"Aku, seorang insan yang selalu berseteru dengan kehidupan. Jatuh, ku tak bisa bangun lagi. Berdiri , ku tak bisa lari lagi.
Layaknya perahu yang terombang-ambing oleh derasnya ombak. Menyusuri lautan tanpa adanya arah didapatkan.
Itulah kehidupanku. Seorang manusia yang tak mengenal jati diri. Seorang insan dengan nama dan raga tanpa adanya jiwa untuk mengendalikan.
Penakut. Aku terlalu takut untuk berdiri. Terlalu takut untung bangkit. Karena ku tahu, hanyalah kegagalan kudapatkan.
Permasalahan terus saja datang menghampiri ku. Namun, ku tetap diam dan terus meratapi nasib. Bodoh."
Sebuah catatan kecil hasil dari tarian pena seorang Andira Dara Tantono. Kini, ia benar-benar tertidur lelap.
Secarik kertas dengan sebuah pena tak bertutup menemani putri cantik itu tertidur lelap.
"Selamat tidur, sayang"
***
Hari berganti pagi. Burung-burung bernyanyi riang menyambut hari. Gadis cantik bernama Dira terlihat masih tertidur nyenyak dengan balutan selimut hangat dikenakannya.
Jarum jam menunjukkan tepat pukul 07.00 diselingi dengan nyanyian alarm terdengar keras ke seluruh penjuru kamar elegant itu.
Dira tak terlalu peduli. Hal yang biasa ia lakukan hanyalah mematikannya seraya mengecek ponsel miliknya.
"Oh iya gue lupa sekarang kan hari minggu."
"Joging seru kali ya?"
Dira bergegas membasuh muka dan bersiap - siap untuk melakukan kegiatan yang jarang ia lakukan. Toh, biasanya dia suka tidur.
Dengan sweater berwarna pink putih dan sepatu Basketclub dikenakannya. Ia memantapkan diri untuk joging di sekitaran taman berjarak setengah km dari rumahnya.
Tak lupa, hal terwajib yang harus dilakukan saat joging. Yap, sepasang earphone terlihat menutupi lubang kedua telinga nya.
***
Sampai di tujuan, Dira memutuskan untuk beristirahat dan mencari tempat duduk. Kursi taman di dekat kolom berpatung angsa menjadi targetnya.
Banyaknya orang yang berlalu lalang di sekitaran taman tak menganggu fokusnya. Bahkan, banyak pula yang menggunakan taman sebagai media untuk mereka berpacaran dan bermesraan di depan umum.
Namun, Dira tetap asyik menikmati pemandangan sekitar serata meneguk sebotol air mineral yang dibelinya sepanjang perjalanan tadi.
Seorang pria dengan kaos polos dan celana jeans dipakainya, mengagetkan gadis cantik itu.
"Mba, ini ada surat dari seseorang" ungkap pria misteridu iyu seraya menyodorkan secarik kertas yang dibalut dengan sebuah amplop.
"Ohh iya mas makasih, dari siapa ya mohon maaf ? "
"Dari seseorang mba"
"Ohh gitu ya mas, makasih ya sebelumnya"
"Iya mba sama-sama, saya pamit dulu permisi"
"Iya iya mas silahkan"
Sebuah amplop dengan secarik kertas di dalamnya. Stiker berbentuk hati pun tertempel di kertas tersebut.
Dengan ekspresi keheranan dipasangnya, Dira membuka perlahan amplop itu dan membacanya.
"Hai sayang, apa kabar? Semoga baik-baik aja ya. It's me. Heyy ini aku yang ada di mimpi kamu loh! Hahahaha.
Semilir angin, tolong sampaikan rindu ini. Sayang, semoga kamu sudah sehat ya. Kusampaikan pertemuan ini cukup sampai disini.
Meskipun raga kita belum bertemu, namun jiwa kita selalu bersatu dalam hati dan berusaha agar raga kita segera bertemu.
Menjalin hubungan asmara, kembali. Aku janji! Kita pasti bertemu. Not now, maybe later Hahahahaha. "
"Oh my gosh, kayaknya gue kenal sih tapi siapaaa?!?!?!? Gue lupaa astoge!!?!? "
"Trus, ngapain dia nanya semoga gue sembuh? Gajelas bangett siii:(( "
"Arghh kepala gue sakit. Kayaknya gue musti balik deh. Nambah beban pikiran ae lu kambing "
***
Dira sudah kembali pulang ke rumahnya. Namun, sakit di kepalanya tak kunjung hilang. Kini, ia harus berbaring dan melemaskan semua beban pikirannya.
*Tok tok tok
"Raaa Diraaaa, nih ada paket buat kamu" ujar Ibunya.
"Paket apa mah?" Sahut Dira seraya membukakan pintu kamarnya.
"Gatau tuh, tadi ada paket katanya buat kamu"
"Lahh dari siapa?? Perasaan Dira gak pesen apa-apa deh"
"Ohh palingan temen kamu kali"
"Iyaa mungkinn"
"Ahh udah ah mama mau lanjut masak dulu"
"Iya mahh makasih"
Keheranan part 2 kembali datang ke dalam diri seorang Andira. Dira mengernyitkan dahinya seraya membuka sebuah paket yang berasal dari orang misterius.
"Pasti dari dia lagi. Ck palingan cuma bikin gue penasaran doang"
Sebuah boneka bermodel doraemon dengan ukuran medium yang dibalut warna biru putih ditambah berbagai macam coklat terdapat di dalamnya.
Dan tak lupa pula, sebuah amplop berisikan secarik kertad selalu menjadi ciri khas dari orang tersebut.
"Heii Rara, eh Dira. Udah pulang joging ya? Jangan lupa mandi trus belajar ya sayang. Hahahahaah"
Kann. Gitu aja terus sampe D.O jadi suami aing. Canda suami.
Monmaapp lama update
Hahaahaha
Belajar
Wheheeheh
Bayy semoga sukaa ya ceritanya ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
With Love
Teen FictionNamaku Andira, U can call me Dira. Seorang gadis polos yang sedang memecahkan teka teki permasalahan hidupnya. Seorang pria yang sering masuk ke dalam kehidupannya. Baik mimpinya ataupun di sekolah. Siapakah dia? Apakah Dira mampu memecahkan teka-te...