Wajah tampan yang bersinar, senyumnya yang lebar hingga memperlihatkan barisan gigi yang teratur itu. Tangannya melambai menyapa kami. Untuk pertama kalinya aku terpana melihat ketampanannya. Freya menarikku menuju tempat lelaki itu duduk.
"Hi" sapa lelaki itu dengan senyum lebar.
"Haiii!!!" balas Freya dengan senyum lebarnya.
Mereka sangat serasi, batinku saat melihat keduanya bersama.
"ini siapa frey?" tanya Austin melihatku.
"Oh ya, anak baru dikelasku. Alice!" jawab Freya.
"Oh hai, Austin Chaiden. Bisa panggil Austin." Sapanya sembari mengulurkan tangannya diiringi senyum lebar yang indah itu.
Oh Tuhan!!! Benar-benar manis sekali senyumnya ini.
"Hai, Alice Lydia!" ucapku dengan menjabat tangannya.
"Pindahan dari mana?" Tanya Austin.
"Desa yang cukup jauh dari sini." Jawabku singkat.
"Oh..." Austin hanya mengangguk.
"Aku juga dari Desa." Imbuhnya.
Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Austin. Aku yakin dia pasti tak mau berteman denganku jika aku memberitahu asal usulku. Desaku tidak memiliki citra yang baik, setiap enam bulan sekali pasti ada kasus pembunuhan disana. Katanya korban pembunuhan selama ini dilakukan dengan orang yang sama, dan salah satu korbannya adalah nenekku. Sekarang pembunuh itu sedang dicari, entak kemana dia pergi. Hal ini sangat meresahkan penduduk desa dan sekitarnya. Oleh karena itu, aku pindah ke kota demi keamanan.
"Frey, aku ketoilet bentar ya." ucap Austin.
"hmm" jawab Freya.
Aku melihat Austin pergi dan kembali melihat Freya.
"Pacar lu ya?" tanyaku.
"Hah?" tanyanya balik.
"Austin pacar kamu?" tanyaku memperjelas.
"Bukan ihh ngacooo!!" kata Freya.
"yah padahal cocok lohh." ucapku sedikit meledek.
"kita itu udah temenan dari kecil, lagian dia juga udah punya pacar kok." jelas Freya.
"yang mana?" tanyaku penasaran.
"anak kelas kita namanya Rara." ucapnya.
"oh yang tinggi itu?"
"Hmm" jawabnya mengangguk.
Siapa sangka jika Austin sudah memiliki pacar, sungguh sayang sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Silence
Misterio / SuspensoDia menatap, kemudian tersenyum melihat orang tua itu jatuh. Darah segarnya mengalir bagaikan air mengalir. Warnanya merah sesuai dengan warna kesayangannya. Dia menghampiri orang itu dan berkata "Aku tidak suka berisik!!" lalu pergi dengan tawa d...