LIES AND TRUTH [HIATUS]

#3

Kurang lebih sudah satu minggu berlalu setelah kejadian penggerebekan transaksi kokain yang dilakukan beberapa orang dari dua kelompok mafia di dalam sebuah club malam yang melibatkan salah seorang penghibur yang dipekerjakan disana, namun pihak kepolisian masih belum menemukan titik terang mengenai siapa dalang dibalik semuanya. Hal ini dikarenakan semua tersangka yang berhasil ditangkap malam itu dengan kompak mengatakan bahwa mereka hanya melakukan tugas dari seseorang yang tidak mereka kenal namun memberikan imbalan yang besar. Bahkan Heechul yang dua hari lalu sudah keluar dari rumah sakit dan kini ditempatkan di dalam sel pun lebih memilih bungkam.

"Hyung pulanglah, sudah berapa hari kau tidak beristirahat, besok kau bebas tugas 'kan?" Kangin menghampiri Leeteuk yang masih tampak sibuk memeriksa tumpukan dokumen laporan kasus yang tengah ditanganinya itu. Ia prihatin melihat seniornya itu tetap disibukkan dengan pekerjaan meskipun wajahnya sudah terlihat begitu lelah. Kantung dan lingkaran hitam sudah tercetak jelas di bawah matanya, itu pasti disebabkan karena dia hanya tidur kurang lebih satu dua jam sehari. Ia bahkan bisa melihat kalau pipinya sudah mulai bertambah tirus. //jangan-jangan bobot tubuhnya juga sudah berkurang banyak selama seminggu ini// pikirnya khawatir.

Namun yang dikhawatirkannya malah nampak tidak menggubrisnya, masih tetap tenggelam dalam tumpukan berkas-berkasnya. Melihat hal itu ia jadi kesal, "hyung ikut aku!" Kangin mengamit lengan seniornya itu, berniat untuk mengajaknya pergi meninggalkan tumpukan kertasnya sekadar untuk membeli makan atau kopi, tetapi Leeteuk malah menepis tangannya dengan kasar, "aku sibuk!" tukasnya.

"Yak, Park Jungsoo, kenapa kau begitu keras kepala?! Aku mengkhawatirkan kesehatanmu, kalau begini terus kau bisa sakit!" bertambah kesal, akhirnya pria berbadan gempal itu meluapkan emosinya.

"Aku bukan anak kecil, tidak perlu mengkhawatirkan aku!"

"Yak! Kau. ."

"Hyung, dia benar, istirahatlah sebentar, kau membutuhkannya. File itu tidak akan pergi kemana-mana, aku dan Donghae juga mengkhawatirkanmu." belum sempat Kangin melanjutkan kalimatnya Hyukjae sudah memotongnya.

Memang benar, sudah beberapa hari ini partner satu divisinya mengkahawatirkan keadaan Leeteuk yang dari hari ke hari hanya sibuk mengurusi berkas-berkas laporan yang tertumpuk di mejanya saja. Ia bahkan jarang terlihat makan dan istirahat, paling-paling hanya sesekali dalam sehari ia keluar ruangan itupun hanya sebentar dan kembali ke mejanya dengan segelas kopi di tangannya.

"Iya hyung, paling tidak kau makanlah dulu, ini sudah masuk jam makan siang." Donghae menimpali.

Melihat begitu banyak orang yang mengkhawatirkan keadaannya dengan begitu tulus, mau tidak mau hatinya luluh juga, "baiklah, aku pergi, kalian juga akan pergi makan siang 'kan?" tanya Leeteuk seraya memandangi para dongsaeng-nya satu per satu. Begitu semua mengangguk sepakat akhirnya merekapun memutuskan untuk makan siang di restoran cepat saji yang berada tidak jauh dari lingkungan kantor, tepatnya di seberang gedung Kepolisian Resor Gangnam, di ujung perempatan jalan utama.

Sementara itu di tempat lain, sebuah SUV mewah berwarna hitam meluncur membelah jalanan di sepanjang pantai pulau Jeju, melaju lurus ke arah timur laut dengan kecepatan sedang menuju sebuah kawasan  resort mewah yang berjarak tak jauh dari pantai. Sampai di depan pintu utama resort mobil itu berhenti. Tanpa menunggu perintah, salah seorang dari tiga orang staff yang kala itu tengah berjaga segera berhambur menghampiri menuju ke arah pintu kemudi mobil, membantu sang pengemudi membuka pintu.

Seorang wanita muda dengan mini dress merah manyala-nya turun dari dalam mobil. Kaki jenjangnya yang beralaskan heels yang juga berwarna merah melangkah mantap menuju ke arah pintu utama dimana sudah ada dua orang staff lagi yang membungkukkan badan seraya mengucapkan "selamat datang" dengan khikmad menyambut kedatangannya sementara ia dengan acuh melewatinya begitu saja menuju lobby.