"kenapa dia kenal sama Nabila si cupu?""Apa ini kisah pangeran dan orang miskin dalam cerita dongeng yang gue baca?"
"Gila! Jadi Nabila pacaran sama Kak Budi?"
"Ga malu banget, ilfeel gue. Gue yakin itu pasti ada hm hm nya,"
"Murahan."
Bisik bisik dari orang sekitar terdengar oleh Nabila. Entah kenapa hatinya tiba tiba sakit hati. Bagaimana bisa mereka mengecap Nabila dengan anggapan mereka.
Anggapan, pendapat dan cara pikir adalah milik pribadi masing masing individu. Mereka nikah bebas mengekspresikan apa saja dengan caranya.
Tapi tidak dengan menghina Nabila.
"Nabila?" Dan Budi kembali memanggil.
Bisik bisik kembali terdengar oleh Budi ataupun Nabila. Pun Anita yang keheranan dengan situasi saat ini. Ia merasa aneh dan bingung.
"Iya," jawab Nabila. Perempuan itu enggan menyambut tangan Budi. Hanya saling berhadapan saja sudah banyak hinaan yang dia dapatkan, apalagi jika mereka bersalaman?
"Alif titip ini sama saya." Budi mengeluarkan sebuah totebag yang Nabila yakin disana ada sesuatu. "Alif ada shooting ke kampung kenari hari ini, mungkin pulang malam."
"Kampung Kenari?" Beo-nya tak mengerti.
"Iya, tadi Alif sudah nelpon kamu. Tapi kamu tidak angkat," kata Budi memberitahu. "Sekalian saya kesini mau ketemu sama Pak Hamzah, Alif nitip ini buat kamu."
"Oh ... Terimakasih, Kak," Nabila menerima totebag itu dan tersenyum.
"Ya sudah, saya ke sana dulu. Pak Hamzah sudah menunggu saya," izin Budi, ia pun meninggalkan Nabila dan kerumunan alami yang dibuat oleh para fans nya.
Nabila tersenyum miring, ia mengintip apa yang terdapat dalam benda itu. Dan ternyata ada sebuah buku didalamnya.
🍁🍁🍁🍁
"Hoalah! Gue yang ngejar Kak Budi, elo yang diajak bicara!" Sungut Anita kesal. Dari tadi, ia tak henti hentinya mengomeli Nabila karena Nabila yang bersikap tidak ramah pada Budi.
"Lo juga,Bil! Seharusnya Lo ramah ke kak Budi. Bukan sok jual mahal, emang kalau jual mahal pun elo ga laku. Elo kan udah nikah!"
Langkah seseorang terhenti kala mendengar ucapan Anita, dia lah Bayu. Dia adalah teman satu kelompok dengan Anita dan Nabila.
"Nikah? Lo mau nikah,Nit?" Tanya Bayu dengan tampang terkejut.
"Ih, apaan sih?" Anita tak suka dengan kedatangan Bayu di depannya.
Bayu datang ke hadapan Anita dan Nabila, pria bertubuh besar dengan berat kurang lebih delapan puluh dua kilo itu tentu saja menghalangi penglihatan Nabila dan Anita ke arah sana. Karena, badan yang besar juga lebar.
"Nit, Lo kapan sih terima gue?"tanya Bayu penuh harap.
Yah, dia Bayu. Sad boy urutan pertama tahun ini. Sering satu kelompok dengan Anita dan duduk yang selalu berdekatan membuat benih benih cinta Bayu tumbuh pada Anita.
Bayu sadar jika dengan tubuh seperti ini dia tidak akan dihiraukan oleh orang lain. Namun, dengan penuh rasa percaya diri Bayu memberanikan diri untuk mengajak Anita berpacaran dengannya.
Dan dengan cepat Anita menjawab, "gue udah punya pacar? Ganteng dan terkenal. Mana mau gue sama galon kata Lo!"
Pedas, omongan itu biasanya akan membuat orang lain yang merasa kekurangan karena badan yang berlebihan menjadi insecure.
"Kenapa!" Bayu berkata dengan suara lebih keras. "Kenapa gue jadi sadboy?" Rengeknya pada Nabila, perempuan itu hanya tertawa, tidak peduli dengan rengekan Bayu memekakkan telinganya.
"Udah, hidup itu berputar, Bay. Bisa aja kali ini Lo jadi sadboy dan untuk masa yang akan datang, Lo jadi good boy yang menginspirasi semua orang." Nabila akhirnya turun tangan, memberikan semangat untuk Bayu.
Nabila tahu, bahkan semua orang tahu akan nasib percintaan Bayu yang naas.
Pertama, Bayu ditolak mentah mentah saat meminta Agni—anak jurusan teknik saat semester satu.
Kedua, Bayu sudah pernah menyatakan cintanya pada Ghina. Bahkan sampai dua kali, tetap ditolak. Pada akhirnya Ghina malah berpacaran dengan sahabat dekatnya.
Ketiga Anita, sampai sekarang Anita masih belum merespon cinta Bayu. Anita beralasan bahwa ia sudah memiliki pacar. Padahal Bayu tahu, jika Anita masih saja menjomblo.
"Gue butuh pacar! Bentar lagi wisuda, gue pengen ada yang nemenin gue!"
"Astagfirullah Al azhiim!" Ucap Nabila dan Anjar serempak. "Yang kuliahin bapak mamak Lo, yang diharap nemenin pacar?" Serkas Anita kesal.
"Pacar itu bukan siapa siapa, Bay. Dia cuma orang asing yang masuk ke kehidupan kita. Kemudian membawa kita untuk terus berpikir pada dia." Sambung Anita masih dengan nada kesal.
"Walaa taqribuzzina ... Dan janganlah kamu mendekati zina." Nabila ikut bersuara, "dari pada Lo pusing mikirin pacar, mending Lo cari bini aja," lanjutnya.
"Kaya ga pacaran aja Lo! Itu si Zayyan lupa?" Tantang Bayu kesal. Sebenarnya ia tahu, apa yang dikatakan Nabila dan Anita itu benar. Hanya saja, ia tidak terima dengan Nabila yang pernah berpacaran dengan kakak tirinya itu.
"Dia ... Apa sih,Bay?"
"Masih cinta kan? Gue ga jamin Lo ga ngapa ngapain sama dia di rumah pas orang tua kalian ga ada,"
"Astagfirullah Al azhiim! Bayu! Ga boleh suudzon," Anita memukul kepala Bayu dengan tas nya. "Ga mungkin, mereka tetap jaga batasan, kok,"
"Kalian benar," Nabila mendadak terpaku dengan ucapan Bayu tadi. Tubuhnya dingin dan tegang. Air mata perempuan itu berusaha sekuat tenaga ia simpan agar tak jatuh dari matanya.
Nabila tidak mau satu pun tahu bahwa ia benar masih mencintai Zayyan. "Tapi demi Allah, aku ga ada ngapa ngapain sama Zayyan di rumah."
"Walaupun aku, masih tetap men ... cintanya," lirihnya.
______________________________
"Selamat membaca kisah orang yang pernah Layla tolak secara ga langsung" 😂 — Layla
"Dan cewek yang dulunya jadi pasien saya!" — Dhuha
"Btw, kisah kita akan segera lanjut di bulan februari ya...❤️❤️" — Layla.
"Kalian wajib pantengin" — Dhuha.
Salam cinta dari Hello Dokter ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada ALIF Disini [Selesai]✓
Romance[Spin Off Hello Dokter] Patah hati semenjak tahu bahwa orang yang dicintai Alif menikah dengan pria lain membuat Alif menyetujui keinginan mamanya untuk mencari calon menantu. Alif akan berusaha mencinta wanita itu karena Alif yakin ia tak akan bisa...