#8

338 38 11
                                    

"Teuk, aku mohon urungkan niatmu itu. Mereka berbahaya!" Heechul masih berusaha menahan langkah pria yang berprofesi sebagai detektif kepolisian itu sesaat sebelum dia keluar rumah untuk pergi menemui Choi Siwon.

Sepanjang ingatannya selama beberapa tahun mengenal dan menjadi kekasihnya, pimpinan klan mafia tersebut memanglah seorang yang berhati dingin dan kejam. Dia tidak segan-segan menggunakan cara kotor bahkan menghabisi nyawa orang lain demi mencapai tujuannya. Ia sendiri sudah pernah mengalaminya, bukan? Pada malam transakai obat terlarang itu terjadi, ketika Leeteuk bersama satuannya datang menyergap mereka, salah seorang anak buah Siwon berusaha membunuhnya, menghunuskan belati.

Lalu sekarang, bagaimana mungkin dia membiarkan Leeteuk pergi begitu saja menemui makhluk berdarah dingin itu?!

Tidak, tidak, tidak! Dia tidak ingin orang yang dicintainya itu terluka.

Tapi sama halnya dengan Heechul yang berkeras menahannya, Leeteuk pun tetap memaksa untuk pergi. "Aku tahu itu, Chul, tapi kau tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diriku." katanya bersikukuh.

"Kau tidak tahu seperti apa mereka, Teuk, mereka bahkan berusaha membunuhku yang sampai saat ini masih berstatus sebagai jalang kesayangan boss mereka. Kau butuh satu batalyon anak buah di belakangmu kalau mau ke sana!" kali ini Heechul tidak bisa menahan emosinya lagi menghadapi kekeraskepalaan kekasihnya. "Choi Siwon punya seorang penembak jitu yang selalu berada di sisinya. Punya sembilan nyawa pun belum tentu kau bisa lolos darinya. Kau tahu, dia adalah ular yang paling berbisa dari seluruh jenis ular berbisa di seluruh dunia ini!"

Heechul bicara secara berapi-api sedangkan Leeteuk justeru berusaha menahan tawa melihat pria cantik itu menggambarkan kekejaman seseorang dengan wajah dan ekspresi ketus yang lucu. "Kalau yang kau maksud itu adalah Kim Jonghoon atau Yesung, dia tidak akan melukaiku, Chul."

"Maksudmu?" kening Heechul mengerenyit.

"Chul dengar, ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu. Tapi tidak sekarang. Aku akan menceritakan semuanya setelah aku kembali nanti."

"Dan bagaimana jika kau tidak pernah kembali?!" seru Heechul sengit, "apa yang kau sembunyikan dariku? Katakan, Teuk!" tuntutnya.

Leeteuk menggeleng pelan, "aku akan ceritakan nanti, Chul. Karena itu, kumohon izinkan aku pergi menemuinya."

"Tapi, Teuk. . ."

"Chul, aku tahu kau mengkhawatirkanku. Aku sangat berterima kasih untuk itu. Tapi aku janji aku akan baik-baik saja." Leeteuk dapat melihat dengan jelas raut keraguan di wajah Heechul, tapi dia tidak punya banyak waktu saat ini. Dia sudah bertekad untuk menemui Choi Siwon dan menyelesaikan segalanya, "begini saja, jika sampai besok aku belum kembali, maka kau boleh menghubungi Kangin, atau Eunhyuk, atau Donghae, dan kalian bisa menyusulku ke sana. Kau tahu di mana letak Mansion Choi, bukan?" ia mencoba bernegosiasi dengan Heechul sekadar untuk menenangknnya.

Heechul pada akhirnya mengangguk mengerti. Iya, dia memang tahu di mana letak rumah utama keluarga Choi yang sekaligus juga dijadikan markas besar klan tersebut, meskipun sebenarnya dia sendiri belum pernah ke sana.

Dia menghela napas, menyerah untuk terus membujuk lelakinya. Sejak awal dia tahu kalau dia memang tidak bisa melawan jika kekasihnya itu sudah berkehendak. Leeteuk itu kepala batu! Percuma kau beradu mulut dengannya, "berjanjilah untuk pulang. Aku tidak mengizinkanmu mati di sana!" tukasnya.

Leeteuk terkekeh, "aku janji!" timpalnya, "jaga dirimu." pesannya lagi seraya melangkah pergi meninggalkan Heechul yang masih berdiri menatap lurus punggungnya yang menjauh dengan hati masygul.

.

.

.

.

LIES AND TRUTH [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang