"Kau bermain-main denganku, Choi Siwon!" hadik Kang Sora seraya menggebrak meja, menimbulkan gema keras di ruangan persegi di mana hanya ada dua orang lagi selain dirinya di sana.
Satu orang pria duduk bertumpang kaki di sofa kulit berwarna hitam, memainkan cangkir porselain berisi kopi, tampak tidak terganggu dengan keributan yang terjadi di ruangan tersebut. Satu yang lainnya, juga seorang lelaki, duduk di balik meja kaca besar yang di atasnya terdapat sebuah papan kayu berukir cantik bertuliskan "Presiden Direktur", memandang tajam ke arah Kang Sora.
Pria itu, Choi Siwon yang dimaksud, tidak berminat melayani emosi wanita berbibir plum yang sudah berdiri menantang dengan mata nyalang di hadapannya itu, "apa aku terlihat seperti itu?" tanyanya datar, tanpa ekspresi.
"Kau sudah tahu Kim Heechul berada dalam tahanan, bukan? Lalu kenapa kau tidak menyuruh orangmu untuk membunuhnya?! Aku tahu dia ada di sel yang sama dengan pelacur itu!"
"Tsk!" Choi Siwon berdecak, memutar bola matanya dengan malas, menjatuhkan tubuh kekarnya pada sandaran kursi untuk sedetik kemudian kembali mencondongkan tubuhnya menghadapi wanita itu, "rupanya kau salah paham dengan maksudku, Kang Sora," katanya dingin, "tujuanku adalah untuk membalaskan dendamku pada Park Jungsoo, bukan untuk melukai kekasihku."
"Kekasihmu? Hahaha. . ." tawa melengking Kang Sora menggaung di dalam ruangan, jelas akan mengusik telinga siapa pun yang mendengarnya, "lucu sekali! Kau masih menganggap pria kemayu itu kekasihmu, Choi? Bahkan setelah dia mengkhianatimu kau masih begitu mencintainya. Ckckck, aku tidak habis pikir bagaimana pria-pria berkelas seperti kalian bisa tergila-gila pada pelacur murahan seperti dia?!"
"Oi, Kang Sora!" seru lelaki yang duduk di sofa yang sebelumnya hanya sibuk menikmati kopinya tadi menginterupsi dengan suara berat dan seraknya yang khas, "setahuku hanya ada dua pria idiot yang tergila-gila pada pelacur itu. Jadi, tarik kata-katamu barusan, atau kutembak kepalamu!"
Kang Sora berpaling padanya seraya mata bulat besarnya melayangkan tatapan jengah, "bukankah kau juga sama saja, Kim Jonghoon-ssi, toh kau tetap membelanya, kau juga tidak berani membunuh pelacur itu." katanya dengan nada mengejek.
Kim Jonghoon, atau yang selama ini dikenal dengan nama Yesung, mengangguk setuju, "yah, kau benar. Selama masih ada pria idiot yang melindunginya, jangankan membunuhnya, menyentuhnya saja aku tidak bisa." tuturnya sarkas, "tapi. .menurutku pelacur itu cukup berharga juga. Ya, Siwon-ah, kukatakan dari sekarang, kalau kau sudah bosan bermain dengannya, berikan dia padaku. Kau mengerti!"
"Sejak kapan kau berani memerintahku, Hyung!?" timpal Siwon.
Yesung berdecak, "sejak kau jadi bodoh karena pria itu! Kalau kau terus seperti ini maka aku kepala keluarga Kim akan mengambil posisimu sebagai Pemimpin Klan Generasi Ketiga!" Choi Siwon mendelik, meskipun ia tahu Yesung bukanlah orang yang memiliki ambisi besar terhadap kursi kepemimpinan klan, namun dia tetap berbahaya.
"Ayolah, Wonnie, jangan salah paham. Pelacur itu juga berharga untukku," Yesung berseloroh lagi tanpa mengalihkan pandangan dari cangkir kopi digenggamannya, "mata, jantung, hati, ginjal. . .dia bisa memberiku ratusan juta won." dia terkekeh mendengar celotehannya sendiri laku bergidik senang membayangkan tumpukan uang dalam kopor yang bisa ia dapatkan hanya dengan menukar organ-organ yang dia sebutkan tadi.
Benar, 'kan?
Kim Heechul juga berharga baginya. Pelacur itu bisa membuat kekayaannya bertambah. Dia mungkin picik, tapi dia tidak sebodoh Choi Siwon atau Park Jungsoo yang tergila-gila pada pria cantik itu, yang jelas-jelas sudah berani mempermainkan keduanya.
"Choi Siwon, aku peringatkan, kalau kau tidak segera bertindak maka aku sendiri yang akan menghabisi pelacur itu!" ancam Kang Sora, namun Siwon tetap bergeming dan malah mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIES AND TRUTH [HIATUS]
قصص عامةAda rahasia di balik hubungan Leeteuk dan Kim Heechul yang melibatkan seorang pemimpin mafia Choi Siwon! Dan apa yang selama ini disembunyikan Leeteuk dari kekasihnya itu jauh sebelum pertemuan mereka? . . . . A story by Ryuu K.