"Lisa ke mana?" Jennie memutar tubuhnya, menoleh ke belakang dan ke samping, tapi tetap tak menemukan bayangan Lisa di antara rombongan mereka, sontak kekhawatiran mulai menyergapnya tanpa permisi.
"Eonnie, di mana Lisa?" tanyanya pada Jisoo yang berada tak jauh dari jangkauannya.
"Lisa?" Jisoo mengedarkan pandangan. "Bukankah tadi Lisa bersamamu, Jennie?"
Rosé yang mendengar itu langsung menoleh. "Tadi masih di sebelahmu, 'kan?"
Jennie mengangguk cepat, "Iya! Baru saja dia di sebelahku. Namun, setelah itu ... seingatku, Lisa sempat berpindah ke samping Rosé, dan setelahnya aku sudah tidak melihatnya lagi."
Rosé menggeleng cepat, wajahnya mulai panik. "Tidak, tidak! Dia sama sekali tidak berada di sebelahku, Eonnie. Bahkan sejak turun dari mobil saja aku belum sempat bicara dengannya. Aku pikir dia malah masih bersamamu!"
"Pelankan suaramu!" bisik Jisoo cepat sambil melirik ke arah kru produksi. "Jangan sampai PD-nim atau Sajang-nim tahu! Kalau tidak, bisa panjang urusannya."
Jennie langsung mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari sosok Lisa di antara para kru yang masih sibuk mempersiapkan diri. Namun, hasilnya nihil.
"Duh, anak ini ... suka sekali membuat orang lain khawatir!"
"Aku akan coba menghubunginya," ujar Rosé sambil menggulir daftar kontak di ponsel yang ia genggam, kemudian langsung menekan nama Lisa.
Sesaat kemudian, dering ponsel terdengar. Bukan lagi jelas, tapi sangat jelas! Dering itu bukan berasal dari kejauhan, melainkan dari saku celana Jennie.
Jennie menepuk jidatnya keras. "Astaga! Aku lupa, Lisa menitipkan ponselnya padaku!"
Jisoo dan Rosé hampir serempak ikut menepuk kening mereka sendiri.
"Aish, Jennie-ya!" desis Jisoo, wajahnya menegang menahan emosi. "Lalu, sekarang bagaimana?!"
"Mian ... aku benar-benar lupa."
"Kalau PD-nim tahu Lisa hilang, bisa kacau syuting hari ini!" Jisoo mendesis pelan, nadanya penuh tekanan.
"Lisa tidak hilang, Eonnie. Tenang saja," ucap Rosé menenangkan.
Jisoo menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum akhirnya mengambil alih situasi.
"Baiklah," ucapnya tegas sambil menatap kedua sahabatnya. "Kita harus menemukan Lisa sebelum PD-nim menyadari bahwa dia tidak ada. Kita berpencar sebentar, cari dia di sekitar area ini. Tapi ingat, jangan sampai menarik perhatian atau membuat keributan."
"Aku akan coba tanyakan kepada Seokjin Sunbae-nim atau member BTS yang lain," ujar Jennie cepat. Matanya menatap ke arah beberapa anggota BTS yang tengah berkumpul di bawah pohon rindang besar, sesekali menatap ke arahnya seakan mereka tengah bergosip santai.
Sementara itu, angin yang berhembus membuat mata Seokjin dan member BTS yang lain menyipit.
"Kau lihat wajah panik Jisoo barusan, tidak?" bisik Seokjin kepada Suga sambil melirik ke arah tempat para gadis tadi berkumpul. "Dia terlihat ... keibuan sekali, bukan?"
Suga tertawa pelan. "Hyeong, cara bicaramu itu seperti ——"
"Woah! Seokjin Hyeong menyukai Jisoo?!" pekik J-Hope tiba-tiba dengan suara setengah berteriak, membuat semua orang yang berada di dekatnya nyaris menoleh ke arah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haphazard || LisKook
Fanfiction[1st story] - Tahap Reupload Genre : Fanfiction, Romance, Adult. Jeon Jungkook, salah satu anggota dari sebuah boy grup terkenal, BTS, bukanlah Jeon Jungkook ketika tidak ada kamera yang sedang menyorotnya. Image cute, baik, dan berhati lembut bak...