra masih menyebut orgasme dengan sebutan kencing.
Serra sudah orgasme dan Arka tetap menggenjot vagina Serra tanpa berhenti. Ia tidak ingin berhenti karena sebentar lagi pejuhnya akan keluar. Benar saja Arka pun klimaks.
Crrot! Crrot! Crrot!
Sperma Arka tidak terlalu banyak keluar makanya tidak sampai tumpah-tumpah di vaginanya. Arka menarik junior nya keluar. Tidak ada lelehan sperma di vagina Serra hanya lelehan lendir orgasme. Arka mengambil tisu untuk mengelap lelehan lendir istrinya.
"Yank kita tidur aja ya."ujar Arka. Memeluk Serra.
"Engga Arka, aku mau masuk kelas."Serra melihat jam dipergelangan tangan nya, dan terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul 9. Sebentar lagi akan istirahat, ternyata mereka melakukannya selama dua jam. Sungguh Arka benar benar tidak ada puasnya.
"Kenapa yank?."tanya Arka.
"Udah jam 9 Ka."sahut Serra.
"Yaudah, bagus yank jadi kita tidur aja ya."Arka membaringkan dirinya dengan Serra. Lalu ia menyusu di panyudara Serra.
Serra menuruti kemauan Arka. Ia pun mengelus rambut suaminya yang sedang menyusu di panyudara. Panyudara yang tidak berisi susu sama sekali.
Mereka tertidur bersama di dalam gudang yang sudah dikunci oleh Arka.
****