2

175 33 0
                                    

"Lo mau kemana?" tanya Ryujin pada seorang wanita yang sedang duduk di kursi ruang tamu bersama lelaki, mereka berdua tampaknya menunggu kehadiran Ryujin.

"Mau ngedate, sana minggir." kata wanita itu.

Wanita itu adalah Rose, kakak kandung Ryujin, 3 tahun lebih tua daripada Ryujin.
"Songong banget lo tai"batin Ryujin.

Ingin sekali rasanya dia mengatai kakaknya secara langsung yang sangatlah bucin, namun dia masih ada rasa takut pada kakaknya itu yang lebih galak daripada dirinya.

Ryujin juga tak mengerti mengapa pacarnya bisa tahan dengan sikap Rose, Ryujin melangkahkan kakinya, dan tak sengaja menemukan handphone yang tampak asing.

Ryujin mengambil hp tersebut, dan membukanya. Wallpaper Rose, tema cowok. Ryujin bisa menebak ini adalah handphone pacarnya Rose. Sial, handphone nya terkunci. Baru saja Ryujin ingin membukanya.

Akhirnya, Ryujin pasrah dan menaruh kembali handphone tersebut di tempat semula. Ryujin pun berniat untuk memasuki kamarnya, namun langkahnya terhentikan mendengar ada sebuah notif bunyi di hp tersebut.

Ryujin melihat notif tersebut, "Lah anj kok namanya emot "💗"?" batin Ryujin, dengan segala cara dia berusaha membuka handphone tersebut.

Akhirnya handphone tersebut bisa terbuka dengan tanggal jadian Rose dan pacarnya itu. Segera Ryujin membuka chat dari kontak tersebut tadi.

 Segera Ryujin membuka chat dari kontak tersebut tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anjir cowo bangsat, kirain selingkuhannya beneran." kata Ryujin, Ryujin pun menaruh handphone tersebut ditempat nya tadi.

Tunggu, profil nya kok tidak asing? Ryujin membuka handphone tersebut dan melihat profil tersebut.

"Lah si Jaemin itu bukan?" tanya Ryujin.

"Loh? gue ngapain anjir"

#

"Na" panggil seorang lelaki pada Jaemin.

Lelaki itu adalah Jeno, saudara kandung Jaemin.

"Apa?"tanya Jaemin.

"Kak doyoung nanti bakalan kesini bareng pacarnya." kata Jeno.

"Oh"

Jeno yang sedari tadi berusaha untuk mencari topik akhirnya menyerah. Sudah setahun lebih Jaemin seperti ini, cuek kepada sekitar dan tak peduli. Jeno berusaha sebisa mungkin untuk mengembalikan sikap Jaemin seperti dulu, ramah dan ceria. Tidak seperti saat ini.

Jeno menatap Jaemin dengan tersedu, entah mengapa dia sangat menyayangi adiknya ini. Hanya Jaemin yang menemani hidupnya sehari-hari. Hatinya benar benar hancur setelah melihat adik kesayangan nya berubah 95%

Jaemin yang ramah dan ceria, ayo kembali...

"Ryujin.. kita gaboleh bertengkar atau berpisah ya, janji?"kata seorang anak kecil berambut hitam dengan senyumannya yang manis sambil menaikkan jari kelingking nya.

Ryujin tersenyum, dan mengangkat tangannya mempertumakan jari kelingkingnya dengan jari kelingking anak kecil tadi. "Gausah alay deh, janji." Jawab Ryujin.

Anak kecil itu tertawa, "katanya alay"

Ryujin memutarkan kedua bola matanya, dan menatap lelaki itu, "Ntar lo nangis, gimana? lo kan dikit-dikit nangis."

"Sok tau huuu kan yang lebih muda kamu"

"Ih apaan gini-gini gue udah tidur sendiri, daripada lo sama masih sama mama."kata Ryujin sambil mendorong bahu lelaki tadi, dengan senyuman salting nya.

"Apaan jangan soktau deh, udah gak kali" jawab anak kecil tadi sambil mendorong bahu Ryujin juga.

Sampai akhirnya mereka sudah lelah dengan perdebatan kecil mereka berdua, anak kecil itu melihat mata Ryujin. Tanpa dia sadari, dia tersenyum melihat Ryujin.

Ryujin menoleh pada anak lelaki itu, dan berhasil mendapati anak lelaki itu yang sedang tersenyum sambil melihatnya.

"APAAN SIH SENYUM-SENYUM GA JELAS!" Teriak Ryujin. Anak itu reflek menutup telinga nya.

Respon dari anak kecil tersebut hanya tawaan kecil, yang membuat Ryujin menyadari bahwa teman nya ini semakin hari semakin aneh dan random.

2 Tahun berlalu, mereka berdua sekarang sudah menempati sekolah menengah pertama. Semakin hari mereka berdua tambah sibuk dan jarang bertemu karena berbeda sekolah.

Tepat pada hari ini, Ryujin berencana untuk kerumah sahabatnya itu sekaligus menemuinya juga. Ryujin benar-benar rindu dengan sahabatnya.

Ryujin membuka handphone nya untuk mengabari sahabatnya itu, tak ada balasan. "Bodo ah langsung ke sana aja."

Sesampai disana, Ryujin tidak melihat seorang pun dirumah sahabatnya. Ryujin mencoba untuk mengetuk pintu di rumah itu, tak ada jawaban.

"Kemana sih"

Pada hari itu juga, Ryujin dan sahabatnya lost contact. Setiap hari, Ryujin ke rumah sahabatnya untuk menemuinya. Namun nihil, dia tidak pernah melihat keberadaan sahabat nya itu.

Sampai sekarang, dia masih mencoba menyari info tentang keberadaan sahabatnya walaupun sudah sangat susah untuk menemukannya karena itu sudah sangat lama, walaupun Ryujin bertemu, belum tentu sahabatnya itu masih mengingatnya.

My Happines - jᥲᥱ꧑rᥡᥙ -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang